TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Jadwal imsak
Dewan Pers

IHSG Menguat Kembali

Reporter & Editor : AY
Kamis, 20 Maret 2025 | 09:31 WIB
Presiden Prabowo rapat bersama Anggota DEN. Foto : Ist
Presiden Prabowo rapat bersama Anggota DEN. Foto : Ist

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) perlahan pulih setelah anjlok hampir 7 persen pada perdagangan Selasa (18/3/2025). Pada perdagangan Rabu (19/3/2025), pasar saham menguat dan ditutup di zona hijau. Sementara itu, nilai tukar rupiah masih menunjukkan pelemahan.

 

Pada perdagangan Rabu (19/3/2025), IHSG  ditutup menguat signifikan, naik 88,27 poin atau 1,42 persen ke level 6.311,66. Sejak awal perdagangan, IHSG bergerak positif meski sempat mengalami tekanan jual di awal sesi. 

 

Setelah jeda makan siang, indeks kembali menguat dan berhasil mempertahankan tren positif hingga penutupan pasar. Penguatan ini turut dipengaruhi oleh pergerakan positif beberapa saham unggulan di sektor perbankan, infrastruktur, dan konsumer.

 

Selain IHSG, indeks LQ45 juga mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen ke level 711,67. Di sisi lain, indeks saham regional Nikkei 225 Jepang justru melemah 0,25 persen ke posisi 37.751,88. 

 

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus tertekan hingga penutupan perdagangan Rabu (19/3/2025). Di pasar spot, rupiah ditutup melemah 0,63 persen ke level Rp 16.531 per dolar AS. 

 

Pelemahan ini menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan kinerja terburuk di kawasan Asia. Hingga pukul 16.00 WIB, mayoritas mata uang di kawasan Asia tercatat melemah, dengan won Korea Selatan berada satu tingkat di atas rupiah setelah turun 0,3 persen terhadap dolar AS.

 

Sementara, Bank Indonesia (BI) menyatakan nilai tukar rupiah tetap stabil. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, nilai tukar rupiah tetap stabil berkat konsistensi kebijakan stabilisasi yang diterapkan oleh BI. Stabilitas ini terlihat dari performa rupiah yang relatif lebih kuat dibandingkan mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia, serta lebih stabil dibandingkan mata uang negara maju di luar dolar Amerika Serikat.

 

Hingga 18 Maret 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat menguat sebesar 0,94 persen secara point to point (ptp)," ujar Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI di Gedung Thamrin, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

 

Ke depan, Perry optimistis nilai tukar rupiah akan tetap stabil. Hal ini didukung oleh komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar, imbal hasil investasi yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif.

 

BI juga memperkuat strategi stabilisasi nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental ekonomi melalui intervensi di pasar valuta asing pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

 

"Strategi dan instrumen operasi moneter pro-market terus diperkuat untuk mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi,” kata Perry.

 

Dalam kesempatan tersebut, Perry juga merespons IHSG yang sempat anjlok sampai perdagangan dihentikan sementara selama 30 menit pada Selasa (18/3/2025). Kata Perry, kondisi penurunan harga saham tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga AS dan negara Asia lainnya.

 

Perry memastikan, aset keuangan di Indonesia khususnya instrumen SBN dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) akan tetap menarik bagi investor asing. Terutama dari sisi imbal hasil yang kompetitif dibandingkan negara-negara lain.

 

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan hal yang senada. Menurut dia,  anjloknya IHSG sangat terkait dengan sentimen ekonomi di global yang akhirnya mempengaruhi ke domestik. Kebijakan dari Presiden AS Donald Trump disebut memberikan dampak terhadap ekonomi secara keseluruhan.

 

Prabowo Panggil Luhut, Airlangga Dan Sri Mulyani 

 

Sehari setelah IHSG anjlok, Presiden Prabowo Subianto memanggil tim ekonominya ke Istana, Jakarta. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tiba lebih dahulu di Istana sekitar pukul 15.38 WIB. Tak lama berselang hadir Ketua  Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Sri Mulyani.

 

Kepada wartawan, Airlangga mengatakan, Presiden memberikan arahan untuk mempermudah dan menyederhanakan ketersediaan bahan baku serta rantai pasok (supply chain) industri. Selain itu, Pemerintah juga berkomitmen untuk merespons isu barang-barang yang terkena tindakan anti-dumping agar industri dalam negeri tetap kompetitif.

 

Airlangga mengatakan, Pemerintah akan memperbaiki dan mempermudah perizinan bagi investor yang berminat masuk ke industri padat karya, khususnya sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Airlangga menambahkan, Pemerintah akan membentuk satgas untuk menjalankan deregulasi dan debirokratisasi maupun permudahan izin untuk pengembangan industri termasuk terkait dengan Amdal.

 

Airlangga juga menegaskan fundamental ekonomi Indonesia masih kuat dengan pertumbuhan ekonomi yang solid dan inflasi inti yang terkendali hingga Februari 2025. Indeks keyakinan konsumen pada Februari tercatat tinggi di angka 53,6, sementara pertumbuhan kredit Januari mencapai 10,3 persen. 

 

Cadangan devisa akhir Februari berada pada level tinggi, dan neraca perdagangan hingga Februari mencatat surplus 6,61 miliar dolar AS. Pemerintah juga akan merevisi Keppres terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memperkuat pembiayaan sektor produktif. 

 

"Melalui berbagai capaian positif tersebut, pemerintah optimistis bahwa perekonomian Indonesia akan terus tumbuh secara berkelanjutan di tengah tantangan global," kata Airlangga. 

 

Pengamat ekonomi senior sekaligus Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menilai, keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu (19/3/2025) sebagai langkah yang tepat dan antisipatif. 

 

Ryan menyebut langkah Bank Sentral mempertahankan BI Rate di tengah gejolak pasar keuangan domestik menunjukkan sikap pro-stability yang diperlukan dalam kondisi tekanan eksternal yang kuat. Ia menyoroti penurunan drastis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (18/3/2025) dan pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang tahun ini sebagai gambaran nyata situasi pasar.

 

“Keputusan BI yang mencerminkan stance pro stability memang menjadi prioritas utama di saat tekanan eksternal begitu kuat akibat kebijakan ekonomi AS di bawah Presiden Donald Trump yang dinilai 'anti mekanisme pasar',” jelas Ryan dalam analisis tertulisnya.

 

Selain faktor eksternal, sentimen negatif di dalam negeri turut membebani nilai tukar rupiah. Revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh lembaga internasional seperti OECD, serta komunikasi kebijakan yang dinilai kurang efektif terkait isu PPN 12 persen, LPG 3 kg, defisit APBN, dan Danantara, turut memperburuk persepsi pasar.

 

Menurutnya, upaya membangun narasi positif terkait perkembangan ekonomi domestik sangat krusial untuk mengembalikan optimisme pasar. Harapannya, penguatan kembali nilai tukar rupiah, IHSG, dan indeks sektoral dapat tercapai sesuai fundamentalnya.

Komentar:
Perpus
Purpus
Perpus
Perpus
Perpus
Pwrpus
Perpus
Perpus
ePaper Edisi 20 Maret 2025
Berita Populer
02
Jakarta Hadang Banjir Pake Karung Pasir

Nasional | 14 jam yang lalu

03
Jalur Kereta Api Rangkasbitung-Labuan Jadi PSN

Pos Banten | 2 hari yang lalu

04
Anggaran THR ASN Disiapkan Rp 61 Miliar

Pos Banten | 1 hari yang lalu

06
Marc Marquez Makin Perkasa

Olahraga | 2 hari yang lalu

07
Liga NBA, Lakers Menang Atas Spurs 125-109

Olahraga | 1 hari yang lalu

10
Bupati Dewi Sentil ASN

Pos Banten | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit