TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Soal Koalisi Besar, Jokowi Pilih Jadi Pendengar

Laporan: AY
Senin, 03 April 2023 | 09:04 WIB
(Foto : Setpres)
(Foto : Setpres)

JAKARTA - Wacana pembentukan koalisi besar semakin menguat. Dua koalisi pendukung pemerintah: Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk Golkar-PAN-PPP dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang digagas Gerindra-PKB, terus menjajaki kemungkinan untuk bergabung. Menyikapi wacana ini, Presiden Jokowi tak mau terlalu masuk ke urusan internal partai. Jokowi memilih menjadi pendengar yang baik.

Koalisi besar muncul setelah dilontarkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto usai menghadiri buka bersama di Kantor Partai NasDem, pekan lalu. Wacana tersebut mendapat tanggapan hangat beberapa parpol.

Kemarin, di Silaturahmi Ramadan di DPP PAN, Warung Buncit, Jakarta Selatan, wacana pembentukan koalisi besar kembali menguat. Momentumnya dinilai pas. Karena dihadiri Presiden Jokowi dan para ketua umum parpol-parpol pendukung Pemerintah.

Bahkan, usai acara, mereka melakukan pembahasan mengenai koalisi besar. Presiden Jokowi juga ikut dalam pembicaraan itu.

"Pertemuan ini dalam rangka membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan komitmen kebangsaan dan keberlanjutan pembangunan ke depan. Arahnya ke sana," ucap Jokowi, di hadapan wartawan, usai pertemuan itu.

Dalam pertemuan itu, Jokowi mengaku hanya berperan sebagai pendengar. Yang jelas, dia gembira lantaran para ketua umum parpol pendukung Pemerintah bisa bertemu dan silaturahmi.

"Nanti ditanyakan urusan itu (koalisi besar) kepada ketua-ketua partai atau gabungan partai yang sudah ada. Jangan ditanyakan kepada saya," sambungnya.

Kepala Negara mengapresiasi ide menggabungkan KIB dengan KIR.

"Cocok," ucap dia.

Saat ditanya lebih lanjut oleh wartawan, Jokowi enggan berkomentar lebih lanjut mengenai koalisi besar. Dia menegaskan, persoalan koalisi dan Pilpres bukan ranah seorang presiden.

"Saya hanya bilang, cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai, demi kebaikan negara untuk kebaikan bangsa untuk rakyat. Hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan, itu akan lebih baik," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Di kesempatan sama, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengaku, dalam pertemuan ini terdapat pembahasan perihal koalisi besar serta sosok calon presiden.

"Capresnya bagaimana, itu perjalanan, ada waktunya,” ungkap Menteri Perdagangan ini.

Yang terpenting, kata Zulkifli, seluruh partai politik yang hadir pada acara Silaturahmi Ramadan ini memiliki semangat yang sama pada Pemilu 2024. Yaitu semangat agar menjalani Pemilu dengan damai sehingga program-program sebelumnya bisa dilanjutkan dengan baik.

"Satu pemikiran di bawah komando Bapak Presiden," imbuhnya.

Sedangkan, menurut Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, koalisi besar itu penting bagi sistem politik di Indonesia. Karena Indonesia itu adalah negara besar yang penuh tantangan yang beragam.

"Baik itu climate change, kemudian juga geopolitik itu juga, kemudian politisasi identitas masih ada," ucapnya.

Menko Perekonomian ini melanjutkan, seluruh partai pendukung pemerintah memiliki ideologi yang sama. Sehingga koalisi ini dapat menjadi gerbong untuk melanjutkan program-program yang ada dengan lebih cepat.

"Oleh karena itu, gerbong inilah yang siap untuk melanjutkan program secara lebih cepat," sambungnya.

Ketika ditanyakan apakah KIB akan bergabung dengan KIR, Airlangga menjawab secara diplomasi.

"Kita dalam pembicaraan. Kalau pertemuan, akan selalu ada. Karena tentunya partai politik, kita cair bertemu dengan ketua umum-ketua umum partai seluruhnya yang ada di pemerintah," ucapnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berpendapat, parpol di KIB dan KIR memiliki kesamaan visi dan misi.

"Jadi, merasa ada frekuensi yang sama ya. Ada kecocokan, dan kalau dilihat, pimpinan partai kita sudah masuk, Cak Imin ya, kita sudah masuk timnya Pak Jokowi, sebetulnya sekarang, ya kan," tutur Prabowo.

Menteri Pertahanan itu lantas membuka kemungkinan KIB dan KIR melebur. Menurutnya, yang terpenting jalinan komunikasi di antara kedua koalisi ini semakin intens.

"Ya nanti kita lihat prosesnya. Yang terpenting, komunikasi akan tambah intens. Kita belum bicara soal ke arah itu (capres-cawapres)," ucapnya. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo