Bulan Ranjang

SERPONG - Inilah kelihatannya pemegang rekor baru Indonesia: Jember. Belum sampai dua bulan, P1 dan P2 nya sudah konflik.
P1 adalah istilah untuk bupati dan P2 adalah wakil bupati. "P" adalah nomor pelat nomor kendaraan Jember.
Seorang pengacara terkemuka Surabaya punya mobil Rolls-Royce. Namanya: Dr Tonic Tangkau SH MH. Pelat nomornya: P 21. Anda sudah tahu: P21 adalah penanda bahwa perkara yang dilimpahkan polisi ke kejaksaan sudah bisa diproses lebih lanjut.
Kinflik P1 dan P2 bisa jadi berlanjut ke saling mengadu ke polisi. Bisa-bisa P21.
Konflik kepala daerah dan wakilnya seperti itu biasanya terjadi setelah enam bulan masa jabatan. Jember mungkin berprinsip "lebih cepat lebih baik".
Pasangan itu beda usianya memang jauh sekali: 37 dan 65 tahun. Bupati Gus Muhammad Fawait jauh lebih muda dari wakil bupati Pak Djos (Djoko Susanto).
Sejak kecil. Gus Fawait kelahiran Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember. Pak Djos orang Kediri.
Keduanya juga beda latar belakang. Gus Fawait aktivis. Pak Djos pegawai negeri.
Gus Fawait adalah ketua Ansor NU yang ketika mahasiswa di Unair aktif di HMI. Ia sarjana ekonomi Unair dengan master manajemen dari UGM. Kini kuliah lagi di S3 ekonomi Unair.
Penyebab konflik sangat klasik. P2 merasa lebih banyak keluar biaya: untuk Pilkada. Setelah terpilih tidak banyak dilibatkan dalam menentukan kebijakan. Terutama di saat pengangkatan pejabat-pejabat tinggi daerah.
Jember termasuk sangat cepat mengganti 17 kepala dinas dan jabatan setingkat. P2 merasa tidak diajak bicara. Maka, sejak itu, P2 terlihat tidak pernah berdua bersama P1.
Bahkan benihnya sudah sejak sebelum itu. Seorang sahabat Disway di sana menceritakan konflik itu bermula sejak P1 pulang dari retreat di Magelang. Sebagai bupati yang dilantik di Jakarta ia harus segera ke Magelang. Tidak sempat ada perayaan selamat datang.
Perayaan baru terjadi saat P1 pulang dari Magelang. Ia disambut ribuan orang. Sendirian. Tanpa P2.
Mereka yang menyambut utamanya jaringan Laskar Sholawat Nusantara (LSN). Gus Fawait memang presiden LSN.
Itulah jaringan yang dibuat Gus Fawait sejak lebih lima tahun lalu. Yakni saat ia mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi Jatim. Dari Partai Gerindra. Dapilnya, Jember dan Lumajang. Jaringan LSN terbentuk di dua kabupaten itu. Sampai ke tingkat desa.
Gus Fawait terpilih. Di Pileg 2024 ia maju lagi. Terpilih lagi. Perolehan suaranya meningkat. Tertinggi se-Indonesia.
Besarnya perolehan suara itu dilihat sebagai modal besar untuk maju sebagai calon bupati. Ia pun mundur dari DPRD. Maju sebagai calon bupati.
Lalu ada mak comblang yang akhirnya menjodohkannya dengan Pak Djos.
Gus Fawait bermodal perolehan suara. Pak Djos bermodal uangnya. Klop.
Umumnya orang Jember tahu siapa mak comblang yang dimaksud: Ir MZA Jalal --sesepuh politik di Jember. Jalal pernah jadi bupati Jember. Dua periode.
Saat Jalal menjabat bupati Pak Djos adalah kepala dinas Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jember. Tentu Jalal tahu betapa kaya Pak Djos. Perjodohan pun dilakukan. Menang 54 persen atas saingan mereka dari PDI-Perjuangan.
Tapi pasangan ini tampaknya tidak sempat berbulan madu. Begitu pulang dari Magelang langsung pisah ranjang.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 17 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu