Proses Tender Mulai Bulan Ini, Proyek IKN Dongkrak Kinerja BUMN Karya
JAKARTA - Pemerintah buka tender proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara bulan ini. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya pun berlomba tancap gas dalam proyek pembangunan di Kalimantan Timur (Kaltim) itu.
Sejauh ini, BUMN Karya yang menyatakan siap jika ditugaskan Pemerintah dalam pembangunan mega proyek IKN, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan, pembangunan dan pengembangan IKN Nusantara di Kaltim bakal menjadi peluang bisnis bagi BUMN. Bahkan, bukan hanya bagi BUMN Karya.
“Termasuk BUMN Energi, Rekayasa Industri serta perusahaan pelat merah terkait lainnya, bisa mendapatkan peluang pekerjaan cukup prospektif. Pembangunan IKN menjadi ajang bagi BUMN Karya memperbaiki kinerja,” jelas Toto kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurutnya, pembangunan dan pengembangan IKN adalah mega proyek yang akan berlangsung dalam beberapa tahap sampai tahun 2045.
“Pasti bakal banyak proyek pembangunan infrastruktur dan sarana yang akan dikerjakan (BUMN),” tutur Toto.
Terpisah, pengamat pasar modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada melihat, proyek di IKN bisa menambah keyakinan pasar pada outlook kinerja saham BUMN Karya ke depan.
Pengamat: Wajar, Karena Potensinya Besar
Sebab, pengerjaan proyek IKN oleh BUMN Karya akan menjadi bukti kinerja masing-masing perusahaan karya bisa terdongkrak. Apalagi, proyek pembangunan infrastruktur di IKN tidak sedikit.
“Jelas dalam jangka panjang akan menambah kepercayaan investor ke emiten BUMN Karya ini,” ucap Reza kemarin kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.
Menurutnya, akibat pandemi, saham-saham emiten konstruksi pelat merah jelas terdampak. Namun, untuk jangka menengah atau panjang masih sangat potensial untuk dikoleksi.
“Mayoritas proyek dari BUMN Karya ini masih berasal dari Pemerintah. Hal ini juga terkait masalah pembayarannya, karena akan berimbas pada arus kas mereka. Sehingga kepastian pembayaran akan tetap ada,” ujar Reza.
Dia optimistis, jika proyek IKN ini berjalan lancar, serta didorong pemulihan ekonomi yang terus terjadi, maka perkembangan dari sejumlah proyek konstruksi bisa kembali bergulir. Dan proyek properti juga dapat meningkat.
“Tentunya, kondisi tersebut memberikan prospek yang baik pada emiten-emiten BUMN Karya,” kata Reza.
Sebelumnya, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan, pihaknya menunggu proses lelang dibuka. Pihaknya menyiapkan proyek infrastruktur mana yang akan Hutama Karya garap.
“Kami berharap bisa masuk,” kata Tjahjo singkat di Jakarta, Kamis (4/7).
Senada, Adhi Karya berharap bisa ikut menggarap beberapa tender proyek-proyek IKN. Misalnya, infrastruktur jalan dan gedung pemerintahan.
Senior Vice President (SVP) Corporate Secretary Waskita Karya Novianto Ari Nugroho mengatakan, Waskita Karya berharap menang tender pembangunan proyek IKN.
“Waskita Karya sangat berminat mengikuti tender-tender proyek di IKN. Perseroan juga menargetkan raihan kontrak baru dari pembangunan proyek IKN,” katanya.
Bahkan, saat ini Waskita sudah membentuk tim persiapan proyek IKN. Sebab, pembangunan proyek IKN dipastikan membutuhkan kerja sama Pemerintah dan badan usaha lainnya. Dengan demikian, BUMN Karya pasti akan dilibatkan melalui proses mekanisme tender.
“Layaknya beauty contest, siapa yang paling bagus desainnya, mutu pekerjaannya, cepat pengerjaannya dan hemat dari segi biaya, akan menjadi pemenangnya,” kata Novianto.
Sebelumnya, Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengakui, perusahaan sedang mengejar proses tender yang dimulai bulan ini.
Dia berharap, di akhir tahun bisa mencapai proses tender, yang dimulai Juli. Karena Pemerintah menargetkan pada 2024 proyek selesai.
“Kami hanya punya waktu yang pendek, Juli proses tender, dan Agustus proses fisik,” ucap Destiawan di Jakarta, (28/6).
Tak hanya itu, Waskita memiliki tugas menggarap infrastruktur di IKN dengan konsep green construction dan hasilnya mendapatkan kualifikasi hijau. Selain IKN, Destiawan mengatakan, perusahaan juga menggarap beberapa proyek hijau.
Hingga Mei 2022, Waskita mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 8 triliun. Perolehan itu setara 25 persen dari target kontrak tahun ini senilai Rp 38 triliun.
“Target Rp 38 triliun kontrak ini berupa infrastruktur, juga ada building (bangunan). Dari beberapa proyek ini sebagian proyek yang diharapkan terus berkembang mendorong green economy,” pungkasnya. (rm.id)
Olahraga | 19 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu