TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Jadwal imsak
Dewan Pers

Dahnil Anzar: Jadi Politisi Harus Sabar, Baik Saat Berkuasa, Maupun Tidak.

Reporter & Editor : AY
Jumat, 21 Maret 2025 | 10:05 WIB
Foto : RM
Foto : RM

JAKARTA - Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dahnil Anzar Simanjuntak mengingatkan para politisi agar memiliki sikap sabar dalam menghadapi dinamika politik. Menurut Dahnil, kesabaran adalah kunci dalam menjalankan peran politik. Baik saat berada di luar pemerintahan maupun ketika memegang kekuasaan.

 

Hal tersebut disampaikan Dahnil saat memberikan tausiah dalam acara Silaturahim Ramadan dan Buka Bersama Rakyat Merdeka di Gedung Graha Pena, Jakarta, Kamis (20/3/2025).

 

Politisi Partai Gerindra ini memberikan tausiyah kepada sekitar 200 karyawan Rakyat Merdeka dari berbagai divisi. Mulai dari redaksi, manajemen, sirkulasi, hingga percetakan. Seluruh peserta kompak mengenakan pakaian putih. Hadir juga anak-anak yatim dari keluarga besar Rakyat Merdeka dan warga sekitar kantor Rakyat Merdeka.

 

Hadir dalam kesempatan tersebut, CEO Rakyat Merdeka Group Kiki Iswara Darmayana, Komisaris Karim Paputungan, jajaran Direksi yaitu Triphonia Istiarini, Maria Hanief dan Ratna Susilowati. Selain itu Pemimpin Redaksi Riky Handayani dan wakilnya, Kartika Sari. Serta Pemimpin RM Digital Firsty Hestyarini yang tampil sebagai pembawa acara.

 

Acara yang mengangkat tema Meningkatkan Keimanan dan Menebarkan Kesalehan Sosial ini dimulai dengan sambutan dari CEO Rakyat Merdeka, dilanjutkan dengan santunan kepada 100 anak yatim, lalu tausiah dan berbuka puasa bersama.

 

Di acara ini, Dahnil tampil rapi dengan jas hitam yang dipadu dengan sarung bermotif batik bernuansa putih, dasi kupu-kupu dan peci hitam. Kacamata bening berbingkai hitam menghiasi wajahnya.

 

Mantan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah itu menyampaikan tausiyah dengan gaya serius, tapi santai. Dalam tausiyahnya, Dahnil menyampaikan tentang makna puasa.

 

Kata dia, puasa adalah latihan mengendalikan diri secara sungguh-sungguh. Inti dari berpuasa adalah kesabaran dalam menghadapi berbagai godaan, baik secara fisik maupun emosional.

 

“Puasa itu tentang kesabaran. Sabar dalam menjalankan ibadah dan sabar dalam mengendalikan diri,” ujarnya.

 

Dahnil mengaitkan konsep sabar dengan pandangan sufi dari Mesir, Muhammad Abduh, yang menyebutkan sikap sabar memiliki dimensi politik. “Politik bagi Muhammad Abduh adalah seni mengelola kesabaran. Sabar saat tidak berkuasa, juga sabar saat berkuasa,” ujarnya.

 

Kata Dahnil, ketika tidak berkuasa, politisi harus bersabar. Sabar dalam sikap dan manajemen dan berkomu nikasi dengan pihak lain. Sebaliknya, politisi juga harus bersabar ketika berada dalam kekuasaan. Kesabaran diperlukan untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

 

“Jangan gunakan kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri dan kelompok. Sabar ini adalah proses yang harus dimiliki setiap politisi Muslim,” tegasnya.

 

Dahnil juga mengutip pemikiran ulama besar Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar yang menyoroti pentingnya kesabaran dalam menegakkan kebenaran. Ia menegaskan, politik seharusnya dijalankan dengan prinsip keadilan dan kejujuran, bukan sekadar ambisi kekuasaan.

 

Dahnil juga mengingatkan tentang pentingnya keseimbangan antara ibadah vertikal kepada Allah dan ibadah sosial kepada sesama manusia. Ia lalu mengutip Jalaluddin Rumi yang mengatakan, “Berwudhulah dengan cinta sebelum berwudhu dengan air. Karena tidak mungkin salat jika hati masih dipenuhi iri, benci, dan dendam,” ungkapnya.

 

Lebih lanjut, Dahnil menyoroti fenomena pemisahan antara kesalehan pribadi dan kesalehan sosial. Ia mengingatkan ada orang yang naik haji berkali-kali tetapi tetap korupsi, atau yang rajin salat tapi tetap melakukan kezaliman. “Hal ini terjadi karena ibadah hanya menjadi aktivitas fisik tanpa makna,” kata Dahnil.

 

Ia pun menegaskan agama tidak boleh digunakan sebagai alat politik demi kepentingan pribadi. Sebaliknya, politik harus menjadi instrumen untuk menghadirkan akhlak yang mulia demi kepentingan sosial.

 

Ia mengajak umat Islam untuk tidak menjadikan puasa sekadar ritual tahunan, tetapi benar-benar memaknainya sebagai latihan spiritual yang membawa perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

 

Sementara itu, Direktur Utama Rakyat Merdeka, Kiki Iswara menyampaikan terima kasih kepada Dahnil atas kehadirannya dalam acara tersebut. Ia juga menyinggung tugas besar yang akan diemban BP Haji tahun depan dalam mengelola penyelenggaraan haji.

 

“Semoga BP Haji dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit