Genjot Perbaikan Kinerja, PP Dan Adhi Karya Garap Jembatan KA Di Filipina
JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT PP (Persero) Tbk berhasil memenangkan dua proyek pembangunan infrastruktur transportasi kereta api (KA) di Filipina. Keberhasilan ini diharapkan mendukung upaya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya memulihkan kinerja.
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menilai, BUMN Karya bisa segera bangkit, dengan melihat berbagai upaya yang tengah dilakukan. Dia mendorong, BUMN Karya agar terus berinovasi dan mengejar proyek-proyek yang mungkin masih bisa dikerjakan.
“Tujuannya, agar operasional perusahaan terus berjalan dengan baik. Dan di saat yang sama, perusahaan juga bisa terus melakukan restrukturisasi,” ujar Toto kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.
Selain mengincar proyek di luar negeri, Toto mengimbau, BUMN Karya menggarap potensi proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Sebab, Toto melihat, prospek proyek yang bisa dikejar BUMN Karya hingga akhir tahun ini adalah proyek-proyek infrastruktur domestik. “Dengan begitu, diharapkan kinerja BUMN Karya semakin bergeliat hingga akhir tahun ini,” katanya.
Ia menegaskan, restrukturisasi utang menjadi poin penting untuk menyehatkan kembali struktur keuangan BUMN Karya. Jika dilihat dari laporan keuangan setiap emiten BUMN Karya, sumber pendanaan perseroan terbanyak berasal dari pinjaman perbankan dan obligasi.
“Jadi ya refinancing untuk perpanjang tenor, tetapi harus cari kupon yang lebih murah. Bagaimana caranya? Mintalah penjaminan ke Pemerintah. Hal ini bisa memudahkan BUMN menekan beban utang,” saran Toto.
Ia mengaku optimistis, kinerja BUMN Karya akan pulih tahun ini. Hal tersebut tercermin dari sejumlah investor asing yang mulai melakukan pembelian aset BUMN Karya, ditambah lagi beberapa proyek yang tengah dilakukan BUMN Karya.
“Investasi tersebut menimbulkan kepercayaan diri bagi investor asing lainnya untuk melakukan hal yang sama,” ujar Toto.
Sebagai informasi, ada dua proyek pembangunan infrastruktur transportasi perkeretapian di Filipina. Yakni, proyek pertama adalah paket CP S-01 untuk pengerjaan Blumentrit Extension 1,2 kilometer (km) viaduct atau jembatan rel di atas jalan umum. Lingkup pekerjaan adalah satu stasiun elevated di Blumentrit dan lima jembatan. Pengumuman pemenang proyek senilai 11,672 miliar Peso atau sekitar Rp 3,2 triliun tersebut dikeluarkan tanggal 17 Februari 2023.
Kemudian proyek kedua adalah CP S-03C untuk pengerjaan 5,8 km viaduct, dengan lingkup pekerjaan dua (Stasiun Sucat dan Stasiun Bicutan) dan tiga jembatan. Pengumuman pemenang proyek senilai 20,92 miliar Peso atau sekitar Rp 5,7 triliun tersebut dikeluarkan tanggal 26 Juni 2023 sehingga secara keseluruhan bernilai hampir Rp 9 triliun.
Dua kontrak tersebut merupakan bagian dari pembangunan 147 km North-South Commuter Railway (NSCR) yang merentang dari Clark, Pampanga ke Calamba, Laguna melintasi National Capital Region (NCR) dan Metro Manila.
Proyek tersebut dilakukan untuk mengurangi kemacetan di jalan-jalan utama di Metro Manila, memberikan alternatif transportasi yang nyaman dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menyoal ini, Direktur Utama PT PP Novel Arsyad memastikan akan ikut menggarap proyek konstruksi jalur kereta api di Filipina. BUMN konstruksi tersebut memenangkan lelang dua paket proyek dengan total nilai Rp 8,1 triliun yakni North-South Commuter Railway.
PT PP menggandeng Adhi karya untuk menggarap proyek tersebut. Penandatanganan kerja sama dalam pembangunan dua proyek telah ditandatanganan pada Kamis (13/7) di Istana Malacanang, Manila.
“Perusahaan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemerintah Filipina,” kata Novel Arsyad dalam keterangan resmi, Minggu (16/7).
Dalam pekerjaan proyek, dua perusahaan membentuk joint venture. PT PP dalam hal ini mendapatkan porsi pekerjaan sebesar 49 persen.
North-South Commuter Railway adalah megaproyek transportasi yang mulai digarap Filipina mulai Desember 2018. Proyek ini memiliki panjang 147 kilometer dan menghubungkan Kota Clark dengan Calamba.
Sementara Adhi Karya mencatat perolehan kontrak proyek baru sebesar Rp 14 triliun hingga Juni 2023. Angka itu tumbuh sebesar 20 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp 11,7 triliun hingga Juni 2023.
Di antara kontrak proyek baru yang sedang digarap ADHI tersebut, di antaranya jalur kereta api North-South Commuter Railway CP S-01 di Filipina, Bendungan Cibeet di Jawa Barat dan jalan tol akses pelabuhan Patimban.
Manajemen menyatakan, raihan kontrak baru tersebut masih sesuai rencana perseroan terhadap target 2023 sebesar Rp 27 triliun.
“Target tersebut tumbuh kurang lebih 10 persen sampai 15 persen dibanding capaian tahun 2022,” jelas Manajemen Adhi Karya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/7).
Kontribusi per lini bisnis perolehan kontrak baru Adhi Karya hingga Juni 2023 didominasi oleh lini engineering and construction sebesar 92 persen, properti sebesar 3 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek jalan dan jembatan sebesar 58 persen sumber daya air 12 persen, gedung 11 persen, perkeretaapian 11 persen, precast 3 persen, properti 3 persen, serta proyek infrastruktur lainnya.
Berdasarkan sumber pendanaan, realisasi kontrak baru yang diraih Adhi Karya, dari Pemerintah sebesar 28 persen, BUMN dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) sebesar 15 persen, swasta dan lainnya sebesar 57 persen.
Sebelumnya, Presiden Filipina Ferdinand R Marcos Jr menyaksikan penandatanganan kontrak pembangunan infrastruktur transportasi North-south Commuter Railway project dari Department of Transportation (DOTr) Filipina di Istana Malacanang, Manila.
Penandatangan dilakukan oleh Isman Widodo, General Manager Railway Department Adhi Karya dan Pande Ketut Gede Karmawan, Senior Vice President of Infrastructure Division PT PP. Acara ini dihadiri oleh Entus Asnawi Mukhson Dirut Adhi Karya dan Dirut PT PP Novel Arsyad.
Dalam sambutannya, Presiden Marcos mengatakan, penandatanganan kontrak tersebut merupakan realisasi dari komitmen Pemerintah Filipina untuk membangun sistem transportasi publik yang inklusif dan efisien.
“Pembangunan proyek untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Filipina. Yang diperkirakan sampai 2029 akan mencapai 800 ribu komuter,” kata Marcos.
Ia juga menyampaikan penghargaan kepada Adhi Karya dan PT PP yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Filipina dalam pembangunan infrastruktur kereta api ini. Kedua BUMN Indonesia ini dianggap sebagai mitra yang tepat karena pengalaman dan keahliannya di bidang konstruksi. Proyek NSCR diperkirakan akan menciptakan 3 ribu lapangan pekerjaan bagi masyarakat Filipina.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 11 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 13 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu