Banjir Rob Ancam Wilayah Pesisir Jakarta, Warga Diminta Waspada
![Banjir Rob Ancam Wilayah Pesisir Jakarta, Warga Diminta Waspada Ilustrasi. Foto : Ist](https://tangselpos.id/storage/2025/02/banjir-rob-ancam-wilayah-pesisir-jakarta-warga-diminta-waspada-08022025-083916.jpg)
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta meminta seluruh warga di wilayah pesisir mewaspadai dan mengantisipasi potensi bajir rob yang akan terjadi beberapa hari ke depan. Soal ini ramai dibahas di jagat maya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemprov Jakarta Isnawa Adji menyatakan, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah pesisir Jakarta berpotensi mengalami banjir rob pada 7 sampai 13 Februari 2025.
Menurutnya, puncak pasang maksimum akan terjadi pada pukul 05.00-11.00 WIB.
“BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok telah memberi Peringatan Dini Banjir Pesisir (rob), fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan purnama berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut. Maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta,” jelas Isnawa di Jakarta, Jumat (7/2/2025).
Dia mengungkapkan sejumlah wilayah di pesisir Jakarta berpotensi mengalami banjir rob. Di antaranya, daerah Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok dan Kepulauan Seribu.
“Masyarat di wilayah-wilayah tersebut diimbau meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk meminimalisir kerugian,” imbaunya.
Isnawa juga meminta masyarakat terus memantau informasi terkini mengenai gelombang air laut pada laman bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut, secara mandiri.
“Bila menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan, segera hubungi call center Jakarta Siaga 112,” katanya.
Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Jakarta Yuke Yurike mendorong Pemprov memastikan seluruh pompa penyedot air berfungsi baik untuk mengatasi banjir rob. Pasalnya, optimalisasi kinerja pompa-pompa air merupakan salah satu upaya untuk mempercepat surutnya banjir rob di sejumlah kawasan pesisir Jakarta.
“Selain memastikan semua pompa air berfungsi baik, Pemprov juga harus menyiagakan petugas untuk membantu masyarakat. Mereka harus stand by (berjaga),” tegasnya.
Anggota Komisi D DPRD Jakarta Ghozi berharap masyarakat lebih siap dan waspada menghadapi potensi banjir di Jakarta.
Dia juga meminta masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan, menjaga saluran air dan melaporkan kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan bencana kepada pihak-pihak terkait.
Paling penting, menjaga kesehatan. Perhatikan hal-hal lain, seperti dokumen-dokumen penting dan sebagainya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, kerugian akibat fenomena rob di pesisir Jakarta mencapai Rp 2,1 triliun per tahun.
Menurutnya, nilai kerugian ekonomi itu akan terus meningkat dari tahun ke tahun, bila fenomena banjir rob tak segera diatasi.
Diketahui, banjir rob adalah fenomena alam yang terjadi ketika air laut meluap ke daratan dan menggenangi wilayah pesisir yang biasanya tidak terendam air. Fenomena ini berbeda dengan banjir, yang disebabkan curah hujan tinggi.
Banjir rob biasanya terjadi saat pasang laut mencapai ketinggian yang lebih dari biasanya, sehingga air laut masuk ke area daratan, bahkan ke permukiman yang berada di dekat pantai.
Dalam beberapa kasus, fenomena ini dapat terjadi secara berkala. Terutama di daerah yang memiliki topografi rendah.
Di media sosial X, perbincangan netizen terkait salah satu masalah klasik Jakarta, banjir rob, tidak pernah surut. Banyak netizen menghubungkan masalah tersebut dengan tingkat kepadatan penduduk di Jakarta.
Akar masalahnya, Jakarta itu terlalu padat. Daerah serapan air dan wilayah lalu lintas air rob, banyak yang berubah jadi rumah dan jalan. Dulu, ini pernah jadi bahan diskusi dosenku. Ingat, banjir rob itu mekanisme alam yang kita nggak bisa intervensi,” tulis akun @AzharaMars22.
“Kalau kita lihat peta Jakarta di era penjajahan Belanda, wilayah pesisir itu tanah kosong. Jadi, kalau saat itu terjadi bencana rob, mungkin dampaknya nggak terlalu besar. Sekarang, kalau kita datang ke Mangga Dua, isinya rumah. Ke Penjaringan, juga pemukiman padat, ke Kapuk apalagi. Padat banget,” timpal akun @pangeranbertopenghitaaams.
Akun @anonimman137997 meminta Pemprov Jakarta dan Pemerintah Daerah (Pemda) di sekitarnya melakukan terobosan untuk mengantisipasi bencana tahunan.
Kok kita jadi akrab ya sama bencana? Seolah itu wajar terjadi setiap tahun! Saran gue, penghijauan di Jabodetabek diperbanyak. Mau pakai istilah reboisasi, penanaman kembali, whatever. Terpenting, bangunan baru, mall, apartemen, pelan-pelan dikurangi, dan AMDAL dikuatkan,” cuitnya.
“Sampai kapanpun Jakarta akan tetap banjir dan rob. Kenapa begitu? Wong tanahnya turun terus. Belum lagi nyedot air sumurnya gila-gilaan,” cuit akun @pembasot77.
“Mungkin kalau ibu kota segera pindah ke IKN, masalah kepadatan penduduk di Jakarta akan hilang. Mungkin loh ya,” sahut akun @bend3372389. [
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu