Jumlah Penduduk 1,43 Miliar
Akhir Bulan Ini, India Salip China Sebagai Negara Terpadat Dunia
INDIA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan, dalam pekan ini, India akan menyalip posisi China sebagai negara terpadat di dunia, dengan jumlah penduduk hampir 1,43 miliar orang.
"Pada akhir bulan ini, populasi India diperkirakan mencapai 1.425.775.850 orang, setara dan melampaui populasi China daratan," kata Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB, seperti dilansir AFP, Senin (24/4).
Pekan lalu, Laporan Tahunan Populasi Dunia PBB mengungkap, tonggak sejarah akan datang pada pertengahan tahun 2023.
India mengungguli China karena pertumbuhan pesat populasinya. Sementara populasi China, menurun setelah mencapai 1,426 miliar pada tahun lalu.
PBB memproyeksi, populasi China sebagai negara terpadat di dunia sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi pada abad ke-5 M, diperkirakan akan terus menurun menjadi sekitar satu miliar orang pada akhir abad ini.
Data China tidak termasuk Taiwan, Hong Kong atau Makau. Sementara populasi India, dipastikan terus tumbuh dalam beberapa dekade mendatang.
Proyeksi median PBB melihat, populasi India akan menyentuh angka 1,5 miliar pada pertengahan abad. Meski itu bisa jauh lebih rendah atau lebih tinggi.
Susutnya populasi China, sangat terkait dengan kebijakan satu anak yang ketat untuk pasangan menikah. Kebijakan yang berlaku selama puluhan tahun ini, berakhir pada 2016.
Selain itu, pertumbuhan penduduk yang melambat di Negeri Tirai Bambu, juga disebabkan oleh lonjakan biaya hidup. Serta meningkatnya jumlah perempuan China yang bekerja dan mencari pendidikan tinggi.
Tahun lalu, tingkat kesuburan China turun ke 1,2 kelahiran per wanita.
Sementara India, yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mengendalikan pertumbuhan populasi dibanding China, memiliki tingkat kesuburan 2,0 kelahiran per wanita. Tepat di bawah tingkat penggantian 2,1.
Namun, Direktur Divisi Kependudukan dan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB John Wilmoth mengatakan, kedua negara memiliki tingkat kesuburan yang hampir sama. Tahun 1970, tercatat enam kelahiran per wanita.
"India butuh tiga setengah dekade untuk mengalami penurunan kesuburan. Sementara China, hanya perlu waktu tujuh tahun selama tahun 1970-an," kata Wilmoth seperti dilansi
Selain dipicu oleh kebijakan satu anak Beijing, perbedaan ini juga disebabkan oleh investasi modal manusia India yang lebih rendah, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat selama era 1970-an dan 1980-an. (RM.id)
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 14 jam yang lalu