Stok Beras Aman Terkendali, Tak Ada Lagi Impor
JAKARTA - Urusan beras sudah beres. Stoknya aman terkendali. Karena itu, Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), memastikan, sampai akhir tahun ini, tak ada lagi izin impor beras tambahan.
Zulhas menerangkan, kuota impor beras yang dilakukan tahun ini, sudah sesuai dengan yang ditetapkan di awal tahun, yaitu sebesar 3,6 juta ton. Pernyataan ini untuk meluruskan terkait opsi impor tambahan yang ia katakan usai Rapat Koordinasi Swasembada Pangan, di Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
“Nggak ada (impor tambahan),” ucap Ketua Umum PAN ini, saat meninjau stok beras, di Gudang Bulog, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024).
Zulhas menjelaskan, dari total kuota impor beras sebesar 3,6 juta ton untuk tahun ini, sebanyak 2,75 juta ton telah berhasil masuk ke Indonesia. Artinya, tinggal 850 ribu ton sisa kuota yang akan diselesaikan sebelum akhir tahun. Upaya ini bertujuan untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Jadi, kata Zulhas, yang akan masuk tersebut bukan impor tambahan. Melainkan merampungkan kuota yang belum selesai dilaksanakan.
Jadi, ini bukan impor beras baru. Tolong teman-teman ya, nanti saya dimarahin sama publik. Wah ini Menteri, gitu nggak?” kelakarnya.
Mantan Menteri Perdagangan ini menjelaskan, realisasi sisa kuota impor ini akan dikejar. Kalau bisa, tahun ini selesai, 850 ribu bisa masuk semua.
Dengan selesainya impor ini, lanjut dia, stok beras yang dimiliki Bulog akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Akan jauh lebih banyak, lebih siap, lebih kuat,” imbuhnya.
Pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk memiliki stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada akhir tahun sebesar 2 juta ton. Untuk stok CBP di Bulog saat ini sebanyak 1,6 juta ton. Dengan merealisasikan sisa kuota impor itu, Zulhas yakin, CBP bisa menjadi 2 juta ton.
"Jadi, stok beras aman dan cukup. Masyarakat tidak usah khawatir, beras cukup. Apalagi program sawah baru intensifikasi," pungkasnya.
tempat yang sama, Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, juga mengungkapkan, stok beras yang dikuasai saat ini mencapai 1,6 juta ton. Jumlah sebanyak ini dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional hingga Desember 2024.
"Saat ini masih 1,6 juta ton. Sangat lebih dari cukup hingga akhir tahun," ucapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi beras Indonesia tahun ini ditargetkan diperkirakan sebesar 30,34 juta ton. Sedangkan konsumsinya mencapai 30,92 juta ton. Artinya, ada kekurangan sebesar 0,59 juta ton. Kekurangan ini lalu dipenuhi dengan impor dari India.
Untuk harga, berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), beras premium naik 0,13 persen menjadi Rp 15.450 per kilogram. Sementara, harga beras medium stabil, yaitu Rp 13.510 per kilogram.
Plt Kepala BPS, Amalia A Widyasanti melaporkan, secara tahunan (year on year/yoy), per Oktober 2024, harga beras di tingkat grosir meningkat 1,86 persen menjadi Rp 13.563 per kg. Sementara, di tingkat eceran meningkat 3,83 persen menjadi Rp 14.643 per kg. Namun, jika dibandingkan dengan posisi September 2024 (month to month/mtm), harga beras di tingkat grosir maupun eceran mengalami penurunan masing-masing 0,35 persen dan 0,08 persen.
Secara umum, untuk komoditas beras di Oktober secara mtm mengalami deflasi sebesar 0,08 persen. Namun demikian, secara yoy beras di Oktober mengalami inflasi sebesar 3,83 persen," terang Amalia, di Jakarta, Jumat (1/11/2024).
BPS juga mencatat, beras menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar secara tahunan pada Oktober 2024, yakni 0,15 persen. Komoditas beras masuk dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 2,35 persen secara tahunan pada periode ini.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu