TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Di Mata Mayoritas Gen Z

Harta Serta Asal Usul Keluarga Calon Pemimpin Daerah Tidak Penting

Oleh: Farhan
Minggu, 22 September 2024 | 11:02 WIB
Founder Boyzn Zagi Berian. Foto : Ist
Founder Boyzn Zagi Berian. Foto : Ist

JAKARTA - Seperti apa pandangan generasi (Gen) Z terhadap para calon pemimpin daerah? Ternyata, para Gen Z lebih mengutamakan track record ketimbang latar belakang keluarga, pendidikan tinggi, dukungan partai, atau harta kekayaan.

Kesimpulan itu terpotret dari survei terbaru Byonz. Hasil survei yang melibatkan 1.400 responden ini, mengungkap, 59 persen Gen Z lebih tertarik pada pengalaman kepemimpinan. Hanya 31 persen yang melihat pendidikan tinggi sebagai faktor penting. 

Sementara, dukungan partai politik dan kekayaan calon pemimpin hanya dianggap penting oleh 2 persen dan 4 persen responden saja.

Hal tersebut dikatakan Founder Byonz, Zagy Berian dalam paparan survei bertajuk Perspektif Gen Z terhadap Calon Pemimpin Daerah di Indonesia, yang ditayangkan di akun YouTube Liputan 6 SCTV, Jumat (20/9/2024) malam.

“Mereka (Gen Z) ingin melihat pernah nggak calon itu memimpin dalam hal apapun," kata Zagy.

Menariknya, hasil survei juga menunjukkan, faktor good looking tak luput dari perhatian Gen Z, karena dianggap mencerminkan kepercayaan diri dan daya tarik calon pemimpin. Namun, Zagy menegaskan, aspek fisik bukan segalanya.

"Gen Z menilai, kalau ingin jadi pemimpin, harus bisa merasakan jadi pemimpin dulu. Punya pengalaman mengikuti, belum cukup," lanjut Zagy.

Dari segi pendidikan, Gen Z tetap menilai asal-usul pendidikan calon pemimpin sebagai indikator kapabilitas dalam pembangunan. Namun, hal ini hanya dianggap sebagai faktor pendukung, bukan yang utama. 

Sebab, sebanyak 59 persen lebih menekankan pada sejarah capaian kerja dan bagaimana calon tersebut mampu membawa perubahan positif. Misalnya, soal isu kesenjangan.

Kata Zagy, 94 persen Gen Z memberikan atensi terhadap isu tersebut. Ada tiga garis teritorial yang dipotret Byonz. Yakni, wilayah Barat, Tengah, dan Timur. Wilayah Barat Indonesia memiliki tingkat kesenjangan yang lebih rendah dibandingkan wilayah Tengah dan Timur. 

Sementara, wilayah Tengah Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan daerah Timur, tapi lebih tinggi dari wilayah Barat terhadap kesenjangan sosial. Sementara wilayah Timur Indonesia merasakan kesenjangan yang memerlukan perhatian khusus melebihi wilayah di Pulau Jawa. 

"Teman-teman Gen Z melihat kesenjangan sosial ini merupakan isu yang harus menjadi perhatian, khusus oleh para pemimpin, yang nantinya akan dipilih mereka," ucap dia.

Zagy menyadari, isu kesenjangan ini membuat Gen Z yang tinggal selain di wilayah Barat merasa cemburu. Dengan maraknya media sosial, mereka bisa melihat kehidupan teman-teman yang ada di daerah bagian Barat, Tengah, dan Timur. 

“Intinya mereka ingin ada keseteraan antara wilayah Barat, Tengah, dan Timur,” katanya.

Karena itu, kata Zagy, dibutuhkan kolaborasi antar kepala daerah untuk meningkatkan kesetaraan antar daerah. Namun, apabila sesama daerah memiliki persoalan yang sama, maka dibutuhkan upaya lebih untuk mengatasi persoalan ini. 

Jika di sekelilingnya itu bisa dikolaborasikan, maka persoalan ini bisa dientaskan. Jika tidak, bisa meminta bantuan dari teman-teman yang lain, kurang lebih seperti itu," papar dia. 

Zagy juga berharap, dengan masuknya era digitalisasi terjadi transfer pengetahuan untuk meningkatkan pemerataan antar daerah. “Di handphone sudah ada semuanya," terang Zagy. 

Survei Byonz ini menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif, melalui platform online dengan uji coba kuesioner yang memastikan validitas dan reliabilitas data. 

Hasil ini memberikan gambaran jelas bahwa Gen Z bukan sekadar memandang gelar atau harta, melainkan lebih fokus pada hasil nyata yang pernah ditunjukkan oleh calon pemimpin daerah di berbagai level kepemimpinan, termasuk di eksekutif maupun legislatif.

Dari temuan ini, kata Zagy, para kandidat calon kepala daerah disarankan lebih fokus menjual pengalaman kepemimpinan dan capaian kerja, daripada hanya mengandalkan latar belakang keluarga, kekayaan, atau afiliasi partai.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo