TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Anies Dijegal Atau Diselamatkan

Laporan: AY
Selasa, 30 Agustus 2022 | 08:44 WIB
Anies Baswedan. (Ist)
Anies Baswedan. (Ist)

JAKARTA - Tiga hari terakhir, muncul isu ada upaya menjegal Anies Baswedan maju di 2024. Jika dilihat dari elektabilitasnya yang selalu berada di tiga besar, menjegal Anies sesungguhnya bukan perkara mudah, tapi karena Anies tidak punya partai, hal itu juga bukan tidak mungkin. Lalu, apakah nantinya Anies akan dijegal atau akan diselamatkan..?

Isu adanya upaya penjegalan Anies pertama kali didengungkan Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief. Andi membangun asumsi ini dari pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut, belum tentu sosok yang elektabilitas tinggi bisa maju di 2024. Sebab, kewenangan mengajukan capres-cawapres ada di partai politik

Asumsi kemudian dia kuatkan dengan klaim mendengar kabar adanya upaya untuk menjegal koalisi yang akan mencalonkan Anies. Hal itu dilakukan agar Anies tidak mendapatkan tiket untuk maju Pilpres. “Saya mendengar ada upaya menjegal koalisi yang mencalonkan Anies. Anies tidak mendapat koalisi,” ucapnya, di akun Twitter @Andiarief_, Minggu (28/8).

Lalu, bisakah Anies dijegal? Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan, hal itu tidak mudah. Sebab, dengan elektabilitasnya yang tinggi, Anies akan menjadi “gula” bagi parpol.

Buktinya, saat ini NasDem, Demokrat, dan PKS, menunjukkan ketertarikan yang besar untuk mencalonkan Anies. Bahkan, NasDem sudah mengesahkannya melalui Rakernas, dengan memasukkan Anies bersama Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa menjadi kandidat capres yang direkomendasikan. NasDem, Demokrat, dan PKS juga terus pede untuk mengesahkan koalisi.

Namun begitu, jalan untuk menjegal Anies masih terbuka lebar. Kuncinya, dengan menarik NasDem. Jika NasDem keluar, otomatis Demokrat dan PKS tidak bisa berbuat apa-apa. “Koalisi Demokrat dan PKS tidak cukup untuk mengajukan calon,” ucapnya.

Menanggapi hal ini, Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago menyatakan, ketiga nama rekomendasi capres hasil Rakernas, Juni lalu, belum permanen. "Sampai saat ini, menurut Ketua Umum kami, tiga nama yang kami sampaikan di Rakernas masih dinamis. Artinya, masih bisa berubah," katanya saat dihubungi, kemarin.

Anggota Komisi IX DPR ini lantas menyindir Andi, seakan tidak memahami dinamika politik yang dinamis. Menurutnya, tidak ada yang bisa memastikan upaya jegal menjegal Anies seperti yang dikatakan Andi.

Irma justru menduga, yang dikhawatirkan Andi sebenarnya bukan nasib Anies, melainkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sebab, jika Anies gagal maju, peluang AHY untuk menjadi cawapres juga akan sirna.

Saya malah balik bertanya, mungkin maksud yang bersangkutan adalah tipisnya peluang jagoanya bersanding dengan Anies, jika Anies tidak dapat tiket ke Pilpres 2024. Padahal, jika pun Anies bisa dapat tiket, kan wakilnya pun belum tentu jagoannya Andi Arief," sindirnya.

Ketua Bapilu DPP PDIP Bambang “Pacul” Wuryanto meminta Andi membaca rule of the game terkait Pemilu 2024. “Kalau Pak Andi Ketua Bappilu, yang pertama dan paling utama dipelajari, tentu sama dengan saya, yaitu membaca rule of the game. Rule of the game-nya dibaca, aturan mainnya dibaca," sindir Bambang Pacul.

Dia menyampaikan, upaya penjegalan sebagaimana dimaksudkan Andi bukan persoalan. Asal, itu sesuai dengan aturan main yang berlaku. "Jadi, dijegal atau menjegal dan lain sebagainya, itu selama rule-nya itu mendukung, thats is the game! Endak ada soal gitu loh," tegasnya.

Karena itu, dia meminta Andi tidak asal menuduh pihak lain. “Nggak usah nuduh-nuduh. Menurut saya sih begitu. Beliau Ketua Bapilu, Bambang Pacul Ketua Pemenangan Pemilu, sama," ucapnya. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo