TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Perang Makin Membara, Iran Digempur Israel

Reporter: Redaksi
Editor: AY
Sabtu, 14 Juni 2025 | 10:18 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

IRAN - Timur Tengah kembali memanas. Israel melancarkan serangan besar-berasan ke Iran, Jumat (13/6/2025) dini hari. Serangan negeri Zionis tersebut membuat Timur Tengah semakin diliputi ketidakpastian dan memicu potensi perang regional yang lebih besar dan kian membara.

 

Israel meluncurkan ratusan rudal dan roket, menghancurkan fasilitas nuklir Iran. Berdasar laporan CNN, pengayaan bawah tanah uranium terbesar Iran, Natanz, terbakar hebat usai serangan pertama Israel. Asap membumbung tinggi sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Fasilitas nuklir ini terletak 250 kilometer di selatan Ibu Kota Iran, Teheran. 

 

Israel juga menggempur jantung Kota Teheran. Wilayah Hamedan, Isfahan, Ahvaz, Lorestan, hingga Kermanshah juga jadi target sasaran. Ledakan dahsyat terdengar di sejumlah kota tersebut.

 

Meski sistem pertahanan udara Iran aktif di berbagai wilayah, sejumlah roket Israel berhasil menghantam kawasan permukiman. Di wilayah barat daya Teheran, dua kompleks apartemen terkena rudal dan menimbulkan banyak korban. Namun, belum ada angka resmi dari Pemerintah Iran.

 

Sejumlah petinggi militer Iran tewas akibat serangan ini. Jaringan berita negara Iran, IRINN, mengkonfirmasi, mantan Kepala Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, dan Panglima Tertinggi Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) Jenderal Hossein Salami, tewas. Shamkhani adalah penasihat utama Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, yang juga Sekretaris Dewan Keamanan Nasional sepanjang hampir satu dekade.

 

Akibat serangan ini, Bandara Internasional Imam Khomeini ditutup sementara. Seluruh penerbangan dibatalkan. 

 

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberi nama serangan ini: Operation Rising Lion. Serangan ke Iran melibatkan 200 jet tempur. Netanyahu mengklaim, menargetkan jantung program rudal balistik Iran, fasilitas nuklir, program senjata, fasilitas utama pengayaan uranium, hingga ilmuwan nuklir.

 

Dia menyebut, serangan terhadap Iran tersebut akan berlangsung selama beberapa hari. "Kami menargetkan ilmuwan terkemuka yang bekerja pada bom Iran," ujar Netanyahu, dalam sebuah video seperti dilansir CNN, Jumat (13/6/2025).

 

Merasa serangannya sukses, Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, menampilkan sikap jumawa. Dia bilang, musuh yang berupaya menghancurkan Israel akan dilenyapkan. 

 

Penargetan tepat sasaran terhadap para komandan senior Garda Revolusi, militer Iran, dan para ilmuwan nuklir, yang semuanya terlibat dalam memajukan rencana untuk menghancurkan Israel. Mereka yang berupaya menghancurkan Israel akan dilenyapkan," ucap Katz, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (13/6/2025), 

 

Iran jelas tak tinggal diam dengan serangan ini. Iran siap balas dendam. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memperingatkan Netanyahu akan menghadapi hukuman berat atas kejahatan yang dilakukannya saat fajar. Militer negara yang dulu bernama Persia ini tak akan ada batasan dalam serangan pembalasan.

 

"Para penerus dan kolega mereka yang menjadi martir, insya Allah akan segera melanjutkan tugas tanpa jeda. Dengan kejahatan ini, rezim Zionis telah menyiapkan nasib yang pahit dan menyakitkan bagi dirinya sendiri dan pasti akan menerimanya," ancam Ayatollah, dalam pernyataan yang dirilis media resmi Iran IRNA, Jumat (13/6/2025).

 

Dia melanjutkan, Israel harus siap menerima hukuman berat. "Dengan izin Allah, lengan perkasa Angkatan Bersenjata Republik Islam tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja," tegas Khamenei.

 

Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan, serangan besar-besaran Israel sebagai deklarasi perang. "Ini deklarasi perang. Kami meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera menangani masalah ini," kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, seperti dilansir AFP, Jumat (13/6/2025).

 

Iran telah mulai melakukan serangan balasan dengan meluncurkan drone, jet tempur, dan menembakkan rudal balistik dari wilayah Lorestan. "Iran meluncurkan sekitar 100 kendaraan tak berawak ke wilayah Israel, yang sedang berusaha kami cegat," aku Juru Bicara Militer Israel Brigadir Jenderal Effie Defrin, seperti dikutip CNN.

 

Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Jakarta menegaskan, serangan Israel menyalahi Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Iran punya hak membalas sebagai bentuk pembelaan diri. "Sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB, Iran memiliki hak hukum dan sah untuk membela diri," bunyi keterangan tertulis Kedubes Iran, Jumat (13/6/2025)

 

Iran mendesak dunia mengambil langkah bersama untuk menghadapi manuver berbahaya Israel, yang mengancam perdamaian dan keamanan dunia secara serius. "Segala konsekuensi berbahaya dari agresi luas yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap tanah air kami, Republik Islam Iran, sepenuhnya menjadi tanggung jawab rezim tersebut dan para pendukungnya," lanjut pernyataan itu.

 

Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) RI mengutuk serangan militer Israel ke Iran. Serangan ini berisiko memperburuk ketegangan di kawasan serta berpotensi memicu konflik yang lebih luas.

 

"Tindakan ini merupakan pelanggaran hukum dan melemahkan dasar-dasar hukum internasional," tulis Kemlu RI lewat postingan di akun media sosial resmi X, @Kemlu_RI. 

 

Indonesia menyerukan semua pihak menahan diri, menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan dan menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut. Kemlu RI juga mengingatkan pentingnya dialog dan diplomasi.

 

Reaksi internasional seragam. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk dan menyerukan de-eskalasi. "Sangat khawatir perihal serangan Israel terhadap instalasi nuklir di Iran di saat pembicaraan antara Iran dan Amerika Serikat mengenai status program nuklir Iran sedang berlangsung," kata Wakil Juru Bicara Sekjen PBB, Farhan Haq, dalam sebuah pernyataan.

 

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian juga khawatir atas meningkatnya eskalasi ini. "China sangat khawatir tentang konsekuensi besar atas tindakan tersebut. Semua pihak, utamakan perdamaian dan stabilitas serta menghindari eskalasi lebih jauh," kata Lin Jian, seperti dikutip AFP. 

 

Kremlin, Kantor Kepresidenan Rusia, mengutuk serangan Israel dan prihatin atas eskalasi tajam antara Tel Aviv dan Teheran. Pemerintah Rusia menyerukan warga negaranya yang ada di kedua negara tersebut menjauhi konflik.

 

"Rusia prihatin dan mengutuk eskalasi ketegangan yang tajam. Merekomendasikan setiap warga Rusia untuk tidak bepergian ke sana sampai situasi kembali normal," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir AFP, Jumat (13/6/2025).

 

Australia, Selandia Baru, dan Jepang, menyuarakan keprihatinan atas stabilitas regional, serta mendesak semua pihak menahan diri.

 

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menegaskan tak terlibat dalam tindakan Israel. Menlu AS Marco Rubio memperingatkan Iran agar tidak menyerang fasilitas AS di kawasan tersebut. 

 

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia dan Sekolah Tinggi Hukum Militer Hikmahanto Juwana menduga, serangan Israel mendapat restu dari AS. Ada tiga alasan. Pertama, sebelum menjabat, Donald Trump mengatakan penyelesaian masalah di Gaza adalah dengan melakukan serangan ke Iran.

 

Kedua, Trump menyatakan akan ada konflik yang masif di Timur Tengah bila negosiasi antara AS dan Iran terkait kemampuan senjata nuklir Iran di Oman, gagal. "Saat ini negosiasi tersebut sepertinya telah gagal," katanya, kepada Rakyat Merdeka, Jumat malam (13/6/2025).

 

Terakhir, Trump ingin negara-negara di Timur Tengah tunduk dengan keinginannya. Bila tidak, akan diserang seperti Iran. Bagi AS, bila langsung menyerang Iran, tak ada dasar dalam hukum internasional. AS akan dituduh melanggar Piagam PBB dan Hukum Internasional. Oleh karenanya, Israel jadi proxy AS untuk melakukan penyerangan ke Iran dengan alasan hak membela diri.

 

"Intinya serangan terhadap Israel merupakan serangan terhadap AS. Karenanya AS bisa melakukan serangan ke Iran," tuturnya.

Komentar:
ePaper Edisi 13 Juni 2025
Berita Populer
02
Lokasi SIM Keliling Tangsel Kamis 12 Juni 2025

TangselCity | 2 hari yang lalu

03
05
07
SPMB Untuk SMP Segera Dibuka

TangselCity | 2 hari yang lalu

08
Lokasi SIM Keliling Tangsel Jumat 13 Juni 2025

TangselCity | 1 hari yang lalu

10
Dewan Hadi Menilai Partisipasi Masyarakat Rendah

Pos Banten | 2 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit