Mau Gabung Gerindra-PKB? Airlangga: Tunggu Saja!
JAKARTA - Partai Golkar sedang didorong untuk bergabung dengan koalisi Gerindra dan PKB. Namun, Golkar tetap santai. Saat ditanya mengenai hal ini, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto bilang, tunggu saja.
Kabar Golkar akan masuk koalisi Gerindra dan PKB disampaikan Wasekjen PAN Fikri Yasin. Dia bilang, saat ini partainya tengah menjalin pembahasan arah koalisi dengan empat partai, yaitu Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN.
Kata dia, empat partai ini tengah menggodok rencana pembentukan koalisi ke arah lebih permanen. Koalisi ini mengusung Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden. "Pembahasannya sedang kita mantapkan ke arah yang permanen untuk mengusung Prabowo sebagai presiden," kata Fikri, kemarin.
Merespons hal ini, Airlangga mengakui, Golkar terus menjalin komunikasi dengan semua parpol, termasuk dengan koalisi Gerindra dan PKB. Kata dia, proses komunikasi itu masih berjalan sehingga belum bisa memastikan apakah koalisi itu akan terbentuk atau tidak.
"Ini kan masih berproses. Nanti kita finalkan," kata Menko Perekonomian ini, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, kemarin.
Saat ditanya apakah Golkar akan mendukung Prabowo sebagai capres, Airlangga belum bisa menjawab panjang lebar. "Tunggu tanggal mainnya saja," ungkapnya.
Airlangga menyatakan, koalisi itu belum tentu bernama Koalisi Permanen. Namun, ia berharap koalisi yang dibentuk bersifat permanen.
Sinyal pembentukan koalisi empat partai ini diakui Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Kata Sufmi, Gerindra masih terus melakukan penjajakan dengan parpol lain untuk bergabung dalam koalisi Indonesia Raya. Harapannya, ada partai lain ikut bergabung seperti Golkar.
Kami koalisi dengan banyak partai, bisa dengan Golkar dan lain-lain. Sampai saat ini kita masih melakukan penjajakan, dan masih melakukan komunikasi," kata Dasco, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Dasco belum bisa mengungkap lebih detail ihwal identitas parpol yang akan bergabung. "Yang pasti saat ini kita masih melakukan penjajakan dan komunikasi secara intensif," imbuhnya.
Soal siapa pendamping Prabowo, Dasco bilang, penentuan cawapres menunggu koalisi matang terlebih dahulu dengan bergabungnya partai politik lain. Yang pasti, kata dia, nama capres dan cawapres akan ditentukan Prabowo bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Imin.
Senada disampaikan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. Kata dia, siapa pun cawapres Prabowo, nanti harus mendapat restu dari PKB. Terutama restu dari Imin. Kata dia, Imin memegang kunci penentuan cawapres Prabowo. Kunci itu bisa dipakai Imin untuk dirinya sendiri.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, Golkar lebih pas jika berkoalisi dengan poros Prabowo dari pada poros PDIP. Sebab, jika bergabung dengan Prabowo, Airlangga masih punya kesempatan untuk mengajukan diri sebagai cawapres. Yang harus dilobi hanya Imin yang juga ingin menjadi cawapres.
Sedangkan jika bergabung dengan PDIP, Airlangga sulit mendapat posisi cawapres. "Sepertinya kalau merapat ke PDIP, Golkar tak akan dapat apa-apa," kata Ujang, saat dikontak kemarin.
Ujang melihat, sosok cawapres Ganjar telah dikunci oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia menduga, Mega akan memilih cawapres untuk Ganjar dari sosok Nahdlatul Ulama (NU).
Sementara, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menyarankan Golkar tidak terlalu lama wait and see. Partai berlambang pohon beringin itu harus segera menentukan sikap akan merapat ke poros mana, apakah Prabowo atau Ganjar.
Emrus menyatakan, Golkar yang mempunyai mesin politik yang besar menjadi daya tawar tersendiri untuk meminta posisi cawapres. Golkar saat ini bisa menjadi penentu kemenangan capres. "Kalau untuk capres amat sulit bagi Golkar dalam hal ini Airlangga, tetapi sebagai cawapres bisa jadi penentu pemenang," ucapnya.
Nasional | 9 jam yang lalu
Pos Tangerang | 20 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 8 jam yang lalu