Ekonomi Mulai Pulih

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa kasih kabar baik. Kata dia, ekonomi Indonesia mulai pulih.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa kasih kabar baik. Kata dia, ekonomi Indonesia mulai pulih.
Purbaya mengatakan, ada beberapa indikator yang memperlihatkan ekonomi Indonesia mulai pulih. Pertama, dari tumbuhnya jumlah uang tunai yang beredar.
"Base money itu tumbuhnya sudah 15 persen. Sebelumnya negatif, Januari-Februari itu di 5 persenan. Kalau pertumbuhannya sudah segitu, artinya ekonomi berjalan baik," ujarnya dalam acara Investment Forum 2025 di Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Indikator kedua, kata dia, terlihat dari kinerja perbankan yang sangat baik. Tabungan masyarakat tumbuh signifikan, meski tidak dibarengi dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).
"Yang menabung makin kencang tuh, hampir 7 persen. Jadi, kondisi keuangan sangat baik," ujar Purbaya.
Dengan dua indikator itu saja, dia optimis ekonomi Indonesia akan baik-baik saja. Apalagi posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus naik.
"Agustus tahun ini aktivitas ekonomi kita akan jauh lebih baik lagi, dan IHSG bisa naik terus,” ujar Purbaya, pede.
Untuk diketahui, IHSG melanjutkan penguatannya pada perdagangan, Jumat (16/5/2025). IHSG ditutup menguat 0,94 persen ke level 7.106,53. Penguatan ini menggenapkan kenaikan IHSG selama sepekan menjadi 4,01 persen.
Selain itu, Purbaya juga menjelaskan soal penurunan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur. Menurutnya, PMI Manufaktur yang hanya 46,7, bukan indikasi krisis, tetapi cerminan ketakutan pelaku usaha.
"PMI itu kadang bisa berlaku sebagai lagging indicator, yang menunjukkan masa lalu. Ketakutan saja itu pengusahanya, sehingga ketika disurvei angkanya jatuh," ungkapnya.Dengan dua indikator itu saja, dia optimis ekonomi Indonesia akan baik-baik saja. Apalagi posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus naik.
"Agustus tahun ini aktivitas ekonomi kita akan jauh lebih baik lagi, dan IHSG bisa naik terus,” ujar Purbaya, pede.
Untuk diketahui, IHSG melanjutkan penguatannya pada perdagangan, Jumat (16/5/2025). IHSG ditutup menguat 0,94 persen ke level 7.106,53. Penguatan ini menggenapkan kenaikan IHSG selama sepekan menjadi 4,01 persen.
Selain itu, Purbaya juga menjelaskan soal penurunan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur. Menurutnya, PMI Manufaktur yang hanya 46,7, bukan indikasi krisis, tetapi cerminan ketakutan pelaku usaha.
"PMI itu kadang bisa berlaku sebagai lagging indicator, yang menunjukkan masa lalu. Ketakutan saja itu pengusahanya, sehingga ketika disurvei angkanya jatuh," ungkapnya.
Contohnya, kata dia, pada Juli 2021. Karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), PMI Manufaktur anjlok sampai 42. Bahkan saat itu, banyak yang memprediksi ekonomi akan runtuh.
Namun, lanjut dia, berkat kebijakan likuiditas yang tepat sasaran, PMI Manufaktur kembali naik di atas 50. Menurutnya, selama kredit perbankan tumbuh positif, para pelaku industri akan kembali meningkatkan produksi dan permintaan barang.
"Jadi, selama kita bisa lihat pertumbuhan kredit yang positif, PMI akan balik lagi ke arah positif. Artinya mereka akan melihat di mana akan tumbuh, produksi mereka juga akan naik, mereka akan beli banyak lagi barang," urainya.
Membaiknya ekonominya juga disampaikan Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu. Salah satu indikatornya, kata dia, ludesnya tiket-tiket konser yang harganya jutaan rupiah.
Selain itu, Anggito juga merujuk pada catatan pemasukan negara melalui pajak. Menurutnya, ada peningkatan cukup signifikan, khususnya PPh 21.
Pembayaran karyawan itu kok naik? Sementara ada beberapa yang mengatakan kelas menengah kita itu melemah dan sebagainya, tetapi enggak reflected," ujarnya.
Meski begitu, dia mengakui, memang ada beberapa catatan pada kuartal I-2025. Namun, dia optimistis ekonomi Indonesia akan mulai tumbuh di kuartal II-2025 dan bisa menuai hasil di 2026.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto optimis, ekonomi nasional akan tetap terjaga di tengah tekanan global. Menurutnya, pertumbuhan 4,87 persen di kuartal-I 2025 masih lebih tinggi dari kebanyakan anggota G20.
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 22 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 12 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu