Format Debat Capres-Cawapres 2024 Berbeda Dengan Pilpres 2019
Poempida Hidayatullah: Ini Sama Saja Debat Cawapres Ditiadakan
JAKARTA - Debat sangat penting untuk mendengar jurus Capres dan Cawapres menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa, serta visi dan misi mereka.
Pada Pilpres 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengubah format debat Capres-Cawapres. Pada Pilpres 2019, format debat Capres-Cawapres dibuat lebih variatif.
Rinciannya, 2 kali debat khusus Capres (Cawapres tak mendampingi), 1 kali khusus Cawapres (Capres tidak mendampingi), dan 2 kali debat dengan komposisi bersamaan Capres-Cawapres.
Pada 2024, KPU membuat format 3 kali debat Capres dan 2 kali debat Cawapres. Meskipun ada debat Cawapres, tapi Capres masih mendampingi dan diberikan porsi untuk menjawab, kendati porsinya sedikit. Artinya, KPU menghadirkan secara bersamaan Capres-Cawapres dalam 5 kali debat itu.
Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan kenapa format debat Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024 berbeda dengan Pilpres 2019.
Kata Hasyim, perbedaan format debat itu untuk melihat sejauh mana kerja sama masing-masing pasangan Capres-Cawapres.
"Supaya, publik semakin yakin pada kerja sama tim Capres dan Cawapres," alasan Hasyim, Kamis (30/11/2023).
Menurutnya, saat debat Capres, porsi Capres untuk bicara akan lebih banyak. Begitu pula saat debat Cawapres, maka porsi Cawapres yang lebih banyak.
Keputusan mengenai format debat itu, menurutnya, mengacu pada UU Pemilu dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 15/2023, yakni 3 kali debat Capres dan 2 kali debat Cawapres.
Format baru ini kerap dinilai menguntungkan salah satu pasangan calon. Namun, Hasyim membantahnya. Menurut dia, aturan itu telah disepakati semua paslon. "Supaya, publik makin yakin team work Capres dan Cawapres dalam penampilan debat," katanya.
Anggota Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Poempida Hidayatullah menilai, dengan format baru ini, berarti tak ada debat khusus Capres dengan Capres. Tak ada debat khusus Cawapres dengan Cawapres. Karena, Capres-Cawapres, semuanya boleh bicara dalam semua debat, berbeda porsinya saja.
Dia pun mempertanyakan, apakah perubahan format debat itu karena ada intervensi.
Apakah untuk memberikan keistimewaan bagi pasangan Capres-Cawapres tertentu," tanyanya.
Wakil Komandan Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Akhmad Gojali Harahap melontarkan pendapat yang bertolak belakang.
"Tak ada intervensi. KPU independen dan mereka lebih paham. Model debat apa pun yang diputuskan KPU, Capres-Cawapres kami siap menghadapinya," tandas dia.
Berikut ini wawancara dengan Akhmad Gojali Harahap dan Poempida Hidayatullah mengenai perubahan format debat Capres-Cawapres.
Format debat Capres-Cawapres pada Pilpres 2024, berbeda dengan Pilpres 2019. Pandangan Anda?
Pada Pilpres 2024, tidak ada debat khusus Cawapres. Karena, dalam berdebat, Cawapres masih didampingi Capres. Ini sama saja debat Cawapres ditiadakan.
Dalam hal skema debat Cawapres ditiadakan, kita perlu mengkritisi KPU yang tidak progresif. Bahkan, mundur dalam konteks penyelenggaraan Pemilu.
Apa perlunya debat khusus Capres dengan Capres, Cawapres dengan Cawapres?
Sifat langsung dan umum, jangan hanya dilaksanakan di bilik suara. Sifat langsung dan umum, seharusnya juga dalam konteks transparansi sosialisasi kandidat-kandidat.
Menurut Anda, kenapa KPU mengubah sistem debat?
Saya mempertanyakan, apakah ada intervensi yang kemudian memberikan keistimewaan bagi pasangan Capres-Cawapres tertentu.
Bagi Anda, apa tujuan perubahan format debat itu?
Saya mempertanyakan, apakah ini untuk menutupi kelemahan salah satu Cawapres. Cawapres memang pemain cadangan. Tapi, bukan berarti pemain cadangan tidak mempunyai kualifikasi dan kapabilitas yang tinggi.
Seharusnya, jika ingin merebut hati masyarakat, debat bisa digunakan sebagai ajang menepis tuduhan, black campaign atau fitnah kepada kandidat tertentu.
Debat basis intelektual, konsep pemikiran, visi, misi dan body language bisa memberikan efek bagi para pemilih.
Lalu, apa masukan Anda kepada Capres dan Cawapres?
Kualifikasi Capres dan Cawapres harus pada tataran yang sama bagusnya. Harus menguasai berbagai macam masalah kenegaraan dan kebangsaan.
Debat itu antartesis dan antitesis bergabung, menghasilkan sintesis yang bisa menjadi acuan pemilih menentukan preferensi pilihan.
Lifestyle | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu