TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Bongkar Muat Di Priok Sudah Normal, Lalu Lintas Lancar

Reporter: Farhan
Editor: Redaksi selected
Senin, 21 April 2025 | 10:46 WIB
Suasana Terminal Peti Kemas Tanjung Priok. Foto : Ist
Suasana Terminal Peti Kemas Tanjung Priok. Foto : Ist

JAKARTA - Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, sudah normal kembali. Ruas jalan dari dan menuju pelabuhan, juga sudah lancar. Pihak pengelola pelabuhan telah menyesuaikan aktivitas bongkar muat, agar macet horor yang terjadi pada Kamis (17/4/2025) tidak terulang lagi.

 

Sejak Jumat (18/4/2025) pagi, jalan di kawasan Tanjung Priok, mulai terurai. Truk-truk kontainer yang sebelumnya tidak bergerak, mulai bisa masuk ke dalam pelabuhan. Namun, masih ada ketersendatan di pintu masuk pelabuhan.

 

Hingga Sabtu (19/4/2025) sore, aktivitas bongkar muat sudah normal seperti biasa. Normalnya proses bongkar muat, membuat arus di sekitaran Tanjung Priok, juga lancar. Jalan Tol JORR, Jalan Yos Sudarso, Jalan Cakung-Cilincing dan sekitarnya, sudah tidak terlihat lagi kemacetan panjang seperti yang terjadi pada Kamis (17/4/2025) malam.

 

Alhamdulillah kemarin hari Sabtu itu sudah normal, karena sudah dilakukan penyesuaian terkait dengan arus bongkar muat barang,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta Syafrin Liputo di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/4/2025).

 

Syafrin meminta kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) selaku pengelola, agar mempertahankan kondisi ini. Sebab, jika terjadi kepadatan di dalam Pelabuhan Tanjung Priok, maka akan berdampak pada kondisi arus lalu lintas di sekitarnya. Ia lantas mencontohkan kemacetan di Jalan Tol JORR hingga Tol Layang MBZ apabila arus lalu lintas di Pelabuhan Tanjung Priok tersendat.

 

Menurutnya, perlu ada pengaturan waktu saat bongkar muat peti kemas. Sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan truk kontainer dalam waktu yang bersamaan.

 

Karena begitu Jalan Raya Cilincing, juga Yos Sudarso dan juga Jalan RE Martadinata, maka otomatis itu bisa kemana-mana, karena akses tol otomatis akan terkunci,” ucapnya.

 

Syafrin menyampaikan pihaknya terus berkoordinasi dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Priok agar kejadian macet horor tidak terulang. “Kami dengan KSOP berkoordinasi secara baik, tentu ini juga akan diterapkan ke depannya,” ujarnya.

 

Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa macet horor yang terjadi sebelumnya. Sebab, penumpukan kendaraan di pelabuhan membuat arus lintas di sekitar Tanjung Priok lumpuh total.

 

Permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, mitra dan stakeholder yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi,” sebut Adi, dalam keterangannya.

 

Adi bilang, pihaknya telah memberikan sejumlah kompensasi kepada pemilik truk kontainer dan kargo yang terjebak macet. Di antaranya menambah waktu pembatasan Surat Penyerahan Peti Kemas (SP2) atau yang bisa disebut Tila (Tanda ikatan legalitas). “Sehingga, ini akan sangat membantu teman-teman pengendara truk atau pemilik kargo,” urai Adi.

 

Selain itu, Pelindo juga tidak menarik biaya bagi pengendara yang masuk pada tapping gate terminal bongkar muat. Bahkan, Pelindo juga menyediakan konsumsi bagi para sopir yang harus menunggu terurainya lalu lintas di Pelabuhan Tanjung Priok. Truk yang terdampak juga diberi perpanjangan masa closing time secara gratis.

 

Closing time adalah batas waktu penerimaan kontainer dalam pelabuhan. Closing time bisa dibedakan menjadi 2 jenis, closing time secara dokumen dan closing time secara fisik peti kemas. “Biasanya closing time dokumen dulu, baru closing time fisik,” jelasnya.

 

Diketahui, kemacetan horor di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sudah terjadi sejak Rabu (16/4/2025) dan puncaknya pada Kamis (18/4/2025) malam. Tol yang mengarah ke Pelabuhan Tanjung Priok macet hingga 9 kilometer. Imbasnya, jalan arteri Yos Sudarso, Marunda, Enggano, dan Plumpang terkena imbasnya.

 

Bukan hanya truk kontainer yang akan melakukan bongkar muat barang, kendaraan pribadi hingga mobil ambulans ikut terkena imbasnya. Butuh waktu berjam-jam bagi kendaraan bisa keluar dari macet parah di Tanjung Priok. Bahkan pasien yang dibawa dengan ambulans menuju RS Koja, terpaksa diturunkan dan didorong keluar karena lalu lintas yang lumpuh.

 

Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Diana Dewi memperkirakan kerugian yang ditanggung pengusaha akibat macet horor itu bisa mencapai Rp 120 miliar dalam dua hari. Angka ini diperoleh dari total kerugian trucking dari jumlah 4.000 unit yang beroperasi akan kehilangan pendapatan minimal Rp1,5 juta per trip.

 

“Jadi total sekitar Rp 120 miliar dalam dua hari,” terang Dewi.

 

Perkiraan kerugian ini disebabkan oleh berbagai dampak. Mulai dari biaya operasional/biaya logistik yang meningkat, penurunan produktivitas, terganggunya rantai pasokan, menggerus profit perusahaan, dan bahkan dapat menyebabkan hilangnya pendapatan bagi pengusaha.

 

Hal ini belum termasuk dengan kerugian bagi pabrikan mencapai puluhan miliar rupiah. Belum lagi kerugian lingkungan akibat polusi udara yang dihasilkan oleh ribuan kendaraan yang terjebak macet.

 

Hal senada disampaikan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Wakil Ketua Bidang Kebijakan Publik Apindo Chandra Wahjudi mengatakan, kemacetan menyebabkan meningkatnya biaya operasional pelaku usaha.

 

“Truk yang biasanya bisa mengangkut satu kali atau lebih dalam sehari. Kemarin hanya bisa jalan satu kali dalam dua hari. Ini menurunkan efisiensi armada,” ungkap Chandra.

 

Selain itu, eksportir juga harus menanggung biaya tambahan akibat penumpukan kontainer atau storage fee, apabila pengiriman tertunda dan kapal terlewat.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit