BPBD Tangsel Hadirkan Rumah Eduben, Pusat Belajar Kebencanaan Terlengkap di Banten
SETU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan kini memiliki fasilitas edukasi kebencanaan yang menjadi rujukan berbagai daerah, yakni Rumah Edukasi Kebencanaan atau Rumah Eduben.
Fasilitas yang sudah beroperasi selama setahun ini terus menarik minat pelajar dari berbagai jenjang, bahkan hingga luar Tangsel.
Sekretaris BPBD Tangsel, Ponco Budi Santoso, menjelaskan bahwa Rumah Eduben dibangun sebagai pusat pembelajaran kebencanaan yang mudah diakses masyarakat. Dalam enam bulan terakhir, sedikitnya 6.000 siswa tercatat datang mengikuti edukasi langsung di tempat ini.
“Sekarang kalau mau belajar kebencanaan, ya di sini tempatnya. Sudah banyak yang datang, dari PAUD sampai mahasiswa. Bahkan kunjungan bukan hanya dari Tangsel, tapi juga dari berbagai daerah di Banten dan Bogor,” kata Ponco, Selasa (18/11).
Rumah Eduben memanfaatkan empat lantai bangunan BPBD Tangsel dengan konsep pembelajaran bertahap.
Di lantai dua, pengunjung diperkenalkan pada dasar-dasar kebencanaan melalui deretan poster ancaman bencana seperti puting beliung, tanah longsor, hingga potensi hidrometeorologi lainnya. Metode visual ini menjadi cara sederhana untuk mengenalkan risiko bencana kepada anak-anak.
Masuk ke lantai tiga, ruang pembelajaran dilengkapi materi seputar meteorologi, gempa bumi, tsunami, hingga teori dasar pergerakan alam. Tim edukasi BPBD siap memberikan penjelasan lengkap kepada setiap rombongan yang datang.
“Kami sampaikan dengan tiga bahasa—Indonesia, Inggris, Mandarin, dan Arab. Karena banyak juga sekolah atau pengunjung dari luar yang tidak semuanya berbahasa Indonesia. Bahkan sekarang kami menyiapkan tim bahasa isyarat agar teman-teman difabel juga terlayani,” ujar Ponco.
Di lantai empat, pelajar dikenalkan pada pengetahuan lanjutan seperti gelombang pasang, kebakaran hutan, hingga tips keselamatan dalam berbagai situasi darurat. Di ruangan ini juga tersedia poster edukasi psikososial. BPBD Tangsel bekerja sama dengan HIMPSI Banten, menghadirkan sekitar 400 psikolog yang dapat diterjunkan untuk penanganan trauma healing pascabencana.
Tak hanya materi teori, Rumah Eduben juga dilengkapi photo booth tematik kebencanaan serta contoh isi Tas Siaga Bencana, sehingga pengunjung mendapat gambaran nyata mengenai perlengkapan darurat yang wajib dimiliki.
Yang menjadi daya tarik utama adalah ruang teknologi imersif. Di sini, peserta dapat merasakan simulasi bencana seperti gempa, banjir, hingga letusan gunung api dalam visual 360 derajat.
Ruangan berkapasitas 30 orang ini menjadi favorit para pelajar karena memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan mendalam.
“Di ruang imersif, mereka seakan-akan berada di tengah kejadian. Simulasi dilakukan singkat, hanya 10–15 menit, dan sangat membantu anak-anak memahami langkah keselamatan,” terang Ponco.

Menurutnya, keberadaan Rumah Eduben bukan sekadar menjawab kebutuhan edukasi di Tangsel, melainkan sebagai upaya memperluas literasi kebencanaan bagi masyarakat umum.
“Bencana itu sifatnya nasional bahkan internasional. Walaupun Tangsel seringnya banjir, warga tetap harus paham tsunami, gempa, kebakaran hutan, semua jenis bencana. Kita ingin masyarakat siap dan tahu apa yang harus dilakukan,” ujarnya.
Ponco menegaskan, Rumah Eduben akan terus dikembangkan sebagai pusat referensi kebencanaan yang terbuka bagi sekolah, komunitas, hingga masyarakat luas.
“Targetnya, semua anak Tangsel bisa mengenal apa itu bencana dan bagaimana menyelamatkan diri,” tandasnya.
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu



