TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Jalur Velodrome-Manggarai Strategis, Diprediksi Angkut 80.000 Penumpang Per Hari

Oleh: Farhan
Kamis, 07 November 2024 | 10:10 WIB
Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Dimaz Raditya (no 2 kiri) bersama rombongan saat meninjau pembangunan LRT. Foto : Ist
Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Dimaz Raditya (no 2 kiri) bersama rombongan saat meninjau pembangunan LRT. Foto : Ist

JAKARTA - Jalur Light Rail Transit (LRT) Jakarta Velodrome-Manggarai memiliki nilai strategis karena beririsan dengan Stasiun Kereta Api (KA) Manggarai. Rute ini diproyeksi akan diakses 80 ribu penumpang per hari.

Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Mangga­rai yang dikerjakan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) membetot atensi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Dalam sepekan, proyek tersebut dikunjungi dua Komisi. Komisi C pada Kamis (31/10/2024) dan Komisi B pada Senin (4/11/2024).

Dalam kunjungannya, Ketua Komisi C Dimaz Raditya meminta, pembangunan jalur LRT Ja­karta Fase 1B segera dirampungkan, setidaknya sesuai target.

Pembangunan jalur LRT sepanjang 6,4 kilometer itu, saat ini telah mencapai 33 persen dan berjalan sesuai timeline.

“Jangan sampai molor. Ma­sih on the track bahwa 2026 sudah beroperasi. Sudah bisa digunakan,” kata Dimaz.

Dimas menegaskan, DPRD DKI akan memprioritaskan penggunaan anggaran untuk kepentingan masyarakat seperti mewujudkan transportasi publik yang aman dan nyaman.

“Mudah-mudahan integrasi transportasi ini bisa segera ter­capai,” tutur Dimaz.

Diungkap Dimaz, berdasarkan paparan direksi PT Jakpro, peng­guna LRT dapat meningkat pulu­han kali lipat jika pembangunan ini rampung. Saat ini, pengguna Kereta LRT Jakarta rute Pegang­saan Dua-Velodrome berkisar pada angka 4 ribu orang per hari.

Diharapkan dengan adanya penambahan rute ini bisa me­ningkat sampai 80 ribu per hari. Karena akan beririsan dengan Sta­siun Manggarai. Kalau dihitung nilai ekonomisnya pengguna naik hampir 20 kali lipat,” ujarnya.

Untuk menarik minat warga, anggota Komisi C Adnan Taufiq meminta Jakpro menyiapkan kantong parkir di setiap stasiun LRT Jakarta. Karena masih banyak pengguna kendaraan pribadi yang bingung jika ingin memarkirkan kendaraannya apabila ingin naik LRT.

“Saya belum lihat ada tempat parkir di setiap stasiun untuk parkir kendaraan motor atau mo­bil. Kita sama-sama tahu bahwa masyarakat belum terbiasa pakai kendaraan umum dari rumah sampai stasiun,” ucap Adnan.

Kader Partai Gerindra ini berharap, Jakarta mencontoh Negara Belanda yang menyiapkan kantong parkir di setiap stasiun. Salah satunya di Stasiun Utrecht Central. Di sana pengelola sta­siun telah menyiapkan 100 ribu tempat parkir untuk sepeda.

Kalau saya lihat di LRT be­lum ada ya,” tuturnya.

Keberadaan kantong parkir, sambung dia, sangat penting. Para pengguna kereta LRT akan mera­sa nyaman dan aman meninggalkan kendaraan pribadinya.

Mohon dipikirkan bagaima­na supaya ada kantong parkir untuk sepeda, motor dan mobil,” pintanya.

Sementara, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Nova Hari­van Paloh berharap, LRT Jakarta bisa melayani seluruh lapisan masyarakat. Termasuk disabili­tas. Untuk itu, dia meminta PT LRT Jakarta mematangkan ran­cangan sarana dan prasarana un­tuk memudahkan para disabilitas dalam menikmati transportasi.

“Seperti membuat sudut kemiringan untuk berjalan, lift, penunjuk arah dan akses kursi roda,” katanya.

Setelah pembangunan jalur Fase 1B Velodrome-Manggarai rampung, sambung dia, dapat diperpanjang ke Dukuh Atas. Sehingga Dukuh Atas akan me­miliki akses transit terbanyak di Jakarta. Terdiri dari lima jenis moda transportasi publik. Yaitu, MRT Jakarta, BRT Transjakarta, kereta bandara, kereta commuterline dan LRT Jabodebek.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Iwan Tak­win Direktur Utama menjelas­kan, pembangunan LRT Fase 1B berjalan dengan lancar. Ham­batan yang dihadapi, ungkap Iwan, bisa dikelola secara baik. Terutama bagi pengguna jalan dan masyarakat sekitar area proyek. PT LRT Jakarta terus melakukan sosialisasi untuk membangun pemahaman ber­sama masyarakat.

“Desain LRT ini di atas. Tidak ada underground. Semua elevat­ed. Panjangnya 6,4 kilometer. Jumlah stasiun 5,” beber Iwan.

Kondisi terakhir, papar Iwan, konstruksi tiang beton jalur LRT sudah berlangsung di kawasan Velodrome maupun Manggarai.

“Mudah-mudahan bisa selesai tahun 2026,” ucapnya.

Iwan juga menyetujui usulan terkait penyediaan sarana prasa­rana bagi penyandang disabilitas. Bahkan, pihaknya akan mengun­dang para penyandang disabilitas dalam tahap uji coba LRT.

“Kami akan mengundang mereka semua komunitas difabel un­tuk mencoba fasilitas,” ucap Iwan.

Selain itu, nantinya akan ada beberapa petugas yang dibekali kemampuan tambahan berupa bahasa isyarat.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo