TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Paus Fransiskus Puji Indonesia Negeri Yang Indah

Oleh: Farhan
Minggu, 15 September 2024 | 09:47 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SINGAPURA - Paus Fransiskus telah merampungkan 12 hari perjalanan apostoliknya ke empat negara; Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Singapura. Paus dan rombongan kemudian bertolak dari Singapura untuk pulang ke Vatikan, Jumat (13/9/2024) siang.

Dalam perjalanan pulang ke Vatikan, Paus membuka sesi tanya jawab dengan jurnalis yang ikut dalam pesawat. Sesi tanya jawab itu, digelar di pesawat Singapore Airlines, dalam perjalanan dari Singapura menuju Roma, Italia. Pesawat terbang dari Bandara Internasional Changi, Singapura, sekitar pukul 11.20 siang. Penerbangan Singapura-Roma memakan waktu sekitar 12 jam.

Tak lama setelah pesawat lepas landas, para juru kamera bergerak cepat. Mereka mengambil tempat di kursi sebelah kiri dan kanan. Sambil menyiapkan tripod, memasang kamera dan mikrofon. Staf Kantor Pers Vatikan juga sibuk mempersiapkan tiga speaker portable. Tiga speaker portable itu, diletakkan di tempat bagasi kabin.

Satu jam kemudian, tirai pembatas antara zona tengah dan belakang dibuka. Paus muncul dengan langkah pendek-pendek. Mengenakan jubah putih dan kalung salib, Kepala Negara Vatikan itu, langsung disambut dengan tepuk tangan meriah.

Direktur Kantor Pers Vatikan, Matteo Bruni kemudian membuka sesi tanya jawab dengan bahasa Italia. Ia mempersilakan para jurnalis yang sudah duduk manis di kursi depan untuk bertanya. Para wartawan memanfaatkan kesempatan langka ini dengan mengajukan beragam topik pertanyaan.

Total ada sepuluh jurnalis yang bertanya. Kesempatan pertama diberikan kepada media dari negara yang baru saja dikunjungi Paus yaitu, Singapura, Timor Leste, dan lanjut Indonesia.

Setelah itu wartawan dari media China, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Prancis, dan Argentina. Setiap jurnalis diizinkan untuk menyampaikan dua pertanyaan. Karena tidak ada perwakilan dari media Papua Nugini, Bruni meminta Paus untuk berkomentar mengenai kunjungannya ke Papua Nugini.

Para jurnalis bertanya menggunakan bahasa Inggris, Italia dan Portugis. Matteo Bruni, kemudian menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam bahasa Italia untuk Paus.

Pertanyaan yang disampaikan jurnalis ini bervariasi. Kadang menukik tajam, langsung to the point. Paus menjawab setiap pertanyaan itu, dengan santai. Sesekali menyelipkan candaan yang membuat wartawan tertawa.

Saat Paus berbicara, para wartawan sibuk mengetik jawaban di laptop. Ada juga yang masih mencatat dengan cara stenograf di notes. Metode menulis wawancara yang jarang ditemukan lagi di Indonesia.

Pertanyaan yang diajukan sangat beragam, mulai dari kondisi negara-negara yang akan dikunjungi, hubungan Vatikan dengan China, hingga isu pemilihan presiden Amerika Serikat. Paus menjawab semuanya dengan santai, tanpa perlu membaca catatan. Sesi tanya jawab berlangsung selama 45 menit, cukup lama, menunjukkan bahwa suasana hati Paus sedang baik.

Selama sesi tersebut, pesawat beberapa kali mengalami turbulensi. Bahkan, satu kali kapten pilot berbicara lewat pengeras suara meminta penumpang untuk duduk dan memasang sabuk pengaman. Namun, keterangan pers dari Paus terus berlanjut. Bahkan Paus menanggapi turbulensi itu dengan candaan. “Pertanyaan kamu membuat turbulensi,” kata Paus, disambut tawa hadirin.

Cindy Wooden, wartawan senior dari Catholic News Service (CNS) yang sering ikut dalam penerbangan bersama Paus, mengatakan suasana hati Paus sedang senang. Kata dia, jika Paus merasa lelah, biasanya ia hanya melayani dua hingga tiga pertanyaan saja.

Beberapa pertanyaan yang disampaikan wartawan ini beragam. Beberapa di antaranya bikin suasana kabin sedikit riuh rendah. Salah satunya adalah pertanyaan dari Anna Matranga, wartawan asal Amerika Serikat, CBS News.

Matranga menanyakan soal persaingan sengit di Pilpres Amerika Serikat. Kata dia, siapa yang harus dipilih umat Katolik? Apakah capres yang berjanji akan mendeportasi ribuan imigran atau capres yang berkampanye akan kembali memberikan hak aborsi? Matranga memang tak menyebut nama. Meski semua tampaknya sudah paham bahwa yang dimaksud adalah capres Donald Trump dan Kamala Harris.

Paus menjawab secara lugas, tapi juga diplomatis. Bapa Suci menegaskan, mendeportasi imigran dan aborsi, keduanya melanggar hak kehidupan. Sambil memaparkan alasannya. Matranga terus mengejar. “Lalu siapa yang harus dipilih? Apakah umat Katolik di Amerika harus golput?” kata dia.

Kata Paus, situasinya memang sulit. Karena itu, pentingnya menggunakan hati nurani saat memutuskan pilihan. Karena golput juga bukan sebuah pilihan baik. “Anda harus memilih yang lebih sedikit keburukannya. Mana yang lebih sedikit keburukannya? Apakah wanita itu (Harris), atau si pria itu (Trump)? Saya tidak tahu. Setiap orang, harus gunakan hati nuraninya,” cetusnya.

Wartawan dari Argentina menanyakan soal apakah Paus akan berkunjung ke Argentina? Paus Fransiskus adalah paus pertama dari Argentina. Namun, sejak diangkat pada 2013, Paus Fransiskus tak pernah berkunjung ke Argentina. Sudah hampi 66 negara yang dikunjungi. Soal ini, Paus mengatakan ia ingin pergi ke Argentina. “Namun masih belum diputuskan, ada beberapa hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu,” ujarnya.

Soal Palestina, Paus mengatakan setiap hari ia menelpon paroki yang ada di sekitar jalur Gaza. Situasinya memang buruk. Anak-anak menjadi korban, sekolah hancur dan sebagainya. Paus mengatakan persaudaraan lebih penting dari pada saling membunuh. Ia pun turut menyayangkan perang Israel dengan Hamas, yang hampir satu tahun belum menunjukkan tanda akan berakhir.

“Maaf saya harus mengatakan ini. Tetapi menurut saya, mereka tidak mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan perdamaian,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, Paus juga mengungkapkan kegembiraannya bisa berkunjung ke Indonesia. Paus mengungkapkan masih ada persoalan. Hal yang juga terjadi di negara berkembang lainnya. Menurut Bapa Suci, salah satu tantangan umum yang dihadapi negara berkembang adalah memastikan adanya komunikasi yang baik antara berbagai sektor masyarakat.

Selain itu, Paus mengungkapkan rasa kagumnya terhadap Indonesia. Ia pun menyatakan sangat menikmati kunjungannya pada 3-6 September lalu. “Saya sangat menikmati kunjungan saya; itu sangat indah!” ujarnya dengan penuh antusias.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo