Serangan Israel Ke Gaza Makin Gila, Bu Retno Semprot PBB
AMERIKA SERIKAT - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) dinilai gagal menghentikan serangan Israel yang brutal ke Jalur Gaza. Indonesia terus mendesak dan meminta pertanggungjawaban DK PBB.
Indonesia bersuara nyaring saat High-Level Open Debate DK PBB mengenai situasi di Timur Tengah, di New York, Amerika Serikat (AS) pada 24 Oktober 2023. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi terus mencecar DK PBB. Menlu perempuan pertama Indonesia itu menekankan, DK PBB memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan.
Dia juga mendesak DK PBB tidak membiarkan perang berkepanjangan atau membantu salah satu pihak melanjutkan perang. Dengan mimik wajah serius dan nada geram, Retno mengulang dua kali pernyataan agar Israel menghentikan pendudukan ilegalnya di wilayah Palestina.
“Stop the illegal occupation of Israel. I have to repeat it, stop the illegal occupation of Israel,” tegas Retno.
Sebanyak 5.795 orang tewas akibat agresi Israel yang berlangsung di Jalur Gaza dan Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023. Serangan pada tanggal itu dilakukan Hamas, faksi Palestina yang berkuasa di Jalur Gaza. Alasan Hamas, serangan mereka untuk menghentikan penjajahan Israel.
Data dari Kementerian Kesehatan Palestina pada 24 Oktober, korban tewas terbanyak ada di Jalur Gaza, yakni 5.700 orang dan 95 di Tepi Barat. Sekitar 18.000 orang terluka akibat kebrutalan Israel, dengan rincian 16.000 korban di Jalur Gaza dan 1.836 di Tepi Barat. Menurutnya, 70 persen korban tewas adalah anak-anak, perempuan dan lansia. Dan 2.360 di antaranya adalah anak-anak (40 persen dari korban meninggal). Sedangkan 1.292 adalah perempuan dan 295 lansia.
“Saya ingin bertanya bagaimana DK akan melakukan tanggung jawabnya? Kapan DK akan menghentikan perang di Gaza, mewujudkan gencatan senjata, membuka akses terhadap bantuan kemanusiaan, menyerukan pembebasan warga sipil, dan menghentikan pendudukan ilegal oleh Israel?” cecar Retno.
Situasi geopolitik sangat dinamis, dan minimnya rasa saling percaya antarnegara anggota mempersulit upaya DK mengatasi situasi di Gaza. Tiga kali pertemuan, DK bahkan tidak menghasilkan resolusi.
“Setiap detik terbuang karena perbedaan politik dan kegagalan mencapai konsensus merupakan kekalahan bagi kemanusiaan dan memperparah instabilitas,” ujar Retno.
Indonesia mendesak segera dilakukannya tiga hal. Pertama, seruan bersama untuk gencatan senjata segera. Kedua, memprioritaskan akses kemanusiaan. Ketiga, kemanusiaan harus dikembalikan ke DK.
Sekjen PBB Didesak Mundur
Terpisah, Pemerintah Israel menuntut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mundur. Gara-garanya, Guterres mengeluarkan pernyataan bahwa serangan Israel di Gaza sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional. Guterres bicara saat membuka sidang debat terbuka yang juga tersebut, yang dihadiri Menlu Retno.
“Tidak ada pihak berada di atas hukum kemanusiaan internasional dan diperbolehkan menggunakan senjata untuk membasmi bangsa manapun,” tegas Guterres, tanpa menyebut nama Israel secara spesifik.
Guterres menambahkan, Hamas menyerang bukan tanpa alasan jelas. Dia menyebut bahwa Palestina sudah mengalami pendudukan dan ditindas selama 56 tahun belakangan.BHamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel dan Amerika Serikat, serta Jerman dan Uni Eropa.
Tak terima dengan ucapan itu, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan langsung mengecam Guterres. Erdan menggunakan platform media sosial X dan mengatakan bahwa komentar Guterres itu menunjukkan bahwa dia tidak layak memimpin PBB.
“Saya meminta dia segera mengundurkan diri,” kicau Erdan.
“Tidak ada pembenaran atau gunanya berbicara dengan mereka yang menunjukkan belas kasihan atas kekejaman paling mengerikan yang dilakukan terhadap warga Israel dan orang-orang Yahudi. Tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan,” cuitnya lagi.
Ucapan Guterres ini juga membuat marah Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen. Sembari menunjuk ke arah Guterres dan meninggikan suaranya, Cohen menceritakan kisah-kisah tentang warga sipil termasuk anak-anak yang tewas dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.
“Tuan Sekretaris Jenderal, Anda tinggal di dunia bagian mana?” ketus Cohen.
Menolak untuk mengaitkan kekerasan Hamas tersebut dengan penjajahan Israel, Cohen mengatakan pihaknya telah memberikan Gaza kepada Palestina seutuhnya dengan penarikan mundur pasukan Israel pada 2005. Cohen membatalkan rencana pertemuan dengan Guterres setelah bentrokan tersebut.
“Saya tidak akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB. Setelah 7 Oktober, tidak ada ruang untuk pendekatan yang seimbang. Hamas harus dimusnahkan dari muka bumi,” tandas Cohen.
Di perang hari ke-18, Selasa (24/10/2023), konflik Israel dan Palestina telah menelan sekitar 7.200 korban jiwa dan 23.500 korban luka.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Lifestyle | 2 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu