TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Besok Perdagangan Dibuka Usai Libur Lebaran, IHSG & Rupiah Bagaimana Nasibnya?

Reporter: Farhan
Editor: AY
Senin, 07 April 2025 | 08:39 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

JAKARTA - Setelah libur lebaran, perdagangan saham akan dibuka kembali besok, Selasa (8/4/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan jadi sorotan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan kebijakan tarif impor gila-gilaan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Selain IHSG, bagaimana nasib rupiah terhadap dolar AS ya?

 

Bursa Efek Indonesia (BEI) libur sejak Jumat (28/3/2025), menyesuaikan cuti bersama yang ditetapkan Pemerintah. Sebelum libur Lebaran, IHSG menguat 0,59 persen ke level 6.510,62. Namun, bila diukur dari kondisi awal Januari (year to date), IHSG mengalami pelemahan 8,04 persen.

 

Di saat di Indonesia libur, perdagangan saham di negara-negara lain tetap lanjut. Selama 27 Maret hingga 4 April, pasar saham di sejumlah negara berfluktuasi. China dan Filipina turun kurang dari 1 persen. Sedangkan di AS, anjlok hingga 12 persen. Kebijakan Trump menjadi biang keroknya. Terlebih setelah China melawan dengan memberlakukan tarif 34 persen pada semua produk AS.

 

Melihat kondisi ini, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik memprediksi, pada pembukaan besok, IHSG akan kembali tertekan. Namun, penurunannya tidak akan terlalu besar. Sama seperti pasar bursa di Asia tidak terlalu terdampak signifikan oleh kebijakan Trump. Untuk itu, dia meminta pelaku pasar tak perlu panik.

 

Kalau kita lihat data, bursa negara-negara Asia yang dikenakan tarif tinggi tidak mengalami dampak negatif yang signifikan. Justru bursa negara Eropa dan Amerika yang berdampak signifikan," urai Jeffrey, Minggu (6/4/2025).

 

Sejumlah indeks di bursa saham Eropa dan AS memang mengalami pelemahan signifikan. Di Amerika, CCMP Index di NASDAQ anjlok 11,44 persen, SPX Index di S&P 500 juga ambles 10,53 persen, dan DJI Index di Dow Jones tergelincir 9,26 persen. Di Eropa, CAC Index di Prancis terperosok 7,43 persen, DAX Index di Jerman ambyar 7,81 persen, dan IBEX Index di Spanyol menguap 6,95 persen.

 

Dengan perbandingan kondisi tersebut, Jeffrey menilai, Indonesia tidak akan masuk dalam pusaran kemerosotan. "Investor agar tidak panik. Lakukan analisis secara cermat dan mengambil keputusan investasi secara rasional," sarannya.

 

Dari sisi rupiah, saat ini sedang terseok-seok digencet dolar AS. Beberapa bank menjual dolar AS hampir Rp 17.000. Menghadapi pembukaan perdagangan besok, Bank Indonesia (BI) akan berupaya sekuat tenaga untuk menjaga kestabilan rupiah. Salah satunya melalui optimalisasi instrumen triple intervention dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar.

 

Triple intervention atau tiga intervensi tersebut berada di pasar valuta asing (valas) pada transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

 

"BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit