Kartu Anies Hidup, Tapi Belum Tentu Bisa Maju
JAKARTA - Partai Demokrat menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), kemarin. Nama Anies Baswedan pun ramai dijagokan elite partai ini untuk Pilpres 2024. Meski kartunya masih hidup, tapi belum tentu Anies bisa maju.
Sebanyak 3 ribuan lebih peserta Rapimnas Demokrat memenuhi Gedung JCC, Senayan, Jakarta, kemarin. Mereka terdiri dari pimpinan partai dari pusat hingga daerah, kepala daerah hingga anggota legislatif dari partai berlogo mercy itu.
Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tiba di lokasi acara sekitar pukul 1 siang. Ia datang didampingi sang istri, Annisa Pohan. Tepuk tangan dan pekikan AHY Presiden pun bergemuruh seisi ruangan menyambut kedatangannya.
Rapimnas Demokrat kali ini dibuka langsung oleh AHY. Ia memastikan, jumlah anggota yang hadir sudah terpenuhi atau kuorum. Sebagaimana dipersyaratkan dalam AD/ART.
Putra sulung presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini bahkan sempat mengabsen perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia, mulai dari Indonesia bagian barat, yakni Aceh, hingga bagian timur, Papua.
“Apa benar 98 persen? Saya ingin absen. Setiap provinsi. Dari ujung barat Indonesia,” ucap AHY di podium.
“Mana Aceh?” tanya AHY. “Siap, siap,” sahut kader DPD Aceh Partai Demokrat yang langsung disorot kamera dan muncul di layar besar.
Saat tiba giliran DPD DKI Jakarta, AHY melontarkan gurauannya. Menurutnya, peserta dari Jakarta yang hadir sedikit karena belum punya kabupaten.
“Jangan salahkan kalau sedikit. Kan nggak ada kabupaten/kota di sini. Nanti kalau pindah ibu kota, katanya begitu, kalau sukses,” kelakarnya.
Ajang Rapimnas juga dimanfaatkan untuk menyerap aspirasi kadernya. Rata-rata para kader mengeluhkan kesulitan masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM, lalu menurunnya perekonomian di Bali akibat Covid-19 hingga pelanggaran HAM di Papua.
Soal Pilpres 2024, nama AHY dan Anies masih kerap disuarakan kader Demokrat. Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrat DKI Jakarta Mujiyono misalnya. Ia kepingin kedua sosok ini bisa berdampingan di Pilpres mendatang.
“Rata-rata di DKI maunya Anies-AHY atau AHY-Anies. Kalau di Demokrat harus AHY-Anies. Kan kami punya kendaraan, kan yang punya STNK atas nama kami,” kata Mujiyono, belum lama.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan juga tidak menampik peluang Anies untuk didukung oleh partainya. Karena dari sejumlah hasil survei, duet Anies-AHY kerap memperoleh suara tertinggi dibandingkan pasangan lain.
“Kita terima kasih kepada masyarakat yang menyuarakan pasangan Anies-AHY,” kata Syarief Hasan, kemarin.
Sementara Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra berpandangan bahwa Anies maupun AHY adalah figur-figur perubahan perbaikan. Sehingga keduanya dinilai layak untuk bersanding.
“Ya Pak Anies juga dianggap tokoh (pembawa) perubahan,” sebutnya.
Menurut Herzaky, Rapimnas adalah rapat aspirasi. Semua keputusan maupun aspirasi yang tertuang dalam Rapimnas bakal dibawa ke Majelis Tinggi Partai (MTP), termasuk nama-nama yang bakal diusung Partai Demokrat.
Tidak hanya Partai Demokrat, Anies juga dijagokan Partai NasDem dan PKS sebagai salah satu caprenya.
Apa kata pengamat soal dukungan Demokrat ke Anies? Apakah kartunya akan tetap hidup pasca lengser dari Gubernur DKI Jakarta?
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, kartu Anies akan tetap hidup meskipun dia sudah tidak menjadi Gubernur DKI Jakarta lagi per 16 Oktober 2022. Karena ada dukungan dari para relawan dan beberapa partai politik.
Namun, yang namanya relawan, tentu tidak bisa memastikan Anies bisa maju atau tidak di Pilpres 2024 mendatang. Karena pemegang tiketnya adalah partai politik. Meskipun memegang, partai politik juga tidak bisa memajukan Anies sendiri.
Sementara, Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin memperkirakan Anies tetap akan dilirik oleh parpol jika elektabilitasnya tinggi hingga pendaftaran di KPU Oktober 2023 nanti.
"Jika elektabilitasnya tinggi, maka kemungkinan akan ada partai yang meminangnya untuk jadi capres. Namun jika elektabilitas stagnan atau bahkan turun, partai-partai akan lari menghindar darinya. Karena psikologi partai itu ingin menang,” kata Ujang, tadi malam.
Untuk mendapatkan elektabilitas tinggi, Anies sebutnya perlu panggung-panggung politik agar bisa berinteraksi dengan masyarakat dan media. Apalagi pasca pensiun, dia jadi lebih bisa full berpolitik.
“Dan panggung-panggung politik itu harus diciptakan. Bisa bersama relawan-relawan nya keliling menyapa rakyat di daerah, bisa juga dengan cara-cara lain, misalkan Anies punya jabatan lain yang bisa tetap berdekatan dengan rakyat,” pungkasnya. (rm.id)
Nasional | 22 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 22 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu