Prabowo-Puan, Bisa Bersaing Atau Bersanding
BOGOR - Akhirnya, safari politik Ketua DPP PDIP Puan Maharani ke Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, terjadi di Hambalang, Bogor, kemarin. Usai pertemuan selama hampir 2,5 jam, mereka menyatakan sudah satu pandangan dan satu keluarga. Namun, mereka belum bicara terang benderang terkait Pilpres 2024. Apakah nanti mereka akan bersanding atau malah bakal bersaing? Kita lihat saja.
Puan tiba di kediaman Prabowo, di Padepokan Garuda Yaksa, sekitar pukul 10.49 pagi. Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR ini, datang menaiki mobil Land Rover Defender bernopol B 1858 IR. Tiba di gerbang padepokan, Puan yang duduk di kursi bagian tengah, membuka kaca mobil, lalu melambaikan tangan ke arah wartawan yang menunggu sejak pagi. Putri Megawati Soekarnoputri itu, tampil sporty. Mengenakan kaus polo warna hitam dengan kerah merah, topi putih, dan masker warna merah.
Puan tak sendiri. Ia ditemani sejumlah pengurus elite PDIP. Antara lain, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Bappilu PDIP Bambang "Pacul" Wuryanto, dan Ketua Fraksi PDIP DPR Utut Adianto. Prabowo lalu mengajak Puan berkuda, makan siang bersama, dan diakhiri dengan pertemuan empat mata.
Lima belas menit sebelum pukul 2 siang, Puan dan Prabowo muncul di depan pintu. Jajaran elite PDIP dan Gerindra berjajar di belakangnya. Prabowo yang mengenakan baju safari, celana jeans, dan sepatu pantofel, ditemani sejumlah elite Gerindra, antara lain Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, dan Waketum Gerindra Sugiono.
Kepada wartawan, Prabowo menuturkan, perjalanan menuju Pilpres masih panjang. Namun yang jelas, ia menyatakan siap bekerja sama dengan PDIP. "Gerindra, dan bagi kita, apa pun demi kebaikan bangsa dan negara, kami siap," ucap Prabowo.
Apakah mungkin berduet dengan Puan di Pilpres 2024? Menteri Pertahanan ini menjawab diplomatis. Kemungkinan itu secara teori tentu saja ada.
"Demokrasi kita ini kekeluargaan ya. Bener nggak? Iya kan! Jadi, kita, apa saja mungkin untuk kebaikan bangsa dan negara di politik Indonesia," kata Prabowo.
Prabowo lalu menunjukkan keakraban dengan memanggil Puan dengan sebutan Mbak. “Itu jawaban saya kira-kira Mbak ya. Nggak salah kan?" imbuh Prabowo, sambil menoleh ke Puan dan tertawa.
Mendengar pernyataan itu, Puan sumringah. Jajaran elite PDIP ikutan tertawa dan bertepuk tangan.
Puan membalas panggilan Prabowo, dengan sebutan Mas. Dia mengaku punya kesamaan pikiran dengan Prabowo. Kata dia, hubungan antara PDIP dan Gerindra sudah terjalin sejak lama. Tak hanya terkait perpolitikan, Puan menyebut keduanya terus membina hubungan kekeluargaan yang kuat.
"Seperti yang tadi disampaikan Mas Prabowo, memang hubungan kami, keluarga kami tuh sudah jauh berjalan. Pasang surut di politik itu hanya satu bagian. Namun, yang paling penting itu adalah silaturahmi kekeluargaan yang tetap terbina," kata Puan.
Eks Menko PMK itu mengaku akan menjalin komunikasi lebih lanjut dengan Gerindra, khususnya soal Pilpres 2024. Kata dia, menjalin komunikasi tak bisa dalam satu hari. Dia lalu berbicara soal bersaing dan bersanding dalam politik. "Kami, partai politik paham dan sama-sama menyadari dan tentu saja siap berkomitmen kapan sih waktunya bersaing dan kapan waktunya bersanding,” imbuhnya.
Untuk pertemuan berikutnya, kata Puan, Megawati Soekarnoputri akan turun langsung. Nantinya, Megawati lah yang akan menentukan capres-cawapres yang akan diusung PDIP. "Nanti, pada saatnya, tentu saja akan kita putuskan mana yang terbaik dalam membangun bangsa dan negara di kemudian hari," pungkasnya.
Lalu, apa dampak pertemuan Prabowo-Puan pada peta politik saat ini? Pengamat politik Yunarto Wijaya melihat, pertemuan itu merupakan peristiwa politik biasa. Belum bisa dilihat apakah PDIP dan Gerindra akan berkoalisi atau tidak. Namun, satu yang jelas dari pertemuan ini adalah bagaimana keseriusan Puan menjalankan tugas mewakili Megawati untuk menjalin komunikasi politik menuju 2024.
Soal capres-cawapres, Yunarto memandang, mungkin saja Prabowo-Puan akan bersanding. Namun, bisa juga Prabowo dan Puan justru akan bertanding bila melihat kesepakatan Gerindra dengan PKB dalam menjalin kerja sama jauh lebih kuat. "Sementara, saya melihat pertemuan Puan Prabowo masih bersifat umum," kata Yunarto, kemarin.
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro. Kata dia, pertemuan Prabowo-Puan belum tentu berakhir di pelaminan. Alasannya, peluang koalisi Gerindra dengan PDIP cukup kecil. Keduanya sama-sama parpol nasionalis. Ceruk pemilihnya sama. Berbeda dengan Gerindra dan PKB.
“Walaupun tak tertutup kemungkinan kedua partai ini berkoalisi sebagaimana pernah terjadi saat Mega-Prabowo maju Pilpres 2009, walaupun berakhir dengan kekalahan,” kata Agung.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, koalisi Gerindra dan PKB sudah terjalin. Kalau koalisi ini sudah solid, peluang untuk Puan masuk akan tertutup. Karena PKB pasti ingin mencalonkan Muhaimin Iskandar alias Imin sebagai cawapres.
Ujang melihat, meskipun hubungan Prabowo dengan Puan sempat lengket, belum tentu mereka akan bersama-sama. Karena faktanya sekarang, Gerindra lebih memilih berkoalisi dengan PKB, bukan PDIP. "Karena memang politik itu selalu cepat berubah, dinamis, sangat cair," pungkasnya. (rm.id)
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu