TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Hari Anak Nasional, YLKI Sorot Lemahnya Regulasi Terhadap Produk Adiktif

Laporan: AY
Minggu, 23 Juli 2023 | 17:15 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Hari Anak Nasional, YLKI Sorot 4 Dampak Lemahnya Regulasi Terhadap Produk Adiktif

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyampaikan keprihatinan atas masih lemahnya regulasi kesehatan terhadap produk adiktif di Hari Anak Nasional, yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, hari ini.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mengatakan UU Kesehatan yang baru-baru ini disahkan oleh DPR, dinilai masih minim dalam melindungi generasi muda dari dampak buruk produk tembakau.

"Banyak pihak yang sangat kecewa terhadap pengesahan UU Kesehatan oleh DPR tersebut," kata Tulus, dalam keterangannya, Minggu (23/7).

Ia mencontohkan, aspek pengendalian tembakau, terutama dalam hal iklan, promosi, dan pemasaran produk tembakau, tidak mendapatkan penguatan yang memadai dalam UU Kesehatan tersebut.

Tulus menyebut 5 poin penting merespons lemahnya regulasi pada produk adiktif:

1. Anak dan Remaja Jadi Target Utama Marketing Rokok

Menurut Tulus, industri rokok terus mengincar anak-anak dan remaja sebagai target utama dalam iklan, promosi, dan pemasaran produk tembakau. 

Hal ini tercermin dari iklan rokok yang masih terpampang di dekat area sekolah (kurang dari 100 meter), warung-warung yang menjual rokok di sekitar lingkungan sekolah, hingga kehadiran SPG produk rokok di sekitar area pendidikan.

2.  Usulan YLKI Tidak Digubris DPR

YLKI dan jaringan organisasi pengendalian tembakau telah mengusulkan serangkaian perubahan dan penguatan terhadap regulasi pengendalian tembakau dalam RUU Kesehatan. 

Namun, sayangnya, usulan-usulan tersebut tidak diberikan perhatian serius oleh PANJA DPR. Akibatnya, DPR tetap mengesahkan RUU Kesehatan tanpa adanya perubahan dan penguatan untuk melindungi anak dan remaja dari dampak negatif produk tembakau.

3. Potensi Meningkatnya Prevalensi Merokok pada Anak

Dengan lemahnya regulasi pengendalian tembakau dalam UU Kesehatan, YLKI mengkhawatirkan bahwa prevalensi merokok pada anak dan remaja yang saat ini mencapai 9,1 persen dapat meningkat drastis menjadi 15 persen dalam lima tahun ke depan.

4. Meningkatnya Generasi Cemas Bukan Generasi Emas

YLKI menegaskan bahwa kelemahan dalam regulasi pengendalian tembakau akan berdampak signifikan pada generasi muda dan kualitas bonus demografi pada tahun 2045. 

Anak-anak yang terpengaruh oleh maraknya iklan dan promosi produk tembakau dapat menghadapi berbagai masalah kesehatan di masa depan.

Dengan masifnya prevalensi merokok pada anak akan melahirkan "generasi cemas", bukan generasi emas, sebagaimana diklaim oleh pemerintah.

5. Diduga Ada Intervensi Dari Industri Rokok

YLKI menduga bahwa intervensi dari industri rokok dapat menjadi salah satu penyebab lemahnya regulasi dalam UU Kesehatan. 

"Ini hal yang lazim, industri rokok akan memandulkan substansi sebuah regulasi yang bertujuan pengendalian konsumsi. Kalau perlu industri rokok akan membatalkan (delete) suatu regulasi,"'sesalnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo