Ironi Korupsi Di Bulan Suci
PAMULANG - Ramadan adalah bulan suci. Seharusnya Ramadan diisi dengan yang baik-baik, untuk memupuk pahala dan menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan selama 11 bulan sebelumnya. Namun, sungguh ironi, di bulan yang suci ini, masih ada saja pejabat publik di kita yang melakukan korupsi.
Kamis malam (6/4), KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan terhadap Bupati Meranti, Muhammad Adil, bersama para pejabat dan pihak swasta yang terlihat dalam kasus itu. Total, ada 25 orang yang ditangkap KPK.
Dalam kasus ini, Adil diduga menerima uang sebesar Rp 26,1 miliar dalam dugaan tiga kasus korupsi yang dilakukannya. Yang semakin membuat miris, salah satu kasusnya, Adil diduga menerima suap dari pihak travel umrah, pelayanan ibadah yang suci malah dijadikan lahan untuk korupsi.
Kasus ini membukakan kembali mata kita, bahwa sikap rakus sebagian pejabat kita sudah kelewatan. Bahkan, ketika bulan suci tiba, saat setan-setan dibelenggu, mereka masih saja melakukan perbuatan durjana memakan uang haram demi memenuhi nafsu pribadi dan nafsu politiknya.
Adil memang bukan orang pertama yang ditangkap KPK di tengah bulan suci Ramadan. Pada 17 Juli 2014, Ade Swara, yang saat itu menjabat Bupati Karawang, dan istrinya, Nur Latifah, ditangkap KPK pada 19 Ramadan tahun itu. Ade dan istri terbukti menerima suap terkait izin Surat Persetujuan Pemanfaatan Ruang (SPPR) di Karawang.
Lalu ada juga Rudi Rubiandini, yang ditangkap KPK pada 13 Agustus 2013, saat menjabat Kepala SKK Migas. OTT terhadap Rudi terjadi pada 6 Syawal tahun itu. Masih dalam suasana Lebaran dan masih ada sisa-sisa Ramadan.
Kondisi ini tentu membuat masyarakat sangat miris. Jika Ramadan saja, yang merupakan bulan pembakar dosa-dosa, tidak mampu menghalangi nafsu korupsi dari sebagian pejabat kita, bagaimana dengan bulan-bulan lain. Bisa jadi, korupsi di bulan-bulan lain terjadi lebih marak dengan nilai yang lebih besar.
Ini menunjukkan bahwa benteng dari dalam diri para pejabat kita masih sangat lemah. Untuk itu, diperlukan benteng dari luar, untuk menutup celah-celah peluang korupsi. Sekecil apa pun celah itu. Kita juga berharap, KPK terus menancapkan cakar-cakar untuk menjaring siapa saja yang melakukan perbuatan korupsi. Dengan semua itu, semoga ke depan tidak ada lagi perbuatan korupsi, baik di Ramadan maupun di bulan-bulan yang lain.
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu