Kalau Nggak NU, Ya Purnawirawan
Mahfud Dan Andika Masuk Kriteria Cawapres Ganjar
JAKARTA - Nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD serta mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa berpeluang besar menjadi bakal Cawapres Ganjar Pranowo.
Hal ini diketahui dari kebiasaan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang memilih sosok Bacapres dari tokoh berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) atau kalangan militer.
Sejauh ini Cawapres yang telah disebutkan sejumlah elite Banteng memenuhi dua latar belakang itu adalah Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN, Erick Thohir, Menparekraf, Sandiaga Uno dan eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa, jelas purnawirawan.
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya melihat, Andika cukup realitis sebagai Cawapres, ketimbang hanya sebagai Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar.
Andika, bisa menjadi pesainguntuk meladeni Capres Prabowo Subianto, yang juga pensiunan jenderal. "Dengan kelengkapan sosok jenderal di samping Ganjar, itu jadi kekuatan tersendiri. Kombinasi antara kekuatan nasionalis sipil bersanding dengan militer, yang juga tetap bisa maraup pemilih Islam," tutur Yunarto dalam keterangannya, kemarin.
Hanya yang perlu pertimbangan dari para partai politik pendukunh untuk menggolkan duet ini. "Ini berbenturan dengan kepentingan partai pendukung Ganjar," ujar Yunarto.
Sementara Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, yang dari latar belakang NU, sosok yang paling kuat yang sering disebut elite Banteng adalah Mahfud MD. Mahfud dapat memberikan kontribusi untuk Ganjar di beberapa aspek.
Mahfud, mampu mendongkrak elektoral Ganjar di basis pemilih nahdliyin. Apalagi jaringanpesantren dan kiai-kiai NU yang dipegang Mahfud cukup massif.
Mahfud berpeluang mengacak-acak mesin politik PKB yang hendak mengonsolidasikan basis pemilih nahdliyin untuk Muhaimin Iskandar, Cawapres Anies Baswedan. Utamanya di Jawa Timur dan Jawa Tengah," tutur Khoirul dalam pesannya.
Selain soal basis massa, track record Mahfud menjadi nilai lebih. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu potensial menggaet swing voters kalanganmenengah terdidik, yang suaranya mempengaruhi pilihan publik secara luas.
Kekurangannya, Mahfud bukan kader partai politik. Sehingga, tidak punya dukungan kekuatan politik besar yang bersumber dari parpol. Baik Mahfud, maupun Cawapres lainnya yang nonparpol, perlu penjaminan dari PDIP dalam kaitannya dengan partai koalisi.
"Bagaimana caranya agar PPP, satu-satunya partai parlemen di poros Ganjar ini tetap stay. Apalagi PPP sejak lama telah menyodorkan nama Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) partainya Sandiaga Uno," kata staf pengajar Universitas Paramadina ini.
Sebelumnya, Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengungkapkan, Megawati biasanya punya kecenderungan memilih Cawapres dari dua referensi. Yakni, tokoh NU atau purnawirawan TNI.
"Analisis saya jika melihat pengalaman dari sejarah. Ibu Megawati Soekarnoputri selalu mencari pendamping merujuk pada dua referensi yakni Tokoh NU atau Purnawirawan TNI," kata Basarah saat bertemu denganrelawan Ganjar Pranowo Malang, belum lama ini.
PDIP, lanjutnya, pernah menggandeng Hamzah Haz, Hasyim Muzadi, Prabowo Subianto, Jusuf Kalla, dan KH. Ma'ruf Amin sebagai Cawapres.
"Itulah analisis saya dalam melihat cara berpikir Ibu Mega. Tokoh NU dan Purnawirawan TNI itu siapa? Silakan dilihat saat ini siapa tokoh yang ada," ujar Basarah.
Menurutnya, pengumuman keputusan Cawapres Ganjar Pranowo akan disampaikan langsung Megawati pada saat yang tepat.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu