TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Tunggu 20 Persen

Oleh: Dahlan Iskan
Editor: Redaksi
Kamis, 10 April 2025 | 10:55 WIB
Dahlan Iskan
Dahlan Iskan

SERPONG - Misalkan Anda jadi Donald Trump. Lalu kebijakan Anda direspons sangat negatip oleh pasar. Tiap hari harga saham di bursa merosot. Harga-harga kebutuhan pokok naik. Orang-orang kaya kehilangan kekayaan. Bertriliun rupiah. Orang-orang miskin menghadapi kenaikan harga --sekaligus penurunan santunan dari negara.

 

Apa yang akan Anda lakukan? Mengakui kebijakan Anda keliru? Membatalkan kebijakan?

 

Trump bukan Anda. Ia terus bermain golf --antara lain untuk memberikan sinyal bahwa ia tidak panik. Ia tetap yakin dengan keputusannya: harus menaikkan tarif bea masuk untuk negara musuh maupun negara sahabat --bahkan tetangga terdekat.

 

Lihatlah komentar cool Trump ini. "Anda tidak kehilangan kekayaan apa pun --kalau Anda tidak jual saham Anda," ujar Trump.

 

Artinya: kehilangan kekayaan besar-besaran itu hanya anggapan. Hanya perhitungan di atas kertas. Agar kekayaan tidak hilang caranya mudah: jangan jual saham. Kalau pun mau jual tunggu harganya sudah naik kembali.

 

Pun ketika harga saham sudah turun sebanyak 12 persen --sejak ia dilantik sebagai presiden-- Trump masih bisa bilang begini: sesekali pasar modal perlu minum obat.

 

Berarti Trump sebenarnya mengakui pasar modal lagi sakit. Tapi akan bisa sembuh kembali. Bahkan Amerika Serikat akan menjadi negara kaya lagi.

 

Orang-orang di Gedung Putih juga tetap pede. Tidak ada tanda-tanda terjadi perbedaan sikap.

 

Para pengamat Gedung Putih sepakat: tim Trump kali ini sangat kompak. Sekarang ini hanya ada satu matahari: Trump itu sendiri.

 

Berbeda dengan di masa pertama Trump jadi presiden. Waktu itu, tulis para pengamat, setiap orang di Gedung Putih merasa sebagai presiden.

 

Seberapa sabar rakyat Amerika menghadapi keadaan yang terus memburuk?

 

"Sampai penurunan harga saham mencapai 20 persen," ujar seorang dedengkot pasar modal di sana. Penurunan ke tingkat 20 persen itu mungkin akan terjadi satu minggu lagi.

 

Respons dunia atas kebijakan tarif Trump akan ikut menentukan capaian level 20 persen itu. Sejauh ini baru Tiongkok dan Kanada yang membalas dengan pengenaan tarif tinggi yang setara.

 

Vietnam "menyerah": akan menurunkan tarif impor barang dari Amerika. Indonesia yang ketergantungan pada Amerika tidak setinggi Vietnam juga tidak akan konfrontasi.

 

Namun yang paling ditunggu adalah sikap Uni Eropa. Atau sikap baru Kanada setelah tahu partai apa yang menang di Pemilu dua minggu lagi.

 

Apa yang terjadi bila penurunan harga saham mencapai 20 persen?

 

Kelihatannya parlemen yang akan bersikap. Memang parlemen kali ini dikuasai penuh oleh partai pendukung Trump. Baik di House maupun di Senat. Tapi Partai Republik adalah partainya orang-orang kaya. Mereka lagi jadi korban terbesar idola mereka.

 

Sikap parlemen yang sedang dipikirkan adalah: bukan menurunkan Trump. Tapi akan membuat putusan bahwa kebijakan tarif Trump tersebut ilegal. Tidak melalui persetujuan parlemen. Harus dibatalkan.

 

Sekarang pun sudah ada yang mengatakan ilegal. Tapi mayoritas di parlemen tutup mata. Mereka masih sabar. Batas kesabaran itu di angka 20 persen tadi.

 

Kalau sampai di angka itu pun parlemen tidak bersikap mereka sendiri sangat takut: di Pileg dua tahun lagi Partai Republik bisa kehilangan dukungan mayoritas.

 

Maka biar pun Anda belum  memegang satu pun saham di pasar modal Amerika, baiknya tiap hari Anda mulai mencatat: hari ini turun menjadi berapa dan besok turun lagi berapa. Kapan angka 20 persen terjadi.

 

Menghitung kekayaan orang bisa membuat Anda melupakan rupiah sudah di level berapa. Apalagi yang Anda hitung itu lehilangan kekayaan mereka.

Komentar:
Berita Lainnya
Dahlan Iskan
Bulan Ranjang
Jumat, 11 April 2025
Dahlan Iskan
Poo Makna
Rabu, 09 April 2025
Dahlan Iskan
Relawan Tahalele
Rabu, 26 Maret 2025
Dahlan Iskan
Setahun Sekali
Selasa, 25 Maret 2025
Dahlan Iskan
Ketinggalan Malas
Senin, 24 Maret 2025
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit