TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Menhub Sibuk Urus Persiapan

Jokowi Dan Xi Jinping Mau Jajal Kereta Cepat

Laporan: AY
Senin, 03 Oktober 2022 | 08:56 WIB
Presiden Jokowi bersama Presiden China Xi Jinping. (Ist)
Presiden Jokowi bersama Presiden China Xi Jinping. (Ist)

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau perkembangan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) jelang kunjungan Presiden Jokowi bersama Presiden China Xi Jinping. Kunjungan Menhub ke lokasi proyek KCJB ini untuk memastikan proses berjalan lancar.

Rencananya, Jokowi dan Jinping bakal melakukan sidak proyek KCJB dengan menaiki kereta inspeksi pada Novem­ber 2022, sekaligus bertepatan dengan berlangsungnya Kon­ferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

BKS- sapaan Budi Karya Sumadi, meninjau kesiapan proyek kereta cepat di Stasiun KCJB Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kemarin. BKS didampingi Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi.

“Suatu kebanggaan Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki kereta cepat,” ujarnya.

Eks Dirut Angkasa Pura ll ini mengatakan, KCJB memben­tang dari Stasiun Halim-Stasiun Karawang-Stasiun Padalarang hingga Depo Tegalluar.

Hal yang menjadi fokus utama penyelesaian proyek tersebut adalah jalur di Stasiun Pada­larang.

Karena, Stasiun Padalarang akan menjadi stasiun perjumpaan antara kereta cepat dengan kereta feeder KCJB yang akan menuju Stasiun Bandung.

“Kami targetkan perjalanan kereta cepat dari Jakarta ke Bandung akan menempuh waktu 52 menit. Dari Jakarta ke Padalarang 30 menit dan dari Padalarang ke Bandung (menggunakan kereta feeder) 22 menit,” jelasnya.

BKS juga menegaskan, nanti­nya bila sudah beroperasi, kereta cepat akan memberikan banyak manfaat termasuk pembukaan lapangan kerja.

Tak hanya bagi masyarakat Indonesia, menurutnya, kereta cepat bakal membuka kesem­patan kerja bagi pekerja China. Sekaligus jadi pintu bagi tenaga kerja lokal untuk mencuri ilmu dari China.

“Saya juga minta ilmuwan kita dilibatkan di sini, sehingga pengetahuan yang baik ini bisa bermanfaat bagi dunia konstruk­si Indonesia, dan juga perguruan tinggi,” katanya.

Berdasarkan data KCIC, pro­gres KCJB saat ini sudah men­capai 86 persen. Ditargetkan, proyek dapat dilakukan uji coba pada Maret 2023 dan beroperasi pada Juni 2023.

Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan, nantinya kedua kepala negara akan menggu­nakan Kereta Electric Multiple Unit Comprehensive Inspection Train (EMU-CIT) atau kereta inspeksi.

Kereta yang didatangkan dari China ini digunakan sebagai pendukung perawatan seluruh gerbong Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

“Pada acara G20, Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping akan menggunakan Kereta CIT atau kereta inspeksi dan melihat langsung teknologi kereta CIT,” ujarnya.

Kemudian, kata Dwiyana, rombongan presiden nantinya akan melakukan perjalanan sepanjang 15 kilometer (km) dengan kecepatan. Sementara dibatasi sampai dengan 80 kilometer/jam dari area Kopo, Bandung hingga Depo Tegalluar, Kabupaten Bandung.

“Gelaran G20 ini menjadi salah satu fokus kami saat ini. Kami juga terus melakukan percepatan pembangunan dan penyelesaian agar proyek KCJB ini bisa selesai sesuai target,” katanya.

Dwiyana meminta dukungan masyarakat agar pembangunan proyek kereta cepat ini bisa berjalan lancar.

“Kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat agar proyek ini bisa berjalan baik dan bisa beroperasi sesuai target yang telah ditetapkan,” ucapnya.

Sidak Sarana

Selain meninjau proyek KCJB, BKS juga meninjau Stasiun Padalarang yang tengah dilaku­kan sejumlah pembangunan prasarana perkeretaapian.

Sarana itu dibangun untuk memperlancar perjalanan kereta feeder KCJB dari Stasiun Pada­larang-Stasiun Cimahi-Stasiun Bandung.

Saat ini, Pemerintah tengah melakukan sejumlah pembangunan seperti penataan rel (emplasemen) di stasiun-stasiun antara Padalarang-Bandung.

Pemerintah juga melakukan penanganan perlintasan sebi­dang dengan membangun flyover dan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di tiga titik yaitu di Ciroyom, Cimindi dan Pus­dikpom, Cimahi.

Selain untuk kereta feeder KCJB, jalur Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung merupakan kawasan heritage yang juga dila­lui oleh kereta api lokal Bandung Raya yang dioperasikan oleh PT KAI Commuter.

Jalur Kereta Api Padalarang­Bandung ini melewati sejumlah stasiun, yakni Stasiun Gado­bangkong, Stasiun Cimahi, Sta­siun Cimindi, Stasiun Andir, Stasiun Ciroyom, dan Stasiun Bandung.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur KCJB dilakukan dalam rangka menciptakan sistem transportasi yang lebih cepat, efisien, ramah lingkungan, dan juga terintegrasi dengan moda transportasi lain.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, dengan adanya kereta cepat, opsi perjalanan masyarakat dengan rute Jakarta-Bandung makin bertambah.

“Jakarta-Bandung bisa 1 jam lebih melalui tol (Japek II) itu tidak sampai ke pusat kota karena akan antre di pintu tol. Kalau KCJB bisa sampai pusat kota (dalam waktu 1 jam) walau harus berganti rangkaian kereta,” ujarnya.

Djoko berharap, Pemerintah segera menyelesaikan aksesibili­tas transportasi umum ke 4 Stasiun KCJB, yaitu Stasiun Halim, Karawang, Padalarang serta Tegalluar.

Selain moda transportasi umum berbasis rel, Djoko meng­harapkan Pemerintah juga dapat mempertimbangkan bus seperti Transjakarta yang menghubung­kan pusat kota dengan stasiun-stasiun KCJB. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo