UIN Jakarta Kajian Kitab Kuning Selama Ramadan
CIPUTAT TIMUR-Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar kajian kitab kuning dan kultum ba’da salat Dzuhur di Masjid Jami’ah Student Center. Kajian dan kultum yang berlangsung sejak 13 Maret tersebut disambut baik oleh para mahasiswa.
Kajian kitab kuning tersebut menyasar pada bermacam ilmu, seperti aqidah, tajwid, fiqih, hadits dan lain-lain.
Pengurus Himpunan Qori dan Qoriah (HIQMA) UIN Jakarta, Wildan Miftahudin mengatakan, kajian kitab kuning dan kultum selama Ramadan merupakan kerja sama organisasi HIQMA dengan masjid Jami’ah Student Center. Adapun pengisi kajian kitab kuning dan kultum diisi langsung oleh dosen-dosen UIN Jakarta yang sudah terjadwalkan.
“Para pemateri itu kita mengambil dari para dosen, kemudian untuk moderator dan juga biasanya Imam Masjid dan Bilal itu dari anggota HIQMA,” ucap Wildan.
Kegiatan ini berlanjut dari Senin sampai Jumat dan beda-beda pembahasan. “Hari Senin kita belajar terkait aqidah, kitabnya Tijan Darori, hari Selasa kita belajar hadits, kitabnya Arbain Nawawi, hari Rabu kita belajar fiqih, hari Kamis ta’lim muta’alim dan hari Jumat tajwid,” lanjut Wildan.
Wildan berharap mahasiswa UIN Jakarta antusias dengan kajian tersebut. Sebab, ia menilai pemateri pada kajian tersebut merupakan pakar di bidangnya masing-masing.
“Yang menjadi pemateri adalah orang-orang hebat, kita ambil contoh misalnya di hari Selasa itu kitab Arbain Nawawi, salah satu pengajarnya menyebutkan sanad beliau belajar sampai ke Imam Nawawinya jadi sampai ke pengarang kitabnya. Jadi harapannya ini bisa terus berlanjut, dan juga kultum yang ada agar bagaimana ilmu keagamaan dan pengetahuan umum itu bisa seimbang di mahasiswa UIN,” terangnya.
Pengisi kultum ba’da salat Dzuhur, Yuli Yasin mendukung terselenggaranya kajian kitab kuning selama bulan ramadhan. Ia melihat, UIN Jakarta tidak hanya terdapat jurusan keagamaan saja melainkan juga jurusan umum. Karenanya hal ini menjadi edukasi bersama bagi mahasiswa.
“Alhamdulillah ya kegiatannya variatif artinya mereka berinovasi mengadakan kegiatan-kegiatan seperti misalnya baca kitab. Jadi kawan-kawan banyak yang dari umum juga ya di sini kan karena UIN Jakarta ini tidak hanya fakultas agama tapi fakultas umum. Kita ingin memberi edukasi lah kepada mereka. Nah itu saya support,” ujarnya.
Selain itu, Yuli Yasin juga menjelaskan, amar ma’ruf dan nahi munkar adalah tugas laki-laki dan perempuan. Karenanya tidak ada larangan perempuan untuk mengisi kultum di atas mimbar.
“Artinya tidak ada juga larangan bagi perempuan untuk mengisi kultum. Amar ma’ruf nahi munkar itu diwajibkan kepada laki-laki dan perempuan dan Kultum itu kan sebetulnya dari bagian dari amar ma’ruf nahi munkar,” jelasnya.
Lifestyle | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu