Hoaks Soal Pemilu 2024 Mulai Bertebaran Di Medsos
Awas, Jangan Gampang Percaya

JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengingatkan masyarakat berpikir kritis jika menemukan informasi janggal yang bernuansa provokatif di media sosial (medsos). Jangan gampang percaya. Soalnya, bisa jadi informasi tersebut adalah kabar bohong alias hoaks.
Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan, hoaks seputar Pemilu 2024 sudah mulai bertebaran di medsos, terutama di Facebook. Jenisnya beraneka ragam. Tujuannya, menjatuhkan pihak tertentu.
“Catatan kami menunjukkan penyebaran hoaks dan disinformasi terkait pemilu paling banyak ditemukan di platform Facebook yang dikelola Meta (perusahaan pemilik Facebook),” ujar Budi Arie dalam keterangan pers, Sabtu (28/10/2023).
Bahkan, seiring perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau dikenal Artificial Intelligence (AI), hoaks pun semakin dibuat canggih.
Hoaks terlihat nampak seperti informasi yang benar. Orang awam bisa mudah percaya jika tidak mengerti soal AI.
Karena itu, Budi Arie mengajak masyarakat yang menemukan informasi dengan sumber tak kredibel di medsos agar tidak langsung menyebarkannya.
Harus ditelaah dengan mencari informasi serupa dari beberapa sumber yang berbeda untuk memastikan kebenarannya.
“Bandingkan berita ketika menemukan berita yang terdengar mencolok atau kontroversial,” sarannya.
Dia mengatakan, total ada 101 isu hoaks yang beredar mengenai Pemilu sejak Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023. Peningkatannya, hampir 10 kali lipat.
Saat ini kami telah mengajukan take down 454 konten kepada pihak Meta,” ungkap Ketua Umum Projo ini.
Salah satu yang menghebohkan publik adalah video Presiden Joko Widodo yang menggunakan bahasa Mandarin saat berpidato di forum internasional. Kemenkominfo memastikan, video itu hasil suntingan yang menyesatkan.
Setelah diselidiki, sumber resmi video berasal dari unggahan kanal YouTube The U.S. -Indonesia Society (USINDO) pada 13 November 2015.
Video itu adalah pidato Jokowi di ajang Gala yang digelar oleh US Chamber of Commerce, US-ASEAN Business Council, Oktober 2015.
Sebelumnya, video itu diunggah salah satu akun Twitter alias X dengan alasan untuk pembelajaran agar tak mudah percaya video yang beredar karena deep fake mudah dibuat, apalagi di tahun politik. Kini, unggahan itu sudah dihapus.
Hoaks lainnya tentang unggahan yang berjudul ‘Prabowo Gagal Mencalonkan Diri sebagai Presiden Setelah MK Kabulkan Batas Usia”. Serta, “Komisi Pemilihan Umum (KPU) Menolak Pendaftaran Ganjar Pranowo menjadi Capres karena Ingin Menjegal Anies Baswedan”.
“Tidak hanya menyasar para bacapres dan bacawapres. Isu hoaks dan disinformasi yang kami temukan turut menyasar reputasi KPU dan penyelenggaraan pemilu untuk menimbulkan distrust terhadap Pemilu kita,” ungkapnya.
Budi Arie menyatakan, Kominfo selalu siap dalam menangkal hoaks Pemilu. Langkah itu dimulai dari peningkatan kesadaran masyarakat, penanganan konten hoaks bekerja sama dengan aparat penegak hukum dan penyelenggara platform media sosial, serta peningkatan patroli siber.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 6 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Internasional | 22 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 3 jam yang lalu