Diduga Kelelahan, Petugas KPPS Di Serpong Utara Meninggal Dunia
SERPONG UTARA -Satu orang petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) bernama Pedrik (37) warga Kampung Dongkal, Kelurahan Pondok Jagung Timur, Kecamatan Serpong Utara meninggal dunia pada Senin (19/2) malam. Pedrik diduga kelelahan usai pencoblosan, dan sempat dirawat di rumah sakit.
Pedrik merupakan petugas KPPS yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 20 RT 01/RW 05 Kampung Dongkal, Pondok Jagung Timur.
Orang tua Pedrik, Rokim (54) menceritakan, pada hari pemilihan, anaknya telah mempersiapkan diri untuk menjalankan tugas sebagai petugas KPPS sejak pagi hari.
Bahkan ia menyebut, bahwa anaknya sempat menyantap sarapan di rumah dengan harapan agar memiliki cukup tenaga saat menjalankan tugas sebagai KPPS.
Namun pada saat Kamis (15/2) dini hari sekira pukul 04.00 WIB, Pedrik pulang ke rumah dan menyebut bahwa ia merasa kelelahan.
“Sempat mengeluh tidak enak badan, petugas dari Puskesmas juga sempat datang ke sini, katanya kelelahan,” kata Rokim.
Karena keadaannya terlihat semakin memburuk, akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk membawa Pedrik ke salah satu Rumah Sakit yang berada dekat dengan rumahnya.
Rokim menyebut, anaknya sempat mendapatkan perawatan selama dua hari di rumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
“Ada BPJS, kemarin berobat di rumah sakit juga gratis tidak dikenakan biaya,” ungkapnya.
Rokim mengaku tidak menyangka dengan kepergian anaknya tersebut. Pasalnya, selama ini Pedrik diketahui memang dalam keadaan sehat dan bugar.
Bahkan, lanjutnya, Pedrik diketahui tidak pernah mengkonsumsi rokok dan kopi sejak masih muda..“Gak nyangka, saya juga merasa kehilangan banget. Dia tidak pernah merokok tidak pernah ngopi, dari anak muda gak pernah. Soalnya dia suka diajak main bola untuk tarkam (turnamen antar kampung, red),” tuturnya.
Rokim menceritakan, Pedrik sendiri sudah terlibat menjadi anggota KPPS selama tiga kali berturut-turut dalam setiap penyelenggaraan pesta demokrasi.
Ia mengungkapkan, pria yang berprofesi sebagai petugas keamanan di salah satu perusahaan swasta menghembuskan nafas terakhir dengan meninggalkan tiga orang anak. “Anaknya ada 3 sama sekarang yang lagi hamil.
Anak pertama usia 4 tahun, yang kedua 2 tahun, sama yang di dalam kandungan usianya 8 bulan,” pungkasnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu