TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Singgung Musang Berbulu Domba, SBY Marah, Sedih, Kecewa, Tapi Sabar

Laporan: AY
Sabtu, 02 September 2023 | 08:40 WIB
Ketua Majalis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yodhoyono. Foto ::Ist
Ketua Majalis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yodhoyono. Foto ::Ist

CIKEAS - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, benar-benar kecewa, sedih, bahkan marah dengan keputusan Anies Baswedan yang membatalkan secara sepihak Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres Koalisi Perubahan. Saking marahnya, SBY sampai menggunakan istilah musang berbulu domba. Meski mendapat perlakuan menyakitkan seperti itu, SBY berusaha tetap sabar.

Kemarin, SBY menggelar rapat darurat Partai Demokrat, di kediamannya, di Cikeas, Bogor. Rapat ini menyikapi keputusan NasDem dan Anies menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin untuk menjadi Cawapres.

Rapat ini disiarkan langsung di kanal YouTube Partai Demokrat. Dalam rapat ini, Presiden ke-6 RI tersebut berbicara panjang lebar, sampai 55 menit. Mulai pukul 16.00 WIB hingga 16.55 WIB.

Dalam rapat ini, SBY duduk di tengah-tengah, di kursi yang dibentuk letter U. Dia dikelilingi pengurus Majelis Tinggi Demokrat, antara lain Andi Mallarangeng dan Syarief Hasan.

Kesedihan SBY sangat tergambar jelas dalam rapat itu. SBY tampil dengan wajah yang kusut, suaranya berat, dan matanya banyak berkedip. Namun, karena ini agenda penting, mantan Ketua Umum Demokrat itu, berupaya tegar.

"Pertemuan Majelis Tinggi Partai ini sangat penting. Ini sebuah emergency meeting," kata SBY, saat membuka rapat itu.

SBY menyatakan, Demokrat sangat kaget dengan keputusan Anies dan NasDem menggandeng Cak Imin. "Terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan dan tidak pernah kita bayangkan ini akan terjadi," sambungnya.

Dalam rapat ini, SBY menyiapkan naskah untuk panduan bicara. Naskah tersebut dipegangnya sampai akhir. Meski begitu, diksi-diksi keras tetap muncul. Misalnya, Demokrat kena prank dan musang berbulu domba.

"Katanya Demokrat kena prank dari musang berbulu domba. Terus saya ingat ini kan peribahasa yang lama waktu sekolah di SD dan SMP. Musang bulu domba itu di depan baik manis, lembut, dan penuh persahabatan. Di balik itu, kalau kita lemah dan lengah, kita akan dicaplok dan dimakan sampai habis," ucapnya.

SBY menekankan, musang yang dimaksud tidak merujuk kepada tokoh tertentu. Dia pun tidak menyebut secara gamblang siapa musang yang dimaksud. "Peribahasa. Musang bukan orang. Mungkin tafsirnya ya kita ditelikung," cetusnya.

SBY mengaku memahami bahwa politik penuh dengan strategi dan taktik. Namun, dia tidak menyangka cara yang dilakukan NasDem dan Anies begitu kasar.

“Saya tidak menyangka kalau tindakan itu sejauh ini. Melebihi batas kepatutan moral dan itikad dalam politik. Kasar," lanjutnya.

SBY lalu memakai istilah dalam Bahasa Inggris It’s really ugly (ini sangat tidak menyenangkan). “Mudah-mudahan kita tidak melakukan perilaku politik seperti itu," imbuhnya.

Bagi SBY, sikap NasDem dan Anies menggandeng Cak Imin menjadi Cawapres adalah keputusan gelap. Karena tidak sesuai aturan yang telah sama-sama disepakati.

Ia mengaku, masih ingat, di ruang yang sama, pada 25 Agustus lalu, Anies bersama Tim 8 rapat membahas tanggal deklarasi sosok Cawapres. Saat itu, Anies telah menyampaikan bahwa deklarasi akan dilakukan awal September ini.

"Tiga hari kemudian, three days later, yang kita dapatkan, sesuatu yang sangat mengejutkan," ucapnya.

Dia pun sangat menyesalkan terhadap sikap Anies, yang tak berbicara sama sekali dengan dirinya sebelum mengambil keputusan itu. Padahal sebelumnya, Anies selalu baik-baikin dirinya.

"Beberapa kali Pak Anies datang ke sini, dengan semangat yang luar biasa, kata-kata yang luar biasa baiknya. Di Cikeas 2 kali, di Malang, di Pacitan. Dengan kejadian seperti itu, tidak ada satu kata pun yang disampaikan kepada saya," ucap SBY, dengan menghela napas.

Kendati demikian, SBY tetap meminta kader Demokrat membesarkan hati mereka. Menurutnya, kejadian ini justru membawa berkah bagi Demokrat, lantaran mengetahui sifat asli Anies yang sebenarnya.

"Meskipun kita dibeginikan oleh Capres Anies dan mitra koalisi, sesungguhnya kita harus bersyukur kepada Allah SWT, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," ucapnya.

"Mari tenangkan hati dan pikiran kita. Ini bukan kiamat. Ini bukan akhir perjuangan kita. Ini harus kita maknai sebagai ujian dan cobaan yang harus kita hadapi. Dan kemudian kita atasi. Ingat, sesudah kesulitan, atau di balik kesulitan, ada kemudahan. Fa inna ma'al usri yusro," tutur SBY, mengutip Ayat ke-5 Surat Al-Insyirah.

SBY pun lantas mengurai alasan pribadinya tetap bersyukur. Pertama, Demokrat harus bersyukur karena ditelikung dan ditinggalkan di momen waktu seperti sekarang ini.

"Bayangkan, kalau ditelikungnya satu dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU. Bayangkan, seperti apa kejadiannya. Kita ini masih ditolong oleh Allah. Kita diselamatkan oleh sejarah," ucapnya.

Kedua, kejadian ini menunjukkan bahwa Demokrat diselamatkan untuk tidak mendukung sosok yang salah. "Mereka tidak shiddiq, tidak jujur, tidak amanah. Berarti tidak bisa dipercaya, dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati. Tidak memegang komitmen dan janji-janjinya. Kalau sekarang saja tidak shiddiq, tidak amanah, dan tidak memegang komitmen, bagaimana nanti kalau menjadi pemimpin dengan kekuasaan yang besar?" ucapnya.

Karena itu, SBY kembali mengajak para kader Demokrat untuk tetap bersyukur atas peristiwa ini. “Mari kita hadapi semua ujian dan cobaan ini dengan tegar. Sambil berikhtiar, kita mencari jalan keluar. Insya Allah, Tuhan akan memberikan jalan keluar terbaik ke depan," tandas SBY.

Lalu, akan ke mana arah koalisi Demokrat setelah ini? SBY sedang menunggu waktu yang tenang dulu, baru ambil keputusan. "Tapi, tidak lama," janji SBY.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo