TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Perang Hizbullah-Israel Makin Membara,  Kemenlu Pulangkan 40 WNI Dari Lebanon

Oleh: Farhan
Senin, 07 Oktober 2024 | 11:33 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memulangkan 40 Warga Negara Indonesia (WNI) di Lebanon, karena situasi perang Hizbullah-Israel semakin membara. Dijadwalkan, puluhan WNI yang dievakuasi itu tiba di Tanah Air pada Senin (7/10/2024).

Direktur Pelindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha me­nyatakan, pihaknya terus me­mantau pergerakan puluhan WNI yang dievakuasi dari Leba­non. Informasi terkini, ungkap dia, mereka sudah tiba di Am­man, Yordania, Minggu (6/10/ 2024). Selanjutnya, para WNI itu akan melakukan penerbangan menuju Jakarta.

Judha menambahkan, selain 40 WNI yang diterbangkan ke di Indonesia, terdapat 1 Warga Negara Asing (WNA), salah satu pasangan dari WNI yang evakuasi. Jumlah total yang akan datang ke Tanah Air, 41 orang.

“Ke-41 evacuees itu, berasal dari dua gelombang evakuasi WNI. Mereka dievakuasi me­lalui jalur darat, yakni jalur Beirut-Damaskus-Amman,” ungkap Judha dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/10/2024).

Lebih lanjut, dia menjelaskan, pemulangan 40 WNI itu melalui dua penerbangan komersial, yakni Emirate EK356 dan Qatar Airways QR95. Penerbangan pertama, akan menggunakan maskapai Emirate, berisi 20 WNI, lepas landas dari Yordan, Minggu (6/10/2024) pukul 18.10 waktu setempat atau pukul 22.10 WIB.

“Mereka akan tiba di Jakarta, Senin (7/10/2024), pukul 15.40 WIB,” imbuhnya.

Sementara itu, lanjut Judha, penerbangan kedua membawa 20 WNI ditambah 1 WNA, take off pukul 14.00 waktu setempat, menggunakan maskapai Qatar Airways QR95. Mereka dijad­walkan tiba di Jakarta, Senin (7/10/2024), pukul 07.40 WIB.

“Saat ini, masih ada 116 WNI yang memilih tetap berada di Lebanon di tengah eskalasi perang Hizbullah-Israel. Kepada WNI yang memilih berada di Lebanon, kami telah meminta mereka mengikuti arahan Per­wakilan RI setempat, agar dapat dievakuasi pulang ke Tanah Air sedini mungkin,” tuturnya.

Judha menambahkan, Ke­menlu terus memantau per­kembangan situasi perang, serta membangun komunikasi dengan seluruh WNI di Lebanon. Pihak­nya juga terus mengimbau agar para WNI tidak menunda-nunda evakuasi, sampai situasi sema­kin memburuk.

Sebab, lanjut dia, jika situasi memburuk, perang terbuka semakin melebar dan pecah, kemampuan Kemenlu dan KBRI Beirut mengevakuasi WNI dari Lebanon menjadi sangat terba­tas. “Bila kondisi memburuk dan kehancuran terjadi di titik-titik vital, dapat melumpuhkan ak­tivitas perhubungan,” cetusnya

Judha mengakui, Pemerintah Indonesia berkewajiban memas­tikan keselamatan WNI di mana­pun mereka berada, termasuk melakukan evakuasi ke tempat aman. Namun, keputusan untuk mengikuti evakuasi tetap berada di tangan masing-masing WNI.

Kami sampaikan apa adanya, saat ini masih ada kesempatan. Kita harus evakuasi sekarang, sebelum situasi semakin mem­buruk,” harapnya.

Selain itu, Judha juga mengim­bau kepada seluruh WNI untuk menunda perjalanan ke Leba­non, Suriah, Iran, Palestina, dan Israel, karena kondisi keamanan yang tidak kondusif. Menurut­nya, kondisi kawasan yang tidak kondusif juga dapat menyebab­kan penangguhan penerbangan.

“Waspadai disrupsi penerbang­an, untuk menghindari pelaku perjalanan terdampar di beberapa titik hubungan penerbangan internasional,” tandasnya

Terpisah, Anggota DPR dari Fraksi PKS, Sukamta me­minta komunitas internasional menekan Israel, untuk meng­hentikan serangan ke wilayah Lebanon. Sebab, dia menilai, Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), gagal menjalankan mandat untuk men­ciptakan perdamaian.

“Serangan ke wilayah Leba­non merupakan tindakan bi­adab, dan jelas-jelas melanggar hukum internasional. Ketika Dewan Keamanan PBB gagal menjalankan mandat, seluruh negara dan bangsa di dunia harus memberikan tekanan,” tegasnya.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Padjadjaran, Dina Sulaeman menilai, serangan ma­sif Israel ke Lebanon, bertujuan untuk mengalihkan perhatian dunia dari kondisi Gaza. Selain itu, hal tersebut juga bertujuan menghentikan serangan-seran­gan di wilayah Israel yang ber­batasan dengan Lebanon.

“Bagi Israel, Hizbullah me­rupakan salah satu musuh utama yang menghalangi niat mereka melanjutkan genosida di Gaza dan menguasai Palestina secara keseluruhan. Namun, Hizbullah justru membuat ratusan ribu warga Israel mengungsi, dan menegaskan tidak akan mem­biarkan Israel Utara kembali diisi oleh para pemukim Israel,” tutur Dina.

Memanasnya situasi perang di Lebanon, juga menjadi perbin­cangan netizen di media sosial X. Akun @4gizz meminta se­luruh WNI di Lebanon mengi­kuti ajakan Kemenlu untuk segera kembali ke Tanah Air, sebelum situasi perang semakin memanas.

“Sudah pulang saja dulu. Lanjutin kuliah atau cari pa­sangan di Tanah Air saja. Kita semua prihatin melihat situasi di Lebanon,” cuitnya. “Israel akan terus menjalankan misi pen­guasan dan penindasan hingga tercapai. Mereka sangat pede karena di back up negara-negara barat. Kalau nggak, sudah habis mereka,” timpal akun @warais­notggaem.

Sementara itu, akun @Sansss­greeen mengaitkan situasi pe­rang di Timur Tengah dengan pemerintahan Prabowo Subian­to. “Kalau perang semakin me­manas dan meluas, Pemerintah selanjutnya bakal nampung para pengungsi korban perang nggak ya?” tulisnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo