TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Lobi Prabowo, Paloh Dan Imin

Airlangga Jadi Lokomotif Koalisi Besar

Laporan: AY
Minggu, 02 April 2023 | 08:26 WIB
(Foto : Istimewa)
(Foto : Istimewa)

JAKARTA - Partai Golkar tampaknya serius mewujudkan wacana koalisi besar. Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto disebut sudah melobi Prabowo Subianto, Surya Paloh dan Muhaimin Iskandar untuk membahas wacana tersebut. Airlangga jadi lokomotif Koalisi Besar. 

Wacana koalisi besar kembali menghangat setelah dilontarkan Airlangga usai menghadiri acara buka bersama di Kantor Partai NasDem, pekan lalu.

Wacana tersebut mendapat tanggapan dari parpol lain. Ada yang menyambut hangat, ada pula yang menanggapi dengan dingin. Beberapa parpol menilai wacana ini sulit direalisasikan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Golkar Dave Laksono optimis wacana koalisi besar bisa terealisasi. Kata dia, ketua umumnya, Airlangga, sudah berkomunikasi dengan partai politik lain membahas wacana ini.

Menurut dia, meski saat ini Golkar tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Airlangga secara intens membangun komunikasi dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

"Pak Airlangga terus membangun  komunikasi dengan parpol yang lain, dengan konsep tujuan adalah koalisi besar," kata Dave, di Jakarta, kemarin.

Anggota Komisi I DPR ini menjelaskan, tujuan koalisi besar adalah untuk menghadapi Pemilu 2024 dan memastikan kekuatan pemerintahan selanjutnya. Lalu siapa calon presiden (capres) yang akan diusung dalam koalisi tersebut? Dave bilang, Golkar secara institusi tegas memutuskan Airlangga untuk jadi capres.

Lalu apa hasil dari lobi-lobi tersebut? Putra politisi senior Golkar Agung Laksono ini menyebut, komunikasi tersebut memang belum menghasilkan keputusan. 

"Nanti pada waktunya akan kita sebarkan ke media dan masyarakat,” kata Dave.

Wacana koalisi besar ini ditanggapi beragam dari elite politik Tanah Air. Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid ragu wacana tersebut bisa terwujud. Menurut dia, melihat peta politik, dan koalisi yang sudah terbentuk, serta hasil survei saat ini, koalisi besar mustahil terwujud. Menurut dia, saat ini sudah ada tiga poros politik yang terbentuk. 

"Kelihatannya koalisi besar ini sulit terbentuk. Apalagi kalau lihat realita koalisi-koalisi yang ada," kata Jazilul, kemarin.

Wakil Ketua MPR ini menyebut, koalisi besar hanya keinginan elite politik saja. Masyarakat  tampaknya justru lebih senang pilpres diikuti lebih banyak kontestan, dari pada hanya dua poros koalisi.

"Kalau rakyat inginnya empat Paslon lebih bagus, karena apa? Mau pesta. Karena apa? Kalau ada empat capres, koalisi berarti kan ada empat tim sukses tuh, semua terlibat. Kalau dua, cuma dua tim yang sukses," papar Gus Jazil, sapaan akrabnya. 

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang "Pacul" Wuryanto ikutan ragu pembentukan koalisi besar. Ia menilai, wacana koalisi besar hanya keinginan segelintir politikus.

Meski begitu, Bambang menilai bukan kewenangannya untuk memutuskan mendukung atau menolak wacana itu. Semua terserah keputusan ketua partai. Jadi, wacana ini perlu mendapat analisa dan kajian yang matang. 

"Meski sulit tapi dalam polisi semuanya memungkinkan," kata Bambang. 

Berbeda dengan PDIP, Partai Gerindra menyambut hangat wacana koalisi besar. Politisi Gerindra Habiburokhman mengatakan, wacana ini sangat mungkin terealisasi. Apalagi menurut dia, parpol-parpol yang ada mempunyai kedekatan satu sama lain dan lebih realistis menghadapi pemilu.

"Demi cita-cita yang lebih besar, kami berharap parpol bisa bergabung satu sama lain," kata Habiburokhman.

Meski begitu, Anggota Komisi III DPR ini menegaskan kalau partainya masih tetap loyal dengan PKB dan tetap akan mengusung Prabowo sebagai capres. Jadi menghadapi dinamika yang ada termasuk ajakan membangun koalisi besar, semua diserahkan kepada Prabowo dan Cak Imin.

Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto mengatakan, peluang koalisi besar sangat terbuka. Semua tergantung pembicaraan para ketum parpol. Kalau pembicaraan itu menemui titik temu, dan ada kesepakatan-kesepakatan yang bisa dijadikan komitmen, koalisi besar bisa saja terealisasi. 

"Sebelum mencapai kesepakatan itu pasti ada duduk bersama kan, kenapa membentuk koalisi seperti ini? mendapatkan tugas apa kan? kemudian siapa mendapatkan kursi yang mana? itu kan mesti disepakati," ujar Yandri, kemarin. 

Kendati demikian, saat ini PAN menyatakan komitmen terhadap KIB bersama Partai Golkar dan PPP. Meskipun diakuinya, segala hal terkait koalisi masih sangat dinamis sebelum pendaftaran pasangan capres-cawapres.

"Jadi tidak ada hal yang tabu dalam proses Pilpres, semua masih sangat memungkinkan untuk mencapai sebuah kesepakatan," sambung Wakil Ketua MPR itu. 

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyambut baik usulan koalisi besar. Kata dia, semakin banyak parpol yang tergabung dalam koalisi, justru semakin bagus.

"Kami berharap lebih banyak yang gabung dengan Koalisi Perubahan lebih baik," kata Mardani, kemarin.

Bagaimana prediksi pengamat? Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, saat ini koalisi besar masih sebatas wacana dengan Golkar sebagai lokomotifnya. Menurut dia, terwujud atau tidak koalisi besar ini tergantung seberapa besar kemampuan melobi Airlangga. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo