TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Gelar Budaya ‘Mapag Sri’, Dari Berdoa Hingga Arak-arakan

Rasa Syukur Ala Warga Desa Kalapa Cagak Jelang Panen Padi

Oleh: Nipal
Editor: Redaksi
Selasa, 11 Februari 2025 | 09:15 WIB
Ratusan warga Kampung Kalapa Cagak, Desa Teluk Lada, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, dan para tamu sedang melakukan arak-arakan di acara “Mapag Sri”, Senin (10/2).(pal)
Ratusan warga Kampung Kalapa Cagak, Desa Teluk Lada, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, dan para tamu sedang melakukan arak-arakan di acara “Mapag Sri”, Senin (10/2).(pal)

PANDEGLANG - Inilah adat atau budaya ungkapan rasa syukur saat menyambut jelang panen padi yang dilakukan ratusan warga Kampung Kalapa Cagak, Desa Teluk Lada, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang.

 

Rasya syukur ala warga itu, yakni dengan cara melakukan ritual (berdoa) “Mapag Sri”. “Mapag Sri” diketahui salah satu adat masyarakat Indonesia khususnya di wilayah Jawa dan Sunda. Adat itu dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur petani kepada Tuhan Yang Maha Esa karena panen telah tiba dengan hasil yang memuaskan.
 

Maksud dari “Mapag Sri” upacara atau tradisi untuk menyambut panen padi atau panen raya. Karena artinya dari bahasa Jawa halus “Mapag” itu menjemput dan “Sri” di maksudkan sebagai padi. Jadi “Mapag Sri” adalah menjemput padi (panen).
 

Ratusan warga baik kalangan tua, muda, remaja hingga anak-anak tumpah ruah memadati jalan di wilayah Desa Teluk Lada, melakukan arak-arakan keliling kampung dengan menggotong padi serta berbagai macam hasil panen palawija, hingga menampilkan tarian, replika karya masyarakat setempat, dan lainnya, Senin (10/2).

 

Ketua Dewan Adat, Suparna mengatakan, “Mapag Sri” merupakan ungkapan syukur atas hasil panen kali ini yang berlimpah ruah di wilayahnya. Sebelumnya ungkap dia, masyarakat telah melakukan sedekah bumi yang dilakukan sebelum masa tanam.
 

“Awal kita menanamkan padi, tetap memohon ridha Allah. Begitu juga jelang panen, rasa syukur kita terhadap Allah karena kita semua para petani akan menghadapi hasil panen. Mudah-mudahan hasilnya melimpah dan berkah,” kata Suparna.
 

Suparna menjelaskan, tradisi itu berasal dari kata “Mapag” yang berarti menjemput, dan “Sri” representasi dari Dewi Sri yang diartikan tanaman padi. Jadi “Mapag Sri” adalah upacara atau tradisi untuk menyambut panen padi atau panen raya.
 

“Untuk Mapag Sri sendiri karena mau jemput panen padi, mudah-mudahan hasilnya melimpah. Artinya Dewi Sri yang pada saat itu leluhur kita dilestarikan, maka kita sebagai warisan-warisan budaya tetap harus melaksanakan itu,” katanya.
 

Dia menegaskan, tradisi itu menjadi agenda rutin setiap tahun yang dilakukan masyarakat, khususnya para petani di Kampung Kalapa Cagak.
 

“Rangkaian kegiatan adalah arak arakan atau kirab kreasi budaya. Sebelum acara ini dilaksanakan semalam ditaruh di tempat keramat, kita semua dewan adat berkumpul mengadakan tawasul yaitu padi yang mau dipetik itu,” jelasnya lagi.

 

Pihaknya berharap, dengan mengadakan kegiatan ini, hasil panen masyarakat akan semakin melimpah. “Kami harap panen melimpah,” tandasnya.

 

Di tempat sama, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang, Wahyu Widiyanti mengaku, sangat menyambut baik adanya budaya tersebut.
 

Katanya, kegiatan yang diawali dengan sedekah bumi sampai dengan “Mapag Sri” diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi dan produktivitas pertanian.
 

“Mudah-mudahan kolaborasi antara beberapa OPD terkait, bisa meningkatkan atau memajukan budaya yang sudah turun temurun di Kecamatan Sobang. Ini menjadi sebuah wisata budaya leluhur yang bisa terus menerus ditingkatkan dan nanti hasilnya bisa menciptakan sebuah wisata agribisnis di Kabupaten Pandeglang,” katanya.

 

Sementara, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pandeglang, Tb. A. Khatibul Umam yang hadir dalam kegiatan itu, turut mendoakan seluruh warga Kampung Kalapa Cagak mendapatkan keberkahan sehingga dapat membangun desa khususnya di bidang pertanian agar cita-cita menjadikan desa lumbung pangan dapat terwujud.
 

“Kalau hasil panen melimpah tentunya akan berdampak secara langsung kepada sektor ekonomi. Tentu saja secara ekonomi masyarakat akan sejahtera,” katanya.

Komentar:
Dprd
Disnaker
Perkim
ePaper Edisi 11 Februari 2025
Berita Populer
01
PPPK Paruh Waktu Tak Digaji Sesuai UMK

Pos Banten | 10 jam yang lalu

02
Iris Wullur Diancam Usai Spill Selingkuhan Suami

Selebritis | 1 hari yang lalu

04
09
Kylian Mbappe Selamatkan Real Madrid

Olahraga | 2 hari yang lalu

10
Benyamin Terima Penghargaan Pin Emas

TangselCity | 1 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit