Pak Mendag, Bagaimana ini? MinyaKita, Beras, Bawang Mahal

JAKARTA - Harga MinyaKita terus melambung. Selain itu, harga beras dan bawang juga ikutan mahal. Pak Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso bagaimana ini? Jika naik terus, kasihan rakyat.
Berdasarkan data Panel Harga Pangan Bapanas, Senin (27/1/2025), harga MinyaKita mencapai Rp 17.648 per liter. Harga ini di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15.700 per liter.
Kemudian, harga gula konsumsi di non Indonesia Timur juga naik menjadi Rp 18.315 per kg. Harga ini di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) Rp 17.500 per kg. Di Indonesia Timur harganya mencapi Rp 20.555 per kg atau lebih tinggi dari HAP Rp 18.500 per kg.
Harga bawang putih di non Indonesia Timur rata rata Rp 41.973 per kg. Harga tersebut di atas harga normal Rp 38.000 per kg.
Sementara, di Indonesia Timur, harga bawang putih mencapi Rp 55.000 per kg atau lebih tinggi dari normal Rp 40.000 persen kg. Sementara.
Harga beras premium juga ikuta naik. Rata rata nasional, harga beras premium Rp 15.589 per kg. Harga beras premiun di zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi) sebesar Rp 15.188 persen kg atau di atas HET Rp 14.900 per kg.
Kemudian harga beras premium di zona 2 (Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan) sebesar Rp 16.238 per kg atau di atas HET Rp 15.400 per kg. Sedangkan harga beras premium di di zona 3 (Maluku dan Papua) Rp 17.444 per kg atau di atas HET Rp 15.800 per kg.
Harga beras medium juga tercatat naik. Secara rata rata nasional harga beras medium Rp 13.502 per kg. Untuk di zona 1 harganya Rp 13.234 per kg di atas HET Rp 12.500 per kg, harga di zona 2 Rp 18.819 per kg di atas HET Rp 13.100 per kg, dan zona 3 Rp 15.625 per kg di atas HET Rp 13.500 per kg.
Ketua Asosiasi Pasar Indonesia Ngadiran mengamini, sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan. Misalnya, harga MinyaKita. Menurut dia, harga MinyaKita kini sudah tidak masuk akal. "HET-nya Rp 15.700, tapi di pasar harganya Rp 16.500 sampai Rp 17 ribu. Rasa-rasanya ada yang main," ujarnya kepada Redaksi, Senin (27/1/2025).
Selain MinyaKita, kata dia, harga beras ukuran 50 kg naik sekitar Rp 10 ribu. Ngadiran berharap, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Susanto tidak kalah dengan pengusaha. "Pemerintah mesti kasih ketegasan," pintanya.
Anggota Komisi VI DPR Nasim Khan juga meminta, Pemerintah segera menurunkan harga bahan pokok, terutama MinyaKita. Terlebih, sebentar lagi umat Muslim di Indonesia akan menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
"Kalau harga MinyaKita yang menjadi salah satu kebutuhan mengalami peningkatan, ini tentunya akan membebankan masyarakat. Jadi ini harus segera ditangani," pintanya, Senin (27/1/2025).
Menurut Nasim, kenaikan harga MinyaKita tidak hanya terjadi di daerah-daerah yang sulit menjangkau, tetapi juga di kota-kota besar.
"Mereka mengeluh karena harga MinyaKita masih tinggi. Bahkan, saya pernah lihat harganya mencapai Rp 19 ribu per liter," ungkapnya.
Lalu apa yang membuat harga MinyaKita mahal? Mendag Budi Susanto menegaskan, distributor nakal menjadi salah satu penyebab utama harga MinyaKita melambung tinggi di sejumlah wilayah. Hal ini, ia ungkapkan setelah melakukan inspeksi gudang di Tangerang, Banten.
Menurut dia, MinyaKita merupakan merupakan program Minyak Goreng Rakyat (MGR). Karena itu, ia meminta para pelaku usaha dan distributor tidak mempermainkan harga MinyaKita. Dari sisi produsen, distribusi minyak goreng sebenarnya sudah berjalan sesuai aturan dan jumlahnya mencukupi.
Budi juga memastikan harga pangan menjelang Ramadan hingga Lebaran 2025 tetap terjaga dan stabil. “Kami akan terus memonitor dan koordinasi dengan para produsen, distributor agar harga-harga terkendali," ujar Budi.
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 13 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu