TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Anggota KIM Belum Satu Kata Usung Ridwan Kamil Di Jakarta

Laporan: AY
Jumat, 21 Juni 2024 | 09:33 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

 JAKARTA - Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Golkar, Gerindra, PAN dan Demokrat masih belum bulat mengusung Ridwan Kamil atau Kang Emil, di Pilkada Jakarta. Ada yang sudah final menjagokan Kang Emil, ada juga yang masih mencermati hasil survei dan dinamika politik yang terjadi Jakarta beberapa bulan ke depan.

Kang Emil selama ini digadang-gadang akan maju di Pilkada Jakarta. Sebagai eks Gubernur Jawa Barat, Kang Emil dinilai punya popularitas dan elektabilitas yang tinggi untuk menang di Jakarta.

Tak heran, KIM sebagai partai pendukung Prabowo Subianto di Pilpres lalu, ngebet mendorong Kang Emil maju di Jakarta. Apalagi, Kang Emil sudah mendapat restu dari Ketum Gerindra yang juga Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk nyagub di Jakarta.

Belakangan, KIM menimbang ulang keputusan untuk mendukung Kang Emil di Jakarta. Majunya Anies Baswedan sebagai Cagub Jakarta disebut-sebut jadi alasan KIM belum bulat mengusung Kang Emil.

Ketum Golkar Airlangga Hartarto menyatakan, partainya belum memutuskan secara final untuk mengusung Kang Emil di Jakarta. Kata dia, Golkar masih menimbang-nimbang sambil melihat dinamika politik terkini.

“Masih dalam pembahasan,” kata Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (19/6/2024).

Airlangga mengatakan, partainya saat ini masih terus mempertimbangkan apakah akan menurunkan Kang Emil di Jakarta atau Jawa Barat. "Masih diproses. Masih kami monitor," ungkapnya.

Ketum PAN Zulkifli Hasan yang sebelumnya menyebut putusan mengusung Emil di Jakarta sudah final, kini berubah lagi. "Nanti dibahas lagi," kata Zulhas, di Kompleks Istana Jakarta, Kamis (19/6/2924).

Di tempat terpisah, Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan, partainya lebih condong mengusung Kang Emil di Jawa Barat. Kata dia, dari hasil survei diketahui peluang Kang Emil menang di Jabar lebih besar dibanding di Jakarta. Kendati demikian, Golkar masih belum memutuskan soal karir politik eks Wali Kota Bandung itu.

"Ridwan Kamil ini di Jawa Barat sudah teruji, approval ratingnya cukup tinggi sekali dan elektabilitasnya tidak ada yang menandingi. Jauh sekali di atas nama-nama yang lain," kata Doli, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Doli mengatakan, Kang Emil bersedia maju di Jakarta karena berasumsi Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Soalnya, saat itu Anies merupakan capres yang berlaga di Pilpres 2024. Selain itu, Kang Emil juga punya mimpi membawa kesuksesan di Jabar ke Jakarta. Karena alasan itu, Golkar memberikan lampu hijau kepada Kang Emil untuk maju di Jakarta.

Saat itu pun, kata dia, elektabilitas Kang Emil melonjak di Jakarta. Apalagi setelah gebrakan dengan memasang baliho bertema "On the way Jakarta"

Namun, kata Doli, belakangan elektabilitas Kang Emil menurun. Apalagi setelah Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dikabarkan akan turun kembali di Pilgub Jakarta. Meskipun masih ada waktu bagi Kang Emil untuk meningkatkan elektabilitasnya.

"Makanya kesepakatan antara Pak Airlangga dengan pimpinan partai politik lain kita tunggu sampai akhir Juli atau awal Agustus. Kita lihat karena mungkin ada beberapa survei," katanya.

"Mana tahu gerakan yang dilakukan Pak Ridwan Kamil misalnya di Jakarta menambah tingkat akseptabilitas masyarakat Jakarta. Kan kita enggak tahu apa yang terjadi seminggu, dua minggu, tiga minggu, atau dua bulan yang akan datang," sambungnya.

Waketum Partai Gerindra Habiburokhman mempersilakan Golkar untuk mempertimbangkan terlebih dahulu arah politik untuk Kang Emil. Apakah akan maju di Jakarta atau Jawa Barat.

"Kalau mereka mau di Jawa Barat ya pasti diputuskan di Jawa Barat oleh mereka. Tapi kami ingin sebaiknya di Jawa Barat kita menang, di Jakarta kita menang," kata Habiburokhman, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Walaupun begitu, menurutnya, Gerindra meyakini Kang Emil memiliki peluang besar untuk melenggang ke Jakarta. Karena tipikal pemilih di Jakarta biasanya cenderung positif terhadap sosok-sosok baru.

Berdasarkan pengalamannya dalam menangani Pilkada di Jakarta, survei-survei elektabilitas selalu tidak sama dengan hasil akhir. Contohnya, Fauzi Bowo sebagai incumbent yang kalah oleh Joko Widodo saat Pilkada DKI Jakarta 2012. Kemudian sosok Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai incumbent juga kalah oleh Anies Baswedan saat Pilkada Jakarta 2017.

"Kan dikategorikan incumbent, Pak Anies ini juga menjadi pertanyaan. Karena itu Ridwan Kamil adalah sosok baru di Jakarta dalam konteks elektoral," katanya.

Walaupun masyarakat secara nasional telah mengenal Kang Emil, menurutnya, sosok itu bisa tampil kompetitif jika berkompetisi di Jakarta. Terlebih lagi, kata dia, masyarakat pun sudah tahu pencapaian-pencapaian Kang Emil ketika menjadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat.

Di tempat terpisah, Sekjen Demokrat Teuku Riefky mengakui masih melakukan komunikasi politik dengan KIM. Apakah akan mengusung Kang Emil di Jakarta atau di Jawa Barat. "Kami terus mendengarkan masukan-masukan dan diskusi dengan partai KIM," kata Teuku, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai Kang Emil akan lebih berpeluang menang jika maju di Jawa Barat. Hal tersebut berdasarkan elektabilitas berbasis pada rasionalitas dari survei yang objektif.

Menurut dia, mengusung Kang Emil di Jabar bisa menjaga kestabilan suara Partai Golkar hingga pemilihan umum atau Pemilu di 2029.

"Dengan menjadikan Kang Emil menjadi Gubernur di Jabar, dapat menjaga, bahkan meningkatkan perolehan suara Golkar pada kontestasi akan datang. Kalau Kang Emil menang lagi di Jawa Barat, suara Golkar bisa terjaga," katanya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo