TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Anies Dan Imin Duet

Nahdliyin Terpecah

Laporan: AY
Sabtu, 02 September 2023 | 10:29 WIB
Rapat pleno gabungan DPP PKB. Foto : Ist
Rapat pleno gabungan DPP PKB. Foto : Ist

JAKARTA - Peta politik mendadak berubah total, setelah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyambut baik tawaran kerja sama Partai Nasional Demokrat (NasDem) pada Pilpres 2024.

Kondisi ini, memungkinkan PKB keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang mengu­sung Prabowo Subianto sebagai Capres, sekaligus meninggalkan Gerindra, Golkar, dan PAN. Dengan demikian, kalau pindah ke gerbong Anies, PKB bakal kerja sama dengan partai di Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).

Gayung bersambut, PKS me­nyatakan tetap setia ke Anies, bila PKB bergabung. Sementara Partai Demokrat, kecewat be­rat. Anies dan NasDem dicap pengkhianat. Kemungkinan hengkang dari gerbong KPP, terbuka lebar.

Lantas, apakah PKB bisa bekerja sama dengan PKS? Partai yang secara basis massa dan ideologi tidak ketemu? Pengamat Politik yang juga Dosen Universitas Al Azhar Indonesia, Zuhad Aji Frimantoro mengung­kapkan, angin segar bagi ger­bong Anies jika benar didukung PKB. Basis pemilih Nahdlatul Ulama (NU), yang selama ini lemah di kubu Anies, dapat menambah potensi kemenangan.

"Ini bisa mewujudkan koalisi umat-bangsa. Anies menjadi ti­tik temu Islam tradisional PKB, dalam hal ini Nahdliyin, dan Islam modern (PKS) ditambah kekuatan nasionalis (NasDem)," tutur Aji kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup) kemarin.

Dikatakan, hadirnya Cak Imin dan PKB dalam koalisi Anies akan membantu penambahan suara pada basis provinis besar yakni di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim)

Apakah tidak ada kendala kerja sama PKB dan PKS? Kata Aji, koalisi PKS-PKB sudah ter­bukti efektif pada Pilkada Jateng 2018. "Masuknya Cak Imin dan PKB, membantu Anies bersaing ketat dalam Pilpres. Menambah kekuatan dua provinsi besar, Jateng dan Jatim yang selama ini masih minim," tambahnya.

Namun, yang perlu dimitigasi adalah kemarahan Demokrat sebagai dampak masuknya PKB dan menggeser Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Jika kema­rahan itu berujung pada kelu­arnya Demokrat, suara pemilih otomatis berkurang.

Tapi, saat ini, lanjut Aji, Demokrat juga akan kebingungan di internalnya sendiri. Karena belum nampak pelabuhan poli­tiknya yang bisa digunakan untuk bersandar. "Untuk mem­buat pelabuhan sendiri, amat sulit. Tinggal menunggu takdir saja. Karena semua parpol saat ini sudah memiliki koalisinya masing-masing," pungkasnya.

Sementara Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH. Yusuf Chudlori mengungkapkan, rencana par­tainya bergabung ke poros Anies Baswedan, termasuk duet Anies-Muhaimin, masih menunggu dawuh para kiai.

"Apakah kiai dan pesantren, basis PKB, akan mendukung? Sudah ada pembicaaan dengan para kiai? Kita sedang berproses, sowan ke kiai-kiai pesantren," kata Gus Yusuf, sapaan karibnya kepada Rakyat Merdeka, jelang digelarnya finalisasi Rapat Pleno Dewan Syuro dan Tanfidzyah di Kantor DPW PKB Jawa Timur, Surabaya, kemarin sore.

Ketua DPP PKB yang juga pengasuh Ponpes API Tegalrejo, Magelang ini membantah akan ada kendala jika PKB bergabung dengan Anies. Diketahui, ada PKS yang secara kultural pemili­hnya amat berbeda dengan PKB.

"Apakah basis tradisional pesantren, nahdliyin, ceruk suara massif Gus Muhaimin dan PKB akan menerima? Saya kira tak akan jadi masalah," ujarnya.

Menurutnya, sudah ada pengalaman PKB berkoalisi dengan partai dakwah ini di Pilgub Jawa Tengah. Saat itu, PKB, PKS, dan Gerindra mengusung Sudirman Said-Ida Fauziyah. Meski kalah, pasangan ini mencetak sejarah dengan meminimalkan jarak dengan jagoan PDI Perjuangan di kandang Banteng. "Pilgub Jateng, kita sudah teruji," ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang KH. Abdussalam Shohib atau Gus Salam, juga setuju saja, jika Cak Imin ke ger­bong Anies. "Apakah Cak Imin akan bersama Prabowo Subianto, beralih ke Ganjar Pranowo, atau menuju Anies Baswedan, kami menerima dengan baik. Siapa pun yang dipilih Cak Imin, kami mendukung. Kita oke saja," kata Gus Salam, saat menerima kun­jungan Anies di pesantrennya, belum lama ini.

Sebelumnya, PKS menegas­kan, tetap mendukung Anies meski PKB bergabung dan Cak Imin menjadi Cawapres. Ketua Bidang Polhukam DPP PKS, Almuzammil Yusuf mengatakan, partainya merujuk keputusan Musyawarah Majelis Syuro (MMS) VIII. Yakni mengusung Anies sebagai Bacapres pada Pilpres 2024. "PKS akan berjuang se­baik-baiknya dalam menjalankan amanat tersebut," tegasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo