Perang Hizbullah-Israel Makin Membara, Kemenlu Pulangkan 40 WNI Dari Lebanon
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memulangkan 40 Warga Negara Indonesia (WNI) di Lebanon, karena situasi perang Hizbullah-Israel semakin membara. Dijadwalkan, puluhan WNI yang dievakuasi itu tiba di Tanah Air pada Senin (7/10/2024).
Direktur Pelindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha menyatakan, pihaknya terus memantau pergerakan puluhan WNI yang dievakuasi dari Lebanon. Informasi terkini, ungkap dia, mereka sudah tiba di Amman, Yordania, Minggu (6/10/ 2024). Selanjutnya, para WNI itu akan melakukan penerbangan menuju Jakarta.
Judha menambahkan, selain 40 WNI yang diterbangkan ke di Indonesia, terdapat 1 Warga Negara Asing (WNA), salah satu pasangan dari WNI yang evakuasi. Jumlah total yang akan datang ke Tanah Air, 41 orang.
“Ke-41 evacuees itu, berasal dari dua gelombang evakuasi WNI. Mereka dievakuasi melalui jalur darat, yakni jalur Beirut-Damaskus-Amman,” ungkap Judha dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/10/2024).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pemulangan 40 WNI itu melalui dua penerbangan komersial, yakni Emirate EK356 dan Qatar Airways QR95. Penerbangan pertama, akan menggunakan maskapai Emirate, berisi 20 WNI, lepas landas dari Yordan, Minggu (6/10/2024) pukul 18.10 waktu setempat atau pukul 22.10 WIB.
“Mereka akan tiba di Jakarta, Senin (7/10/2024), pukul 15.40 WIB,” imbuhnya.
Sementara itu, lanjut Judha, penerbangan kedua membawa 20 WNI ditambah 1 WNA, take off pukul 14.00 waktu setempat, menggunakan maskapai Qatar Airways QR95. Mereka dijadwalkan tiba di Jakarta, Senin (7/10/2024), pukul 07.40 WIB.
“Saat ini, masih ada 116 WNI yang memilih tetap berada di Lebanon di tengah eskalasi perang Hizbullah-Israel. Kepada WNI yang memilih berada di Lebanon, kami telah meminta mereka mengikuti arahan Perwakilan RI setempat, agar dapat dievakuasi pulang ke Tanah Air sedini mungkin,” tuturnya.
Judha menambahkan, Kemenlu terus memantau perkembangan situasi perang, serta membangun komunikasi dengan seluruh WNI di Lebanon. Pihaknya juga terus mengimbau agar para WNI tidak menunda-nunda evakuasi, sampai situasi semakin memburuk.
Sebab, lanjut dia, jika situasi memburuk, perang terbuka semakin melebar dan pecah, kemampuan Kemenlu dan KBRI Beirut mengevakuasi WNI dari Lebanon menjadi sangat terbatas. “Bila kondisi memburuk dan kehancuran terjadi di titik-titik vital, dapat melumpuhkan aktivitas perhubungan,” cetusnya
Judha mengakui, Pemerintah Indonesia berkewajiban memastikan keselamatan WNI di manapun mereka berada, termasuk melakukan evakuasi ke tempat aman. Namun, keputusan untuk mengikuti evakuasi tetap berada di tangan masing-masing WNI.
Kami sampaikan apa adanya, saat ini masih ada kesempatan. Kita harus evakuasi sekarang, sebelum situasi semakin memburuk,” harapnya.
Selain itu, Judha juga mengimbau kepada seluruh WNI untuk menunda perjalanan ke Lebanon, Suriah, Iran, Palestina, dan Israel, karena kondisi keamanan yang tidak kondusif. Menurutnya, kondisi kawasan yang tidak kondusif juga dapat menyebabkan penangguhan penerbangan.
“Waspadai disrupsi penerbangan, untuk menghindari pelaku perjalanan terdampar di beberapa titik hubungan penerbangan internasional,” tandasnya
Terpisah, Anggota DPR dari Fraksi PKS, Sukamta meminta komunitas internasional menekan Israel, untuk menghentikan serangan ke wilayah Lebanon. Sebab, dia menilai, Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), gagal menjalankan mandat untuk menciptakan perdamaian.
“Serangan ke wilayah Lebanon merupakan tindakan biadab, dan jelas-jelas melanggar hukum internasional. Ketika Dewan Keamanan PBB gagal menjalankan mandat, seluruh negara dan bangsa di dunia harus memberikan tekanan,” tegasnya.
Pengamat Timur Tengah dari Universitas Padjadjaran, Dina Sulaeman menilai, serangan masif Israel ke Lebanon, bertujuan untuk mengalihkan perhatian dunia dari kondisi Gaza. Selain itu, hal tersebut juga bertujuan menghentikan serangan-serangan di wilayah Israel yang berbatasan dengan Lebanon.
“Bagi Israel, Hizbullah merupakan salah satu musuh utama yang menghalangi niat mereka melanjutkan genosida di Gaza dan menguasai Palestina secara keseluruhan. Namun, Hizbullah justru membuat ratusan ribu warga Israel mengungsi, dan menegaskan tidak akan membiarkan Israel Utara kembali diisi oleh para pemukim Israel,” tutur Dina.
Memanasnya situasi perang di Lebanon, juga menjadi perbincangan netizen di media sosial X. Akun @4gizz meminta seluruh WNI di Lebanon mengikuti ajakan Kemenlu untuk segera kembali ke Tanah Air, sebelum situasi perang semakin memanas.
“Sudah pulang saja dulu. Lanjutin kuliah atau cari pasangan di Tanah Air saja. Kita semua prihatin melihat situasi di Lebanon,” cuitnya. “Israel akan terus menjalankan misi penguasan dan penindasan hingga tercapai. Mereka sangat pede karena di back up negara-negara barat. Kalau nggak, sudah habis mereka,” timpal akun @waraisnotggaem.
Sementara itu, akun @Sansssgreeen mengaitkan situasi perang di Timur Tengah dengan pemerintahan Prabowo Subianto. “Kalau perang semakin memanas dan meluas, Pemerintah selanjutnya bakal nampung para pengungsi korban perang nggak ya?” tulisnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 11 jam yang lalu