Sekjen Muzani Pimpin Ziarah Ke Makam Ketum Pertama Prof. Suhardi
Jelang HUT Ke-15 Gerindra

YOGYAKARTA - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani bersama jajaran pengurus partai berlambang burung Garuda, bersilaturahmi ke kediaman ketua umum pertama partai Gerindra, Prof Suhardi di Yogyakarta, Minggu (5/2).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-15 Gerindra yang akan digelar di DPP Gerindra , Jakarta, Senin (6/2).
Kedatangan Sekjen beserta rombongan disambut langsung oleh istri almarhum, Ibu Hardi.
Muzani menyampaikan salam hormat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, untuk keluarga besar almarhum Prof Suhardi, karena berhalangan hadir untuk bersilaturahmi.
"Ketua Umum Pak Prabowo dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Ibu Hardi dan keluarga besar almarhum Prof. Suhardi. Juga salam hormat untuk keluarga almarhum, dan kita semua yang ada di tempat ini. Beliau mendoakan, semoga keluarga besar almarhum Prof. Suhardi senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT," tutur Muzani.
Politisi kelahiran 15 Juli 1968 ini menceritakan rumah joglo milik almarhum Prof. Suhardi menjadi saksi masa-masa awal pendirian Partai Gerindra.
Pendopo ini adalah titik awal gagasan, pemikiran, dan pandangan dari almarhum dalam mendirikan sebuah partai politik, bernama Gerindra.
"Di tempat ini, Prof Suhardi memikirkan tentang bagaimana berdirinya sebuah partai. Apa namanya, apa lambangnya, apa visinya, dan bagaimana pandangan-pandangannya ke depan," papar Muzani.
"Di tempat inilah Gerindra dirumuskan. Pemikiran-pemikiran itu kemudian disampaikan kepada Pak Prabowo," imbuhnya.
Muzani mengaku baru mengenal sosok Prof. Suhardi pada tahun 2007, saat mengunjungi Kalimantan Timur, bersama Prabowo.
Di situlah, Prof Suhardi dipercaya menjadi Ketua Umum, Muzani sebagai Sekjen, dan Thomas Djiwandono sebagai bendahara.
Kami semua menatap wajah Pak Hardi. Karena di situ saya baru kenal beliau. Tapi karena ini sudah menjadi tugas, maka kami bilang ke Pak Hardi, semua akan kita bicarakan di Jakarta (tentang pendirian Partai Gerindra)," jelas Wakil Ketua MPR itu.
Singkat cerita, Gerindra berhasil menjadi partai politik yang resmi terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Di Pemilu 2009, Gerindra berhasil mendapatkan 26 kursi di legislatif. Di Pemilu 2014, naik hampir 3 kali lipat menjadi 73 kursi. Kemudian di Pemilu 2019, bertambah menjadi 78 kursi.
Semasa hidup, Prof. Suhardi dikenal konsisten dalam berjuang. Dia selalu mengkampanyekan antigandum, dengan mengkonsumsi makanan berupa umbi-umbian, yang menjadi kekayaan alam nusantara.
Menurut Prof. Suhardi, hal itu bisa menghemat devisa negara, menggairahkan perekomian rakyat, dan menjaga kesehatan tubuh.
"Prof Suhardi itu adalah orang yang sangat mampu menerjemahkan pesan Ketua Dewan Pembina (Prabowo, Red). Beliau sangat konsisten dalam perjuangan. Kadang, seorang pemimpin berbicara yang tidak relevan ketika masanya. Tapi, setelah pemimpin itu tiada, perkataan-perkataannya menjadi relevan sekian tahun setelahnya. Itu terbukti dari ucapan-ucapan Bung Karno, Bung Hatta, dan pahlawan lainnya," terang Muzani.
Dulu, kata Muzani, anjuran Prof. Suhardi untuk tidak mengkonsumsi gandum dan menggantinya dengan umbi-umbian, sering dipandang sebelah mata.
Tapi sekarang, pemikiran beliau terbukti sangat relevan di tengah ancaman kelangkaan pangan, dan menjadi gaya hidup sehat.
"Saya adalah salah satu orang yang memahami dan mengerti perkataan Pak Hardi, yang kini menjadi relevan di masa sekarang. Itulah sosok pemimpin yang betul-betul memahami berbagai permasalahan yang akan dihadapi di masa datang," beber Muzani.
Menurutnya,.kebesaran Partai Gerindra seperti sekarang ini, tak lepas dari usaha dan perjuangan beliau semasa menjadi ketua umum.
"Gerindra bisa begini karena beliau. Partai ini jadi besar karena beliau. Beliau tidak sempat menduduki jabatan publik. Tapi, beliau menanamkan dasar-dasar perjuangn partai, yang membuat Gerindra menjadi partai terbesar kedua di Indonesia," ucap Muzani.
"Saat Pak Hardi berpulang, Pak Prabowo merasa sangat kehilangan. Tapi, Pak Prabowo mengatakan, perjuangan harus terus dilanjutkan. Meski Pak Hardi sudah tiada," sambungnya.
Segenap kader Partai Gerindra di seluruh Indonesia, bertekad mewujudkan impian almarhum Prof Suhardi, dengan memenangkan Prabowo sebagai Presiden di Pilpres 2024.
"Kami berkeyakinan, Insya Allah 2024 ini Pak Prabowo Presiden. Kita akan mewujudkan apa yang menjadi impian Pak Hardi selama hidupnya, menjadikan Prabowo presiden," tandas Muzani.
Dalam kesempatan ini, Muzani didampingi Wakil Ketua Umum Sugiono, Rahayu Saraswati, dan Gus Irfan Yusuf Hasyim. Juga Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Prasetyo Hadi, Ketua Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) Musa Bangun, dan segenap jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra. Termasuk pengurus dan Anggota Dewan Tingkat I dan II se-Yogyakarta. rm.id
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 12 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 22 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu