Simulasi Pilpres Dengan Empat Capres, Kembali Menuai Protes
JAKARTA - Simulasi Pemilihan Presiden (Pilpres) di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), kembali menuai protes. Pasalnya, pada surat suara terdapat empat pasangan calon (paslon) presiden-wakil presiden dengan nomor urut 65, 66, 67 dan 68. Surat suara itu memiliki keterangan di bagian atas “Daftar Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Pemilihan Umum 2024”.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bidang Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat August Mellaz menegaskan, simulasi surat suara pilpres dengan empat paslon merupakan keputusan institusional. Keputusan tersebut diambil karena KPU sempat menerima kritik dari simulasi surat suara sebelumnya. Saat itu, dalam surat suara hanya terdapat dua paslon yang ditampilkan.
“Harusnya itu lebih dari tiga. Kenapa? Kalau tiga Anda bisa ada maksud di situ. Kalau kami pasang tiga sesuai (Pemilu 2024) nanti pasti tanya lagi ‘Kenapa tiga?’” kata Mellaz di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (1/2/2024).
Protes terkait simulasi pencoblosan capres-cawapres juga terjadi pada simulasi sebelumnya di Kota Solo. Kali itu, pada surat suara simulasi hanya terdapat dua pasangan capres dan cawapres. Padahal, pada Pemilu 2024 terdapat tiga pasangan capres-cawapres yang terdaftar di KPU.
Mellaz menjelaskan, simulasi surat suara dengan empat paslon untuk menghindari pemetaan penghitungan suara yang dilakukan tim pemenangan paslon.
“Simulasi itu akan dilakukan di 514 kabupaten/kota, walaupun hanya satu (simulasi), itu sebenarnya peta data. Nah, itu yang kami hindari,” ujar Mellaz.
Anggota KPU Kota Solo Jati Narendra menambahkan, simulasi pemungutan suara Pilpres 2024 yang diselenggarakan lembaganya sesuai dengan pedoman dari KPU Pusat. KPU merupakan lembaga hirarkis.
“Kami berpedoman ke KPU (Pusat) dan kami laksanakan,” kata Jati dalam keterangannya, Kamis (1/2/2024).
Jati yakin simulasi tidak akan mempengaruhi hasil pencoblosan yang akan digelar pada 14 Februari 2024. Dia juga membantah pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDIP) Kota Solo FX Hadi Rudyatmo bahwa simulasi pencoblosan harusnya sama persis dengan paslon yang ikut kontestasi, dan hanya spesimen surat suara capres-cawapres yang berbeda dengan aslinya.
Ini simulasi saja. DPD itu kolomnya 12, padahal calonnya 11, nggak masalah,” kata Jati.
Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo khawatir dengan tidak samanya paslon capres-cawapres dalam surat suara simulasi dengan paslon sebenarnya. Bila surat suara saat simulasi dan pemungutan suara yang sebenarnya, akan menimbulkan masalah.
Kata dia, bisa membingungkan masyarakat karena ada tiga paslon capres-cawapres pada Pemilu 2024, tetapi pada simulasi ada dua paslon dan sekarang malah empat paslon capres-cawapres.
“Simulasi itu mengarahkan rakyat. Kok, ini aku diberi tiga, wong kemarin simulasinya empat,” kata Rudy dalam keterangannya, Kamis (1/2/2024).
Rudy mengenang KPU Kota Solo sudah dua kali ini menggelar simulasi di tempat yang sama. Simulasi pertama menuai protes dari berbagai kalangan karena KPU menggunakan spesimen surat suara dengan dua pasang capres-cawapres.
“Kemarin dua diprotes, jadi empat. Ini gimana? Mbok, dijadikan 18 sekalian,” sergah Rudy.
Atas fakta itu, Rudy curiga KPU sengaja membuat simulasi surat suara capres-cawapres yang berbeda dengan desain aslinya. “Ini disengaja untuk mengaburkan masyarakat dalam memilih,” kritiknya.
Terlebih, kata Rudy, jumlah partai politik (parpol) maupun calon pada spesimen surat suara untuk calon legislatif (caleg) di semua tingkatan dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sudah sesuai dengan yang asli.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu