Indonesia Kuat Dan Stabilitas Terjaga Baik
Gotong Royong Jadi Kunci Sukses Hadapi Tantangan
JAKARTA - Berbagai tantangan sepanjang pemerintahan Kabinet Indonesia Maju berhasil dilalui. Keberhasilan itu diklaim lantaran Indonesia memiliki kunci penting yang tak dimiliki oleh negara lain.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan, kunci penting yang dimiliki Indonesia menghadapi berbagai tantangan adalah gotong-royong.
Kepemimpinan Presiden Jokowi berhasil mengimplementasikan gotong-royong dari level pusat hingga lapisan masyarakat.
“Kunci keberhasilan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan saat pandemi hingga tahun ini adalah semangat bergotong-royong,” ujar Moeldoko dalam peluncuran buku “Capaian Kinerja 2023, Terus Bertumbuh & Melaju” yang digelar Forum Merdeka Barat9 (FMB9), di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Moeldoko mencontohkan saat Indonesia diterpa pandemi Covid-19. Ketika itu Pemerintah putar otak menyiapkan berbagai kebijakan untuk bisa menyeimbangkan ekonomi dan kesehatan.
Kebijakan tersebut telah dijalankan dan diterima sebagian besar masyarakat. Semua pihak bergotong-royong menyelamatkan sesama dengan saling bahu membahu.
Gotong-royong berhasil menjaga Indonesia tetap kuat. Bahkan, pasca pandemi Covid-19, Indonesia sukses menjadi tuan rumah G20 tahun 2022.
Padahal, saat itu banyak negara yang sangsi Indonesia mampu menjadi tuan rumah.
Ternyata Indonesia sukses menyelenggarakan hingga mencapai berbagai kesepakatan.
“Banyak apresiasi dari dunia atas kesuksesan Indonesia dalam mengatasi pandemi Covid-19 dan menggelar berbagai macam event internasional,” bebernya.
Moeldoko mengatakan, konsep gotong-royong itu sempat dipertanyakan banyak pihak.
“Dengan adanya Covid-19 itu sungguh luar biasa dibuktikan. Kerja Pemerintah pusat maupun daerah disambut oleh masyarakat, lalu semuanya bergerak,” ucapnya.
Penanganan pandemi hingga vaksinasi menjadi bukti kuat Indonesia mampu mengimplementasikan gotong-royong.
“Sehebat apa pun strategi yang dijalankan oleh Pemerintah, tidak akan berjalan dengan baik kalau gotong-royong itu tidak dijalankan,” ucapnya.
Menurutnya, tidak semua negara memiliki sikap kolaborasi yang khas seperti dimiliki Indonesia.
Jika sikap kompak saling bantu yang dilakukan Pemerintah Pusat dan daerah ini terus dipertahankan di periode yang akan datang, maka bisa lebih menjadi modal kuat untuk Indonesia menjadi negara maju.
Berkat adanya kolaborasi juga, 9 tahun pemerintahan Presiden Jokowi bisa berjalan moncer. Mulai dari keberhasilan menghadapi pandemi hingga dari segi ekonomi.
“Sekarang kita berhasil menuju upper dari middle income. Ini sudah menuju indikasi yang jelas untuk meningkat,” tuturnya.
Dia bilang, selama 9 tahun pemerintahan Jokowi Indonesia sudah memiliki banyak capaian kinerja yang positif. Salah satunya mampu menjaga stabilitas negara.
“Stabilitas kita terjaga dengan baik. Ini tidak gampang dalam negara. Tanpa stabilitas yang terjaga, jangan bermimpi ada investasi masuk,” ingatnya.
Dia meminta semua pihak betul-betul bergotong-royong menjaga stabilitas negara dengan sebaik mungkin.
Tujuannya, agar kepercayaan publik dan internasional tetap ada kepada Indonesia. Jika stabilitas terganggu maka tak akan ada investasi. Alhasil, seluruh rencana dan program Pemerintah untuk negara bisa berantakan.
Capaian lainnya yang berhasil ditorehkan Pemerintah adalah reformasi birokrasi.
“Reformasi birokrasi itu sudah sangat jelas terlihat hasilnya. Betapa sekarang kita sudah mudah mengurus berbagai hal karena ada mall pelayanan terpadu,” ungkap Moeldoko.
Eks Panglima TNI ini juga mengatakan, terobosan Pemerintah yang berhasil disambut masyarakat karena manfaatnya berhasil membantu negara dalam mengatasi berbagai persoalan. Salah satunya soal pengangguran yang diatasi melalui Kartu Prakerja.
“Kita luncurkan Kartu Prakerja untuk memudahkan melengkapi pengalaman bagi masyarakat yang ingin bekerja,” ucapnya.
Namun, dia mengakui saat ini masih ada sejumlah tantangan yang harus diselesaikan untuk menuju status Indonesia menjadi negara maju. Salah satunya, infrastruktur digital.
Dalam acara yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengungkapkan sejumlah hal yang menjadi pekerjaan rumah berkaitan dengan konektivitas internet.
“Isu konektivitas itu ada tiga hal. Kapasitas, coverage (cakupan) dan kualitas,” ucap Budi Arie.
Dia mengatakan, saat ini penetrasi internet di Indonesia ini baru 78 persen, yang berarti masih ada 22 persen warga negara Indonesia yang belum memiliki akses internet.
Sedangkan kualitas internet nasional, lanjut Budi, juga masih menjadi pekerjaan besar. Soalnya, rata-rata kecepatan internet berada di 22 Megabit per second (Mbps).
“Kita ini cuma nomor 9 dari 10 di Asia. Di dunia kita peringkat ke-98 soal kecepatan internet. Ini kan pekerjaan rumah besar. Kalau kita mau jadi negara maju, soal speed internet ini juga jadi concern kita,” jelasnya.
Budi Arie menekankan konektivitas internet sangat penting bagi transformasi digital yang tengah didorong Pemerintah, selain literasi digital di masyarakat.
Transformasi digital ini mencakup semua hal. Mulai dari infrastruktur digital, e-government, ekonomi digital dan yang terakhir adalah masyarakat digital.
“Semua pilar ini harus semuanya berjalan,” katanya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 16 jam yang lalu
Olahraga | 16 jam yang lalu
Olahraga | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu