Waspada, 10 Kecamatan Di Jakarta Rawan Longsor
JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di dekat tebing dan aliran sungai, untuk mengantisipasi longsor akibat cuaca ekstrem. Sebab, curah hujan di atas normal, berpotensi membuat tanah bergerak.
Berdasarkan data BPBD, ada 10 kecamatan di Jakarta rawan longsor.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji meminta, camat dan lurah serta masyarakat aktif mengecek kondisi wilayahnya. Terutama yang berdekatan dengan aliran sungai dan tebing atau gawir.
Peningkatan curah hujan berpotensi menyebabkan tanah longsor. Petugas TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD di setiap kelurahan bersama lurah dan camat akan memonitor kondisi wilayah yang membutuhkan penanganan,” kata Isnawa dalam keterangannya.
Isnawa mengajak masyarakat melakukan penanaman pohon di lokasi rawan longsor.
Apabila tanah dalam keadaan miring atau berpotensi bergerak, lanjut Isnawa, masyarakat harus membuat bronjong dan turap. Hal itu bisa dilakukan mandiri atau kolektif oleh masyarakat. Tujuannya, meminimalisasi dampak yang lebih serius kalau terjadi hujan lebat.
Untuk penanganan bencana harus dilakukan secara komprehensif,” ujarnya.
Berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa wilayah di DKI Jakarta berada di Zona Menengah potensi terjadinya tanah longsor. Yakni, di Jakarta Selatan (Jaksel) meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu dan Pesanggrahan. Kemudian di Jakarta Timur (Jaktim) meliputi wilayah Kecamatan Kramat Jati dan Pasar Rebo.
Pada Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal. Terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Sementara pada Zona Tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
BPBD Jaksel terus melakukan sosialisasi dan edukasi tanggap bencana di wilayah rawan longsor.
Komandan Pleton BPBD Jaksel Diki Meawadi mengatakan, pihaknya terus mengajak tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pengurus lingkungan, Pemerintah setempat, serta unsur terkait untuk peduli dan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan.
“Peran mereka semua sangat penting. Saat petugas BPBD turun ke lapangan melakukan mitigasi bencana, mereka banyak membantu karena lebih mengetahui kondisi lingkungannya,” jelasnya, Kamis (12/12/2024).
Menurut Diki, BPBD Jaksel sampai saat ini masih aktif melakukan pelatihan penanggulangan bencana alam di lingkungan warga, kantor pemerintahan hingga sekolah-sekolah.
“Mudah-mudahan dengan upaya-upaya pencegahan yang kita lakukan terus menerus, dapat meminimalisir dampak bencana atau hal yang kita tidak inginkan,” harap Diki.
Diki menyebut, delapan kecamatan di Jaksel yang berpotensi longsor merupakan kawasan yang masih banyak terdapat lahan atau tanah kosong dan bangunan mendekati bibir kali yang berpotensi terjadi pergeseran tanah. Kawasan tersebut juga dilintasi beberapa kali besar. Seperti kali Ciliwung, Kali Krukut dan Kali Pesanggrahan.
Kami selalu siagakan personel di Posko Siaga bencana selama 24 jam. Kami juga siapkan perlengkapan kebencanaan lebih banyak dari lokasi lainnya. Misalnya wilayah Cilandak, kami siagakan perahu penyelamat lebih dari satu,” ungkapnya.
Hal serupa dilakukan petugas BPBD di Pasar Rebo, Jaktim. Pihaknya telah memperbaiki sejumlah turap di Kali Baru untuk mengantisipasi terjadinya longsor, di Kecamatan Pasar Rebo.
Camat Pasar Rebo, Mujiono mengamini, sejumlah turap di Kali Baru yang longsor sedang diperbaiki Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jaktim.ΔΊ
Menurut Mujiono, secara umum tidak ada pemukiman warga yang berada di daerah rawan longsor. Walaupun kontur tanahnya di sejumlah lokasi menyerupai tebing. Meski begitu, Mujiono tetap mengingatkan warga dan jajarannya tetap waspada menghadapi musim hujan, khususnya yang tinggal di bantaran kali.
Tiga titik turap yang sedang diperbaiki, yakni di belakang Mall Cijantung sepanjang 110 meter dan tinggi enam meter. Kemudian di depan Jalan Gongseng RW 01 Cijantung sepanjang 100 meter dan tinggi delapan meter. Dan di Jalan Deli RW 09 Cijantung sepanjang 69 meter dan tinggi 8 meter. Saat ini progresnya sudah memasuki finishing.
Selain itu, ada turap yang dipasangi dolken di RW 06 Cijantung sepanjang 25 meter. Kemudian di dekat Komplek Benrah atau seberang Gedung Olahraga (GOR) Ciracas dipasangi dolken sepanjang 10 meter. Lalu, saluran air di pemukiman warga RT 02/04 Pekayon sedang dipasang dolken sepanjang 25 meter.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Lifestyle | 1 hari yang lalu