TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Hindari Terulangnya Kasus Keracunan

Pengawasan Pelaksanaan MBG Harus Ditingkatkan

Reporter: Farhan
Editor: AY
Kamis, 24 April 2025 | 10:02 WIB
Siswa di Cianjur mendapatkan perawatan karena keracynan makanan MBG. Foto : Ist
Siswa di Cianjur mendapatkan perawatan karena keracynan makanan MBG. Foto : Ist

JAKARTA - Kasus keracunan makanan yang dialami anak didik di sejumlah daerah dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus menjadi pelajaran Pemerintah. Pentingnya memperketat pengawasan standar operasional pelaksanaan program MBG agar penerima manfaat bisa mendapat makanan berkualitas.

 

Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani meminta semua pihak yang menjalankan program MBG memprioritaskan kualitas dan keamanan makanan. Dengan begitu, kasus keracunan makanan yang dialami peserta didik bisa dihindari dan tidak kembali terjadi.

 

Netty menduga, sejumlah kasus keracunan makanan di daerah, seperti di Batang hingga Cianjur, terjadi lantaran standar pelaksanaan Program MBG di daerah tersebut belum maksimal.

 

Sebab itu, dia mendorong perbaikan di sektor tersebut, memastikan implementasi MBG benar-benar berkualitas, tepat sasaran dan mampu menghadirkan generasi emas Indonesia.

 

“Kualitas dan keamanan makanan untuk anak-anak harus jadi prioritas utama. Pengawasan terhadap keseluruhan standar operasional harus dilakukan dengan cermat, agar bantuan Pemerintah tak berubah menjadi musibah,” ujar Netty dalam keterangannya, dikutip Rabu (23/4/2025).

 

Dia meminta Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar pelaksanaan Program MBG. Di antaranya, memperbaiki mekanisme pengawasan lapangan, menghadirkan standar penyediaan makanan yang aman dan bergizi, serta menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam pencairan dana.

 

MBG harus dipahami sebagai program yang membangun generasi unggul di masa depan. Sebab itu, program MBG membutuhkan dedikasi, kesungguhan, dan dukungan dari semua pihak. Sebagai leading sector, BGN harus memastikan hal itu terwujud,” cetusnya.

 

Meski begitu, Netty juga menyampaikan apresiasi kepada para pengelola dapur MBG, yang tetap berkomitmen meneruskan kerja sama meski masih ada kendala dalam proses pembayaran dan operasional lainnya.

 

“Semangat pengabdian dan dedikasi mitra BGN menjalankan program ini harus memicu semua pihak menjalankan tugas dengan baik,” imbaunya.

 

Terpisah, Kepala BGN Dadan Hindayana mengakui adanya dugaan kasus keracunan makanan di daerah, terbaru di Kabupaten Cianjur.

 

Menurut dia, pihaknya sudah mengambil tindakan dengan mengirim sampel makanan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat (Jabar).

 

“Sampel MBG yang dimasak Senin 21 April 2025 telah dikirim ke labkesda provinsi setempat. Kami masih menunggu hasil sampel yang sudah dikirimkan. Nanti kami akan update informasinya, setelah hasil laboratorium keluar,” jelasnya.

 

Dadan juga menyampaikan empati dan kepedulian terhadap insiden yang menimpa puluhan siswa itu. Dia menegaskan, keselamatan para siswa merupakan prioritas utama Pemerintah dalam program MBG.

 

“Kami menyampaikan rasa empati dan berharap seluruh siswa segera pulih. Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah prioritas utama. Kami sedang melakukan pemeriksaan terkait dugaan penyebab keracunan, apakah berasal dari MBG atau bukan,” tuturnya.

 

Selain itu, lanjut Dadan, pihaknya juga telah mengambil sejumlah langkah antisipasi, seperti peningkatan pengawasan standar penyimpanan makanan di dapur MBG dan penyempurnaan sistem berskala nasional.

 

Kami juga mendorong transparansi jadwal menu harian melalui kanal digital, serta peningkatan kapasitas pelatihan keamanan pangan bagi seluruh penyedia,” tandasnya.

 

Diketahui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Jabar, menetapkan keracunan yang menimpa puluhan siswa dari dua sekolah di Cianjur, yakni Madrasah Aliyah Negeri (MAN 1) dan SMP PGRI 1 Kabupaten Cianjur, sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kasus yang terjadi pada Selasa (22/4/2025), diduga disebabkan oleh konsumsi MBG.

 

Sebelumnya, kasus keracunan makanan diduga dari MBG juga terjadi di Batang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (14/4/2025). Kasus itu terjadi di SDN Proyonanggan.

 

Kasus keracunan MBG di sejumlah daerah juga ramai diperbincangkan netizen di media sosial X.

 

“Kasus keracunan di Cianjur itu hanya satu dari sekian kasus keracunan makananan dari MBG. Mungkin pengawasannya agak longgar, sehingga penyimpanan atau penyajiannya kurang higienis,” cuit akun @robtaorange.

 

“Saya menudukung MBG. Harus diakui, tidak semua siswa bisa memperoleh makanan yang layak di rumah mereka. Tapi, harus diperhatikan betul gizi dan kualitas masakannya, pak,” tulis akun @rohmaewiddya.

 

MBG itu bagus. Terjadinya keracunan di satu daerah jangan digeneralisir. Adanya kasus menandakan, pihak penyelenggara MBG perlu diawasi dan diberikan bimbingan,” ujar akun @8347928r97832_.

 

“SOP-nya perlu dievaluasi, tapi programnya jangan dihapus. Sebab, MBG bisa mendongkrak kualitas gizi anak-anak,” timpal akun @ags-nung_hidaytat.

Komentar:
ePaper Edisi 24 April 2025
Berita Populer
01
Urai Kesemrawutan, Uji Coba Satu Arah Di Pisangan

TangselCity | 2 hari yang lalu

03
Real Madrid Vs Getafe, Pembuktian Don Carlo

Olahraga | 1 hari yang lalu

04
06
07
Paus Fransiskus Meninggal Dalam Usia 88 Tahun

Internasional | 2 hari yang lalu

08
Victor Osimhen Pasukan Baru Man United

Olahraga | 1 hari yang lalu

10
Penonton Film Jumbo Tembus 4 Juta

Nasional | 1 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit