TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Banteng Sekarang Nanduk Ke Budiman

Laporan: AY
Sabtu, 26 Agustus 2023 | 10:00 WIB
Budiman Sudjatmiko. Foto : Ist
Budiman Sudjatmiko. Foto : Ist

JAKARTA - PDIP akhirnya memecat Budiman Sudjatmiko buntut dukungannya ke­pada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai Capres. Selain memecat Budiman, PDIP juga membongkar belang mantan aktivis 98 itu. Banteng sekarang nanduk Budiman.

Surat pemecatan Budiman diteken langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Kamis (24/8). Suratnya tidak diserahkan langsung kepada Budiman, tapi dikirim menggunakan jasa kurir ke rumahnya.

Berhubung Budiman tengah be­rada di luar kota, surat pemecatan tersebut diterima oleh putrinya. Surat tersebut lalu difoto dan dikirimkan ke Budiman.

Ada empat poin yang tertulis dalam surat keputusan pemecatan Budiman.

Antara lain, melarangnya melakukan kegiatan dan menduduki jabatan apapun yang mengatasnamakan PDIP. Keputusan ini pun bakal dipertang­gungjawabkan pada Kongres Partai yang belum tahu kapan bakal digelar.

“Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan ditinjau kembali dan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya,” tulis surat tersebut dikutip, kemarin.

Saat dikonfirmasi mengenai surat tersebut, Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun membenarkannya. Kata dia, keputusan memecat Budiman telah diambil melalui Sidang Komite Disiplin, Senin (21/8). Saat itu, Budiman sebenarnya dipanggil untuk datang ke kantor DPP Pusat di Jakarta, tapi yang bersangkut­an berhalangan hadir karena sedang berada di luar kota.

Kata dia, ada tujuh poin yang diputuskan dalam sidang. Antara lain menyatakan tindakan Budiman mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo sebagai Capres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) adalah pelanggaran berat.

Menurut dia, Budiman tidak mengin­dahkan instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mendukung dan memenangkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden pada Pemilu 2024.

Dalam surat itu, lanjut Komaru­din, PDIP juga menekankan, setiap kader wajib tunduk dengan ideologi, program, dan sikap politik partai. Menurut dia, organisasi partai akan efektif, apabila di dalamnya terdapat kader-kader yang militan dan patuh terhadap peraturan organisasi partai.

Selain memecat Budiman, Koma­rudin membongkar belang Budiman. Kata dia, Budiman pernah meminta jatah menteri kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Permintaan itu disampaikan Budiman dalam per­temuan informal sebulan yang lalu.

“Sekjen menolak permintaan Bu­diman. Karena urusan menteri hak prerogatif Presiden," ujarnya.

Senada dikatakan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Kata Puan, partainya dengan Budiman sudah berpisah jalan dan tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan.

Kalau pun masih ada yang perlu ditanyakan, Ketua DPR ini meminta konfirmasi langsung kepada Budiman. Sebab, kini dirinya lebih memilih fokus untuk pemenangan Ganjar.

“Sudah selesai urusannya,” kata Puan, di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, kemarin.

Lalu, apa tanggapan Budiman soal pemecatannya? Dia menerima pemecatan tersebut. Dia juga meng­ungkapkan rasa terima kasih men­dalam kepada partai yang menjadi tempatnya bernaung selama 19 tahun.

Budiman mengakui, PDIP merupa­kan bagian penting dalam perjalanan politiknya. Namun, dia memastikan, pemecatan ini bukanlah akhir dari perjalanan politiknya.

“Ini adalah pengakhiran dari satu episode dalam hidup saya dan memu­lai episode berikutnya. Bagian dari perjalanan saya sebagai manusia politik sejak saya remaja,” ujar Budi­man, ketika dikonfirmasi, kemarin.

Saat ditanya akan pindah ke partai mana? Budiman mengatakan, akan jomblo dulu. “Ya, ibaratnya orang ba­ru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama, pasti kan berkabung dong," ujarnya.

Dia juga membantah meminta jatah menteri. Justru, kata dia, dirinya dita­wari oleh Presiden Jokowi untuk men­duduki kursi Menteri Desa. Namun, batal karena ada dinamika politik.

"2015 saya dipanggil ke Istana, Pak Jokowi bilang kita ingin Menteri Desa Mas Budiman, tapi rupanya ada dinamika politik yang lain-lain, oke," tukas Budiman.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo