TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Bagnaia Kagumi Marquez: Salah Satu Pembalap Terkuat Dalam Sejarah

Reporter & Editor : AY
Minggu, 12 Oktober 2025 | 08:02 WIB
Pembalap Tim Ducati Francesco Bagnaia dan Marc Márquez. Foto : Ist
Pembalap Tim Ducati Francesco Bagnaia dan Marc Márquez. Foto : Ist

ITALIA - Francesco “Pecco” Bagnaia mengungkapkan sisi lain dari hubungannya dengan Marc Márquez di tim Ducati. Dalam sesi bincang di Festival dello Sport di Trento, Italia, juara dunia tiga kali itu mengakui bahwa ia diam-diam mengagumi sosok rekan setimnya yang selama ini dikenal sebagai rival berat di lintasan.

 

Musim 2025 menjadi periode sulit bagi Bagnaia. Setelah sukses besar pada dua musim sebelumnya, performanya menurun tajam. Hasil buruk di MotoGP Indonesia di Mandalika, dimana ia gagal finis dua kali, menjadi titik terendahnya sejauh ini. Padahal, ia datang ke Indonesia dengan modal dua kemenangan beruntun di Jepang yang sempat memunculkan optimisme. 

 

“Saya datang ke Indonesia dengan semangat tinggi, tapi semuanya berantakan. Buat saya balapan kemarin sangat berat, secara fisik dan emosional,” kata Bagnaia seperti dikutip dari MotorSport, kemarin. 

 

Setelah kekalahan di Mandalika, Bagnaia bahkan memilih tidak berbicara dengan media. Pihak Ducati melalui manajer tim Davide Tardozzi kemudian menyebut perlunya melindungi sang juara bertahan yang tengah terpukul secara mental. Namun, beberapa hari kemudian, Bagnaia muncul kembali di hadapan publik di Trento dengan suasana hati yang lebih tenang. 

 

Di hadapan penggemar dan wartawan, pembalap asal Turin itu mengakui bahwa Márquez, yang kini tampil luar biasa bersama Ducati, justru membuatnya kagum. 

 

“Pada awalnya saya sedikit khawatir. Marc memang sangat kompetitif dan menekan keras, bahkan kepada rekan setimnya. Tapi dia mengejutkan saya. Mengalaminya sebagai rekan setim ternyata pengalaman yang positif. Saya belajar banyak darinya,” ungkap Bagnaia. 

 

Bagnaia juga menuturkan bahwa hubungan keduanya tidak sekadar profesional. Di luar lintasan, ia dan Márquez kerap menghabiskan waktu santai bersama. Ia mengenang momen di Jepang, saat keduanya bernyanyi di bar karaoke sambil menikmati sake setelah balapan. 

 

“Itu malam yang menyenangkan. Marc salah satu pembalap terkuat dalam sejarah. Dari orang seperti dia, Anda hanya bisa belajar,” kata Bagnaia sambil tersenyum. 

 

Meski kalah bersinar musim ini, Bagnaia menolak menyalahkan Ducati. Ia menegaskan bahwa pabrikan asal Bologna itu sudah menjadi bagian dari hidupnya. 

 

“Saya telah memimpikan Ducati sejak kecil. Ini keluarga saya. Sekarang saya mencoba menemukan kembali semangat itu dengan cara sederhana, menonton komentar Guido Meda di Sky Sport seperti dulu, saat saya masih anak-anak,” ujarnya. 

 

Bagnaia juga menyampaikan apresiasinya kepada para penggemar yang terus mendukungnya di tengah masa sulit. Ia menilai komunitas MotoGP lebih menghargai sportivitas dibandingkan dunia sepak bola. 

 

“Penggemar saya luar biasa. Mereka mendukung semua pembalap, bukan hanya saya. Di balap motor, siapapun yang menang tetap dihormati. Itu yang saya suka,” tuturnya. 

 

Menjelang akhir sesi, Bagnaia berbagi sedikit tentang hobinya di luar MotoGP. Ia mengaku terus mengikuti Formula 1 dan menantikan selalu menonton Lewis Hamilton bersama Ferrari. 

 

“Saya penggemar berat F1. Melihat Hamilton di Ferrari adalah mimpi. Saya harap dia melakukan hal besar tahun depan. Ia juga menyebut Chicago Bulls dan Juventus sebdagai dua tim favoritnya,” kata Bagnaia. 

 

Di tengah musim yang berat, pengakuan Bagnaia ini menunjukkan sisi dewasanya sebagai juara. Alih-alih menutup diri dari bayang-bayang Márquez, ia justru memilih untuk belajar dan menghargai kehebatan rekan setimnya. Sebuah sikap yang jarang terlihat di dunia yang penuh persaingan seperti MotoGP.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit