Anies Dan Imin Duet
Nahdliyin Terpecah
JAKARTA - Peta politik mendadak berubah total, setelah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyambut baik tawaran kerja sama Partai Nasional Demokrat (NasDem) pada Pilpres 2024.
Kondisi ini, memungkinkan PKB keluar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres, sekaligus meninggalkan Gerindra, Golkar, dan PAN. Dengan demikian, kalau pindah ke gerbong Anies, PKB bakal kerja sama dengan partai di Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).
Gayung bersambut, PKS menyatakan tetap setia ke Anies, bila PKB bergabung. Sementara Partai Demokrat, kecewat berat. Anies dan NasDem dicap pengkhianat. Kemungkinan hengkang dari gerbong KPP, terbuka lebar.
Lantas, apakah PKB bisa bekerja sama dengan PKS? Partai yang secara basis massa dan ideologi tidak ketemu? Pengamat Politik yang juga Dosen Universitas Al Azhar Indonesia, Zuhad Aji Frimantoro mengungkapkan, angin segar bagi gerbong Anies jika benar didukung PKB. Basis pemilih Nahdlatul Ulama (NU), yang selama ini lemah di kubu Anies, dapat menambah potensi kemenangan.
"Ini bisa mewujudkan koalisi umat-bangsa. Anies menjadi titik temu Islam tradisional PKB, dalam hal ini Nahdliyin, dan Islam modern (PKS) ditambah kekuatan nasionalis (NasDem)," tutur Aji kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup) kemarin.
Dikatakan, hadirnya Cak Imin dan PKB dalam koalisi Anies akan membantu penambahan suara pada basis provinis besar yakni di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim)
Apakah tidak ada kendala kerja sama PKB dan PKS? Kata Aji, koalisi PKS-PKB sudah terbukti efektif pada Pilkada Jateng 2018. "Masuknya Cak Imin dan PKB, membantu Anies bersaing ketat dalam Pilpres. Menambah kekuatan dua provinsi besar, Jateng dan Jatim yang selama ini masih minim," tambahnya.
Namun, yang perlu dimitigasi adalah kemarahan Demokrat sebagai dampak masuknya PKB dan menggeser Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Jika kemarahan itu berujung pada keluarnya Demokrat, suara pemilih otomatis berkurang.
Tapi, saat ini, lanjut Aji, Demokrat juga akan kebingungan di internalnya sendiri. Karena belum nampak pelabuhan politiknya yang bisa digunakan untuk bersandar. "Untuk membuat pelabuhan sendiri, amat sulit. Tinggal menunggu takdir saja. Karena semua parpol saat ini sudah memiliki koalisinya masing-masing," pungkasnya.
Sementara Ketua DPW PKB Jawa Tengah KH. Yusuf Chudlori mengungkapkan, rencana partainya bergabung ke poros Anies Baswedan, termasuk duet Anies-Muhaimin, masih menunggu dawuh para kiai.
"Apakah kiai dan pesantren, basis PKB, akan mendukung? Sudah ada pembicaaan dengan para kiai? Kita sedang berproses, sowan ke kiai-kiai pesantren," kata Gus Yusuf, sapaan karibnya kepada Rakyat Merdeka, jelang digelarnya finalisasi Rapat Pleno Dewan Syuro dan Tanfidzyah di Kantor DPW PKB Jawa Timur, Surabaya, kemarin sore.
Ketua DPP PKB yang juga pengasuh Ponpes API Tegalrejo, Magelang ini membantah akan ada kendala jika PKB bergabung dengan Anies. Diketahui, ada PKS yang secara kultural pemilihnya amat berbeda dengan PKB.
"Apakah basis tradisional pesantren, nahdliyin, ceruk suara massif Gus Muhaimin dan PKB akan menerima? Saya kira tak akan jadi masalah," ujarnya.
Menurutnya, sudah ada pengalaman PKB berkoalisi dengan partai dakwah ini di Pilgub Jawa Tengah. Saat itu, PKB, PKS, dan Gerindra mengusung Sudirman Said-Ida Fauziyah. Meski kalah, pasangan ini mencetak sejarah dengan meminimalkan jarak dengan jagoan PDI Perjuangan di kandang Banteng. "Pilgub Jateng, kita sudah teruji," ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang KH. Abdussalam Shohib atau Gus Salam, juga setuju saja, jika Cak Imin ke gerbong Anies. "Apakah Cak Imin akan bersama Prabowo Subianto, beralih ke Ganjar Pranowo, atau menuju Anies Baswedan, kami menerima dengan baik. Siapa pun yang dipilih Cak Imin, kami mendukung. Kita oke saja," kata Gus Salam, saat menerima kunjungan Anies di pesantrennya, belum lama ini.
Sebelumnya, PKS menegaskan, tetap mendukung Anies meski PKB bergabung dan Cak Imin menjadi Cawapres. Ketua Bidang Polhukam DPP PKS, Almuzammil Yusuf mengatakan, partainya merujuk keputusan Musyawarah Majelis Syuro (MMS) VIII. Yakni mengusung Anies sebagai Bacapres pada Pilpres 2024. "PKS akan berjuang sebaik-baiknya dalam menjalankan amanat tersebut," tegasnya.
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu