Bermanfaat Untuk 16,4 Juta Orang Indonesia
Program Kartu Prakerja Diacungi Jempol Dunia

JAKARTA - Program Kartu Prakerja mendapatkan acungan jempol dari dunia atas keberhasilannya memanfaatkan teknologi digital.
Dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun sejak pertama kali diterapkan, Kartu Prakerja telah memberikan manfaat kepada 16,4 juta orang di seluruh Indonesia.
Direktur The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Institute for Lifelong Learning David Atchoarena mengatakan, Kartu Prakerja sebagai game changer dalam upaya meningkatkan pembelajaran di luar pendidikan formal.
“Ini membangun jembatan antara pendidikan formal dan informal. Teknologi menjadi game changer dalam memberikan tempat bagi platform digital untuk pengembangan keterampilan angkatan kerja (upskilling dan reskilling),” kata David dalam Sidang ke-61 Commision for Social Development Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN CSocD-61 PBB) yang digelar di New York, Amerika Serikat, dikutip dari keterangan resminya, kemarin.
Menurut David, pengalaman Kartu Prakerja patut ditiru negara-negara lain. Program yang telah dilakukan ini memberi kesempatan pembelajaran seumur hidup kepada penerima manfaat.
Tujuan pembelajaran sepanjang hayat, antara lain untuk menekan ketidakadilan gender dan ketimpangan ekonomi.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mewakili Indonesia dalam Sidang PBB tersebut mengatakan, program Kartu Prakerja merupakan misi kemanusiaan dengan pemberdayaan yang melibatkan pendidikan, ketenagakerjaan dan kewirausahaan.
Hasilnya, sejak tahun 2020-2022, lebih dari 16,4 juta orang dari seluruh wilayah dan kota di Indonesia telah mengikuti program ini.
"51 persen dari penerima manfaat adalah perempuan, dan 3 persen penyandang disabilitas. Dari mereka yang menganggur, sepertiga kini bekerja, baik sebagai pemilik usaha kecil maupun sebagai karyawan,” papar Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, Kartu Prakerja tidak sekadar membutuhkan kebijakan, pendanaan atau teknologi, juga butuh perubahan radikal dalam institusi dan budaya.
Pelaksanaan Kartu Prakerja juga butuh perubahan dari perusahaan dan individu yang terlibat.
Karena itu, eks anggota DPR ini mengajak dunia berkomitmen dan berkolaborasi mendorong penyediaan akses pendidikan optimal dan setara bagi seluruh masyarakat.
Ekonom dan peneliti ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapore Maria Monica Wihardja mengapresiasi Program Kartu Prakerja.
Menurut Maria, Kartu Prakerja merupakan program Pemerintah pertama di Indonesia dengan implementasi digital end-to-end dan pembayaran Government to Person (G2P) yang berpusat pada penerima manfaat.
"Banyak penerima manfaat Kartu Prakerja mengaku puas dengan pelatihan yang diterima. Dan juga kecepatan pencairan insentif,” ucapnya. rm.id
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 16 jam yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu