Dapat Suara Dari Pro-Jokowi Dan Anti-Jokowi
Prabowo Kanan Kiri Oke
JAKARTA - Keputusan Prabowo Subianto bergabung dalam pemerintahan Presiden Jokowi mulai berdampak pada elektoral. Menteri Pertahanan itu bisa kanan-kiri Oke. Dapat suara dari pro-Jokowi, tapi tetap meraih suara dari yang anti-Jokowi.
Hal itu terpotret dari hasil survei yang dirilis lembaga survei Indo Barometer, kemarin. Survei itu dilakukan pada periode 12-24 Februari 2023 dengan menggunakan metode wawancara tatap muka. Survei dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dengan total responden sebanyak 1.190. Margin of error kurang lebih 2.9 persen pada tingkat kepercayaan di 95 persen.
Dalam survei tersebut, elektabilitas capres masih belum mengalami perubahan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan eks Gubernur DKI Anies Baswedan masih di posisi 3 teratas. Dalam simaluasi 5 nama, Ganjar mendapat 29,4 persen, Prabowo 27,5 persen, Anies Baswedan 23,9 persen, Puan Maharani 1,4 persen, dan Airlangga Hartarto 0,3 persen.
Jika simulasi dikerucutkan pada 3 nama, posisi elektabilitas capres juga belum berubah. Ganjar tetap teratas dengan 36,1 persen, kemudian Prabowo 33,8 persen dan Anies 30,1 persen.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari menegaskan, hasil itu belum final. Sebab, hingga saat ini hanya Prabowo dan Anies yang dipastikan maju menjadi capres. Sementara Ganjar yang justru meraih elektabilitas tertinggi hingga kini nasibnya belum jelas.
Menurutnya, jika Ganjar akhirnya meraih tiket dan dipastikan maju, Qadari memprediksi Pilpres akan berlangsung 2 putaran.
"Karena selisih suara tidak jauh dan tidak ada yang mencapai 50 persen plus 1. Maka kemungkinan besar akan ada pilpres putaran kedua pada 26 Juni 2024," kata Qadari dalam keterangan persnya, kemarin.
Menariknya, jika pilpres hanya diikuti oleh 2 kontestan saja, maka peta kemenangan capres berubah. Prabowo yang di survei berada di peringkat kedua, justru paling berpeluang menang jika harus head to head dengan Ganjar atau Anies.
Bila Prabowo vs Ganjar, kata Qadari, Hasilnya, Prabowo unggul dengan perolehan elektabilitas sebesar 38,5 persen. Sedangkan Ganjar memperoleh elektabilitas sebesar 35,4 persen.
Dalam simulasi yang lain, bila Pilpres 2024 ternyata Prabowo vs Anies. Maka hasilnya, Prabowo tetap yang akan menang dengan selisih suara yang lebih besar. Prabowo unggul dengan 40,3 persen dan Anies meraih 30,7 persen.
“Ini surprise ya, karena Pak Prabowo di tiga nama itu berada di posisi nomor dua, Ganjar nomor satu, tetapi ketika head to head kok Pak Prabowo unggul?” sebut Qodari.
Kenapa Prabowo unggul? Menurut Qadari, kemenangan Prabowo bila berhadapan dengan Ganjar atau Anies, tak lepas dari posisinya selama ini. Prabowo dianggap berada di tengah-tengah.
"Sehingga ketika calon tinggal dua, Pak Prabowo dia dapat pemilih yang anti-Jokowi sekaligus yang dukung Jokowi, jadi, dapat dua-duanya. Untung besar Pak Prabowo ini," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, kemarin.
Qodari menegaskan, Jokowi akan menjadi salah satu variabel penentu kemenangan pada Pilpres 2024 nanti. Jokowi juga merupakan tokoh politik yang memiliki jaringan relawan yang luas sejak tahun 2014. Sehingga capres yang memiliki kedekatan dengan Jokowi bakal kecipratan wanginya.
Apa tanggaan Gerindra? Dihubungi terpisah, politisi Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak bersyukur bosnya mampu mengangkangi dua kandidat lainnya.
"Kami menghormati dan berterimakasih semua hasil survei dengan berbagai simulasinya," imbuh Dahnil, kemarin.
Kendati demikian, Dahnil meyakini hasil tersebut tidak membuat Prabowo jumawa. Kata dia, Prabowo sangat berharap Pilpres 2024 nanti menjadi kontestasi demokrasi yang berjalan sehat.
"Yang jelas komitmen Pak Prabowo berkompetisi di Pilpres tidak boleh menyimpan dan merawat benci," sebut Juru Bicara Menteri Pertahanan tersebut.
Jadi, siapa pun boleh maju dan bertarung asal didukung penuh oleh partai politik dan memenuhi syarat.
"Pak Prabowo siap berkompetisi dengan siapa pun dan beliau juga siap bekerjasama dengan siapa pun juga," jelas mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu.
Sementara, Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis Agung Baskoro menilai temuan ini membuktikan Prabowo punya peluang untuk maju sebagai capres. Walaupun elektabilitasnya tak terpaut jauh dengan Ganjar.
"Artinya ada kemungkinan deadlock soal siapa yang menjadi capres jika ada arahan memasangkan Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar," cetus Agung, kemarin. rm.id
Nasional | 17 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 17 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 17 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu